Hari ini Gisel mulai bekerja. Mengepel, menyapu serta melap dinding kaca sudah menjadi makannya. Sewaktu masih tinggal dengan ayah dan ibu tirinya pekerjaan itulah yang menjadi sarapan paginya.
Sejak tamat sekolah menengah atas Gisel tidak melanjutkan kuliah bukan karna bodoh atau kurang mampu tapi karna Ayah dan Ibu tirinya tidak mengizinkan.
Sedangkan Dewi, adik tirinya bisa kuliah dan keluar seenaknya tanpa harus kerja ini kerja itu dirumah.
Entahlah, orang tua seperti apa yang Gisel miliki. Ayahnya lebih mementingkan Dewi di banding dirinya .
Dengan semangat Gisel melanjutkan pekerjaanya mengepel lantai sedangkan Melly melap dinding kaca .
Siang itu pengunjung Mall mulai ramai. Para pengunjung berlalu lalang di depan mereka berdua. Mereka berdua tidak sedikit pun terusik dengan kehadiran para pengunjung mall tersebut .
Mata Gisel sesekali menoleh kearah para pengunjung Mall hingga, matanya tertujuh pada tiga orang yang sedang bercanda ria disana .
Gisel mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh tetapi, tetap saja tidak bisa, butiran-bitiran kristal itu tetap saja berjatuan dari sudut mata indahnya.
Hambali,Tina dan Dewi sedang berada di Mall yang sama dengan dirinya. Hanya bedanya, mantan dari keluarganya itu sedang menghambur- hamburkan uang sedangkan Gisel berjuang mengumpulkan uang untuk bertahan hidup. Sungguh kehidupan yang sangat miris bukan?.
Tidak henti-hentinya Gisel memperhatikan mereka bertiga. Rasa rindu kepada Ayahnya Dia tahan sedemikian rupa, ingin sekali rasanya Gisel menghampiri dan menyapa mereka tapi, Dia takut pasti Ayahnya akan sangat marah apa lagi melihat pakaian yang Dia gunakan saat ini, pasti membuat Hambali malu mengakui bahwa Gisel adalah bagian dari keluarganya.
Gisel kembali melanjutkan pekerjaannya. Tekatnya saat ini adalah melupakan mereka dan menata hidup baru. Entah bisa atau tidak biarlah waktu yang akan menjawab.
Jam istirahat pun tiba. Kini, Gisel dan Melly beristirahat di pojokan pintu Mall tersebut sambil menikmati minuman bergambar daun teh hijau. Sesekali canda tawa mereka terdegar di sana.
"Sel, ntar malam Kamu bantuin Aku ya?," ujar Melly menatap Gisel .
" Bantuin apa?" balas Gisel sambil menyedot minuman yang ada di tanganya.
" Pokok ada, nanti Aku kasih tau asal Kamu setuju," ucap Melly lagi .
"Gisel mau, asal bukan hal yang aneh aneh," Gisel sedikit mengangguk
"Nah ..diel ..entar malam Kamu siap- siap. Semua kebutuhan Kamu, Aku yang handdeal. Kamu hanya mempersiapkan tubuh dan wajah cantikmu doang " ucap Melly senyum senyum sendiri .
"Oke deal. Asalkan tidak melanggar norma agama, Aku mau " ucap Gisel dengan serius .
"Oke setuju " mereka berdua saling berjabat tangan .
Tidak terasa waktu cepat berlalu. kedua gadis manis itu bersiap-siap untuk kembali ke kosan mereka. Semua barang-barang mereka sudah di masukkan kedalam rangsel masing masing .
"Mell ayo kita pulang!," ajak Gisel pada Melly .
"Oke " balas Melly sambil membulatkan kedua jarinya membentuk hurup O.
Mereka kini keluar dari pintu Mall dan Melangkah pulang ke kosan mereka .
Pukul lima sore Melly mengetuk pintu Gisel. Tidak lama kemudian yang empunya membuka pintu dari dalam.
"Humm... ada apa?" tanya Gisel dengan nada baru bangun tidur .
Belum juga menjawab Melly langsung masuk dan menerobos kedalam bilik Gisel dengan menenteng tas berisi pakaian serta alat make up .
"Kamu masih ingat janji kita tadi siang bukan?," Melly memplototkan matanya kearah Gisel .
" Iya ingat, terus apa hubunganya dengan barang-barang yang ada ditanganmu itu?," Gisel yang saat itu penasaran dengan apa yang di bawa Melly.
"Gak usah banyak tanya, cepat mandi entar kamu tau sendiri nantinya," ucap Melly sambil menari tangan Gisel untuk untuk berdiri.
Setelah Gisel mandi, Melly langsung mendudukkan tubuh Gisel di depan cermin rias.
Hampir tiga puluh menit tangan Melly merias wajah Gisel dan akhirnya . ....
"Sempurna " ucap Melly meletakkan alat make up di atas meja rias milik Gisel .
Gisel memandangi wajahnya didalam cermin sambil melotot.
"Mally, Apa benar yang di dalam itu adalah Aku?," ucapan Gisel sambil menepuk-nepuk pipinya secara bergantian.
"Iya bodoh, masa yang di dalam itu Ibu susi," Melly menyentil jidat Gisel.
Gisel hanya senyum walau jidatnya terasa sakit .
Penampilan Gisel saat ini sungguh sangat cantik, make up yang natural di padukan dengan gaun merah maron membuatnya sangat sempurna malam itu.
Tidak lama kemudian, keduanya meninggalkan kos dan melaju pergi menggunakan taxi online.
👉hay readers makasih dah mampir silahkan gunakan jari manis kalian buat like , coment ,vote ,dan rate bintang lima yang banyak ya ...makasih ........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Maizaton Othman
handle
2025-04-23
0
Itin
handdeal itu apa?
2023-07-25
2
Diah Elmawati
Mudahan niat Melly tidak jelek
2023-05-06
0