Bab 20

Teriakan kencang Gavin berhasil membuat seorang dokter perempuan yang bertugas di UKS tersebut keluar. Dokter bernama Rinka itu keluar dari ruangannya. Matanya terbelalak melihat Gavin dan seorang siswi yang sedang digendongnya itu. Seluruh wajah gadis itu penuh noda darah, perban di kepalanya juga sudah basah dengan darah. Kemeja Gavin pun sudah kena. Astaga, apa yang terjadi?

Seusai instruksi dokter Rinka, Gavin menidurkan Yaya di ranjang UKS perlahan-lahan. Gadis itu masih menggigil tapi sudah tak sadarkan diri.

"Kenapa dengannya? Kok bisa luka begini?" tanya dokter Rinka yang sekarang tengah memeriksa keadaan Yaya.

Gavin duduk di tepi ranjang terus memperhatikan gadis yang sedang di obati itu. Pandangannya turun kebagian luka di kepala Yaya. Luka itu cukup dalam dan perlu dijahit kembali oleh dokter Rinka. Gavin tiba-tiba merasa penasaran. Apa yang terjadi pada gadis ini? Kenapa ia sampai terluka? Darimana luka itu? Apa yang Yaya lakukan sampai terluka parah seperti ini? Ahh, Gavin merasa bimbang. Dia berharap Yaya akan baik-baik saja.

Beberapa saat kemudian, Bintang dan Yasmin muncul dari balik pintu UKS. Mereka mendekati Gavin tapi pandangan mereka tak lepas dari Yaya yang terbaring tak sadarkan diri.

Dokter Rinka melirik sesaat kedua murid yang tiba-tiba muncul tersebut. Ia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran mereka, meski begitu ia tidak bisa mengusir mereka dan tetap fokus pada pekerjaannya.

"Kamu Gavin kan?" tanya dokter Rinka melirik Gavin. Gavin  mengangguk datar.

"Bersihkan wajahnya dengan tissue basah. Jangan sampai kena luka di kepalanya." perintah dokter itu lagi lalu berjalan ke arah mejanya, entah apa yang mau dia ambil.

Gavin masih tetap di tempatnya, menatap lurus ke Yaya. Gadis itu tidak menggigil lagi tapi wajahnya masih tertutupi darah. Tangannya meraih tissue basah di dekat situ, maju selangkah dan mulai membersihkan wajah Yaya perlahan. Ia amat sangat berhati-hati, takut kalau-kalau melukai gadis itu. Gavin tertegun melihat wajah yang dipenuhi darah tadi itu kini bersih.

Wajah gadis itu terlihat sangat pucat dalam tidurnya. Pria itu mendes@h pelan, ia juga berpikiran sama dengan Bintang dan Yasmin tadi, dirinya mengira Yaya hanya berakting seperti biasa untuk mencari perhatiannya. Tidak tahunya ternyata gadis itu benar-benar terluka. Sebenarnya apa yang membuat gadis ini terluka? Batinnya sekali lagi. Ia sungguh ingin tahu.

Gavin teringat semalam gadis itu menelponnya berkali-kali. Apa dia mau bilang kalau dia terluka? Atau mau minta tolong? Benarkah begitu? Kalau memang benar, pria itu tiba-tiba menyesali sikapnya yang terlalu cuek semalam.

"Permisi sebentar, saya harus perban lukanya."

suara dokter Rinka menyadarkan Gavin. Bintang dan Yasmin bergeser memberi ruang ke sih dokter, Gavin tetap disebelahnya mengamati proses pengobatan dokter Rinka. Ia menatap dokter itu setelah melihat sang dokter selesai dengan pekerjaannya. Ekspresinya jelas sekali seperti ingin tahu bagaimana keadaan Yaya.

Dokter Rinka menarik nafas panjang menatap tiga makhluk didepannya itu bergantian dan berhenti di Gavin.

"Lukanya terbuka dan darahnya banyak keluar karena itu ia tiba-tiba menggigil dan mengalami demam." jelas sang dokter dengan tangan terlipat didepan dada.

Bintang dan Gavin sama-sama menatap Yasmin yang kini menunduk. Ia merasa bersalah, kali ini ia sungguh-sungguh menyesali perbuatannya. Dalam hal ini, memang dia yang salah.

"Kenapa dia bisa terluka begitu? Harusnya dia istirahat dulu di rumah selama beberapa hari ini, sampai keadaannya benar-benar pulih." tanya dokter Rinka sekaligus memberi pendapat.

"Kami pikir dia bercanda dok." ujar Bintang tersenyum kikuk.

Dokter Rinka langsung melemparkan tatapan tajamnya. Bercanda? Yang benar saja, luka serius begini dianggap bercanda? Astaga, ia tidak mengerti pikiran anak-anak muda jaman sekarang.

"Kalian keluar dulu, biarkan dia istirahat. Gadis ini demam, saya akan meminta wali kelas kalian menghubungi keluarganya dan  membawanya pulang." kata dokter itu lagi.

Gavin menatap Yaya lama. Ia tidak tahu kenapa tapi hatinya seperti tidak mau pergi dari situ. Ia ingin melihat gadis itu membuka matanya. Ingin tahu bagaimana gadis itu terluka dan siapa yang melukainya. Pria itu mengusap wajahnya kesal. Astaga, apa yang salah dengannya? Tidak, tidak. Ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri supaya tidak terpengaruh dengan ketidakberdayaan gadis itu. Tapi kenapa dirinya masih merasa gelisah?

"Kapan kalian akan keluar? Sudah kubilangkan teman kalian ini perlu istirahat. Jangan mengganggunya dulu."

Dokter Rinka tidak habis pikir. Kenapa tiga murid didepannya ini terus menatap Yaya. Mereka juga sepertinya tidak ada tanda-tanda mau keluar dari situ jadi dia memutuskan untuk memberi ancaman.

"Kalian ingin wali kelas kalian yang menyeret kalian keluar dari sini?" ancam dokter Rinka. Nadanya agak tinggi.

Gavin akhirnya berbalik memutuskan pergi. Bukan karena takut dengan ancaman dokter Rinka, hanya saja ia mencoba untuk tidak peduli. Saat ini ia lebih takut pada perasaannya sendiri. Yang penting sekarang, Yaya sudah ditangani oleh dokter. Pasti akan baik-baik saja. Keluarganya juga akan datang sebentar lagi. Ia tidak perlu khawatir.

Sementara itu di kelas, Clara tidak berhenti merasa heran kenapa Yasmin peduli sekali sama Yaya. Kan mereka sama-sama tidak suka pada gadis itu. Tapi tadi dia lihat Yasmin ikut-ikutan panik dan menyusul keluar melihat keadaan Yaya. Clara jadi sebal pada teman sebangkunya itu.

"Yas, kok lo ikut-ikutan ngeliatin keadaannya sih cewek belagu itu sih?" sembur Clara ingin tahu. Biar saja tuh cewek, lagian udah ada Gavin dan Bintang juga yang ikut ke UKS.

Yasmin sama sekali tak menghiraukan perkataan Clara, ia malah duduk lemas dibangkunya. Ia masih merasa bersalah. Ia ingat jelas bagaimana dirinya mendorong keras kepala Yaya dan menekan lukanya tadi. Gadis itu menunduk tak menghiraukan pertanyaan Clara. Otaknya terus berdoa supaya Yaya tidak kenapa-napa. Ia tidak mau keadaan Yaya lebih serius akibat ulahnya.

Dibangkunya, Bintang dan Gavin sama-sama membisu. Bintang masih sibuk merasa tidak enak karena tidak percaya pada Yaya dan menuduhnya hanya berakting. Sedang Gavin, pria itu  berusaha keras menghilangkan gadis itu dari benaknya. Semenjak Yaya memenuhi otaknya, pikirannya selalu gelisah. Pokoknya ia harus menyingkirkan pikiran tentang gadis itu.

Terpopuler

Comments

Mamay Maimunah

Mamay Maimunah

shock banget sih pasti Yasmin...
bener kt dokter Rinka, anak sekarang emng klw becanda suka kelewatan
. 😤

2024-05-11

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

ah gavin berpikir dlm hati mlu , gedek gw😪

2024-04-13

0

Luzi

Luzi

selalu mewek baca tulisan loe Thor,,,suami di samping sampai bingung,baca sambil nangis 😭😭😭

2024-02-24

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 bab 107
108 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Extra part
115 Extra part 2
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
bab 107
108
108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Extra part
115
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!