Bab 4 : Semakin Tertarik

..."Misterius, tidak terlalu dikenal, tersembunyi, dan jarang diketahui. Namun, mampu menarik perhatian."...

...~~~...

Di meja makan yang berukuran panjang, telihat keluarga kecil yang saling melengkapi. Iklima serta kedua orangtuanya berkumpul di meja makan, dan Ayah Adam menatap putrinya dengan teduh. Itu terjadi setelah selesai makan bersama istri dan anaknya.

"Bagaimana tadi di sekolah? Apa semua baik-baik saja? Terus, pulangnya sama siapa?" tanya Ayah Adam yang sangat menyayangi putrinya.

"Baik, Yah. Tadi pulangnya naik angkot," jawab Iklima santai.

Kedua bola mata Ayah Adam menatap Iklima dengan tidak percaya. "Apa kamu baik-baik saja, Nak? Tidak terjadi apa-apa kan sama putri Ayah? Ayah juga sudah bilang, nanti biar supir saja yang jemput kamu, tapi malah naik angkutan umum."

"Enggak papa, Yah. Lagi pula, Iklima harus belajar mandiri dan tidak manja," jawab Iklima. Dia sedikit takut kepada ayahnya jika sudah begitu. Namun, ia mampu mengalihkan suasana dengan sangat baik.

Ayah Adam menghembuskan napasnya pelan. "Bukan itu maksudnya, Iklima. Ayah takut terjadi sesuatu kepada kamu, karena angkutan umum itu banyak orang yang tidak dikenal, sedangkan putri Ayah tidak terbiasa berada di lingkungan yang bebas," ujar Ayah Adam menasihati putrinya.

Iklima tertunduk, dia merasa sangat bersalah kepada ayahnya, dan tidak mau lagi membuat kedua orangtuanya khawatir. Maka dari itu, ia lebih memilih diam, dan mendengarkan ucapan Ayah Adam.

Iklima juga membenarkan perkataan ayahnya, karena tidak baik perempuan sepertinya berada di tempat yang seperti itu, dengan pakaian terbuka. Dan jika memang ingin berpergian, ia seharusnya menggunakan pakaian yang tertutup sehingga tidak mudah digangu.

"Lain kali kalau Iklima mau ke mana-mana, kabari Ayah atau Mama, karena kami sangat menyayangi Iklima. Ayah harap, Iklima bisa mengerti semua perkataan Ayah tadi," lanjut Ayah Adam, dan Iklima berpikir sejenak.

Tiba-tiba saja, bayangan laki-laki tadi yang berada di angkutan umum kembali Iklima pikiran. Untung saja Hadwan membantu dan melindunginya, sehingga membuatnya merasa terlindungi. Coba saja kalau tadi Hadwan tidak membantunya, maka Iklima tidak akan tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti. Mungkin saja hal buruk bisa terjadi kepadanya.

"Iya, Ayah," jawab Iklima sembari beranjak dari kursinya, dan menghampiri Ayah Adam yang berada di samping mamanya.

"Terima kasih Ayah, Iklima sangat menyayangi Ayah," ucap Iklima sembari memeluk Ayah Adam dari belakang.

Dengan perbuatan Iklima yang seperti itu, mampu membuat Ayah Adam mengembangkan senyumnya yang sangat indah.

"Maafkan Ayah, karena tadi tidak bisa menjemputmu di sekolah," ucap Ayah Adam sembari mengelus kepala putri kesayangannya.

"Tidak papa, Yah. Iklima sangat sayang Ayah. Lagi pula, selama ini Iklima selalu membuat repot Ayah, seharunya Iklima yang meminta maaf kepada Ayah," balas Iklima sembari tersenyum.

Ayah Adam ikut tersenyum mendengar balasan dari putrinya. "Putri Ayah tidak pernah merepotkan kedua orangtuanya sama sekali. Jadi, jangan mengatakan itu. Iklima Karamatun Nazwa selalu menjadi ratu di hati Ayah dan Mama," ujar Ayah Adam sembari tersenyum lebar.

"Ah, terima kasih, Yah. Ayah dan Mama memang orang tua terbaik bagi Iklima." Setelah mengatakan itu, lantas Iklima langsung saja memeluk tubuh kedua orangtuanya dengan penuh kasih sayang.

Beberapa menit kemudian, Iklima dan Mama Nadira sudah selesai menyuci piring, dan membereskan meja makan mereka. Maka dari itu, Iklima langsung saja pergi ke kamar. Akan tetapi, Iklima meminta mamanya untuk menemaninya sebentar di dalam kamarnya.

Dengan begitu, Mama Nadira hanya bisa menuruti permintaan putrinya saja.

"Ma, apa seorang wanita harus menggunakan hijab?" tanya Iklima pada Mama Nadira yang tengah menatap wajahnya.

"Kalau menurut ajaran kita, iya sayang. Apa Iklima mau menggunakan jilbab? Mama sangat senang kalau itu benar," jawab Mama Nadira, dengan gembira.

Mama Nadira dari dulu memang sudah menggunakan hijab, dan meminta putrinya untuk menutup auratnya serta menggunakan hijab. Akan tetapi, Iklima sering kali membuat alasan agar tidak mengunakannya, karena tidak terbiasa.

Maka dari itu, Mama Nadira akan sangat senang jika putranya mau menggunakan hijab.

"Em, Iklima masih belum siap, Ma. Mungkin nanti jika sudah siap, Iklima akan menggunakannya," jawab Iklima sembari tersenyum tipis.

"Baiklah, Mama akan menunggu sampai waktu itu tiba," ucap Mama Nadira sembari mengelus pelan pipi Iklima.

"Mama ke kamar dulu ya. Tidur yang nyenyak, dan jangan lupa baca doa tidur terlebih dahulu," ucap Mama Nadira pada saat akan keluar dari kamar putrinya.

"Baik, Ma." Iklima langsung menarik selimutnya, dan membaca doa sebelum tidur, seperti yang mamanya katakan.

Mama Nadira hanya tersenyum, dan langsung saja menutup pintu kamar Iklima. Iklima memang anak yang sangat penurut kepada kedua orangtuanya, sehingga Mama Nadira dan Ayah Adam sangat menyayangi putri satu-satunya itu.

...****************...

Suasana pagi hari di SMAN Galaksi, masih sama seperti biasanya, dengan adanya siswa yang mulai berdatangan untuk belajar dan mencari ilmu.

Di antara para siswa yang saling berdatangan, ada seorang laki-laki yang sedang berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah sembari memainkan kedua tangannya. Pandangan matanya masih tetep menatap ke bawah, sedangkan siswa dan siswi yang sudah biasa melihatnya hanya menatap malas saja, karena sudah biasa melihat tingkah Hadwan yang terbilang sangat aneh.

Hadwan hanya fokus dengan langkah kakinya yang akan mengantarkannya ke kelas 12 IPA, di mana tempat itulah yang akan memberikan ilmu pengetahuan kepadanya.

Walaupun banyak yang membicarakan tentang keanehan Hadwan, tetapi Hadwan tidak pernah sama sekali marah. Dia hanya diam saja, dan terus bersikap santai, walaupun banyak perkataan buruk yang ia dapatkan setiap hari.

Tidak jauh dari tempat Hadwan berada, Iklima terus memerhatikan pria itu. Dari mulai tingkah dan kelakuannya, tapi Iklima sama sekali tidak menyangka bahwa Hadwan yang ia lihat ini sangat santai saja, walaupun banyak yang membicarakan hal buruk tentangnya.

"Hadwan, apa kamu bermasalah? Coba periksakan ke dokter, mungkin saja otak kamu sudah tidak berfungsi lagi, dan menjadi depresi," cibir Daniel yang diiringi dengan gelak tawa dari kawan-kawannya.

Hadwan hanya diam saja, dia tidak memperdulikan cibiran dari Danel. Hadwan dengan tenang, melanjutkan jalannya yang sempat terhenti.

"Et! Mau ke mana kamu?" Daniel menarik lengan tangan Hadwan, sehingga membuatnya sedikit terjungkal ke belakang, tetapi ia masih saja sabar, dan tidak menarahi atau membalas perbuatan Daniel.

Iklima yang melihat kejadian itu hanya menahan geram, karena yang dilakukan oleh Daniel dan kawan-kawannya sudah diluar batas kewajaran, sehingga membuat Iklima tidak tahan untuk tetap membiarkan Hadwan diperlakukan seperti itu oleh Daniel.

Maka dari itu, tanpa berpikir panjang, Iklima langsung saja menghampiri Hadwan dan Daniel, dengan keberaniannya.

"Apa yang kamu lakukan, Daniel? Tidak baik kamu memperlakukan orang lain seperti itu, apalagi dengan cara kekerasan yang sudah melanggar aturan sekolah." Iklima sangat marah, dia tidak memperdulikan banyaknya siswa yang melihat perbuatannya.

"Iklima, kamu di sini?" Daniel salah tingkah, karena ketahuan oleh Iklima.

"Iya, lalu kenapa emangnya? Seharusnya sebagai anak dari pemilik sekolah, kamu memberikan contoh yang baik buat murid dan siswa lainnya, supaya tidak melanggar aturan sekolah, apalagi membuli dan menjatuhkan mental orang yang tidak bersalah." Iklima sudah hilang kesabaran, dia masih menatap tajam Daniel.

"Iklima, semua yang kamu lihat itu tidak benar. Percayalah, aku tidak melakukan apa pun kepada Hadwan," sanggah Daniel dengan wajah tidak bersalahnya.

"Jangan mengelak lagi, Daniel. Saya sudah melihat semuanya, dan itu tidak sama seperti yang kamu katakan. Jadi, minta maaflah sekarang juga kepada Kak Hadwan!" perintah Iklima, masih dengan sorot mata yang tajam.

Terpopuler

Comments

umi b4well (hiatus)

umi b4well (hiatus)

aduh aduh...pintarnta iklima.mmng harus gitu mmbela kebenaran

2023-02-18

1

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

buat Iklima pnter beladiri juga dong thor....🙏 biar bisa melindungi dirinya..

2023-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Iklima Karomatun Nazwa
2 Bab 2 : Hadwan Harsa Haryaka
3 Bab 3 : Pertemuan Pertama
4 Bab 4 : Semakin Tertarik
5 Bab 5 : Laki-laki Yang Baik
6 Bab 6 : Membuat Penasaran
7 Bab 7 : Mulai mendekat
8 Bab 8 : Pesona
9 Bab 9 : Tangtangan
10 Bab 10 : Tidak Akan Menyerah!
11 Bab 11 : Pertemuan Tanpa Disengaja
12 Bab 12 : Meminta Maaf
13 Bab 13 : Ingin Menggapaimu
14 Bab 14 : Untuk Pertama Kalinya
15 Bab 15 : Sempurna
16 Bab 16 : Menggunakan Hijab
17 Bab 17 : Kerusuhan
18 Bab 18 : Peringatan
19 Bab 19 : Belajar Istiqamah
20 Bab 20 : Lebih Baik Di Belakang
21 Bab 21 : Keistimewaan Memakai Hijab
22 Bab 22 : Menundukkan Pandangan
23 Bab 23 : Prasangka Buruk
24 Bab 24 : Berubah
25 Bab 25 : Penenang
26 Bab 26 : Semakin Menjauh
27 Bab 27 : Penolakan
28 Bab 28 : Sakit Hati
29 Bab 29 : Kepergianmu Bukan Tanpa Alasan
30 Bab 30 : Semakin Lebih Baik
31 Bab 31 : Kembali
32 Bab 32 : Rindu Bertemu
33 Bab 33 : Tidak Mengijinkan
34 Bab 34 : Membujuk
35 Bab 35 : Bertemu Kembali
36 Bab 36 : Silaturahmi
37 Bab 37 : Tragedi
38 Bab 38 : Cemas
39 Bab 39 : Kepergok
40 Bab 40 : Menjenguk
41 Bab 41 : Mencurigakan
42 Bab 42 : Mengantar Pulang
43 Bab 43 : Semakin Gugup Saja
44 Bab 44 : Belum Saatnya
45 Bab 45 : Lebih Mempercayai Hadwan
46 Bab 46 : Mungkin Caraku Salah
47 Bab 47 : Apa Tidak Terlalu Berlebihan?
48 Bab 48 : Sikap Dingin Anisa
49 Bab 49 : Pembicara Empat Mata
50 Bab 50 : Kecurigaan Hadwan
51 Bab 51 : Semakin Kuat
52 Bab 52 : Dering Ponsel Darurat
53 Bab 53 : Kejadian Tak Terduga
54 Bab 54 : Perselisihan
55 Bab 55 : Rahasia Yang Terbongkar
56 Bab 56 : Kabar Yang Mengejutkan
57 Bab 57 : Mengalami Kelumpuhan
58 Bab 58 : Harus Tabah
59 Bab 59 : Kecemasan Ayah Adam
60 Bab 60 : Harus Kuat Untuk Putri Kita
61 Bab 61 : Semakin Menegangkan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Iklima Karomatun Nazwa
2
Bab 2 : Hadwan Harsa Haryaka
3
Bab 3 : Pertemuan Pertama
4
Bab 4 : Semakin Tertarik
5
Bab 5 : Laki-laki Yang Baik
6
Bab 6 : Membuat Penasaran
7
Bab 7 : Mulai mendekat
8
Bab 8 : Pesona
9
Bab 9 : Tangtangan
10
Bab 10 : Tidak Akan Menyerah!
11
Bab 11 : Pertemuan Tanpa Disengaja
12
Bab 12 : Meminta Maaf
13
Bab 13 : Ingin Menggapaimu
14
Bab 14 : Untuk Pertama Kalinya
15
Bab 15 : Sempurna
16
Bab 16 : Menggunakan Hijab
17
Bab 17 : Kerusuhan
18
Bab 18 : Peringatan
19
Bab 19 : Belajar Istiqamah
20
Bab 20 : Lebih Baik Di Belakang
21
Bab 21 : Keistimewaan Memakai Hijab
22
Bab 22 : Menundukkan Pandangan
23
Bab 23 : Prasangka Buruk
24
Bab 24 : Berubah
25
Bab 25 : Penenang
26
Bab 26 : Semakin Menjauh
27
Bab 27 : Penolakan
28
Bab 28 : Sakit Hati
29
Bab 29 : Kepergianmu Bukan Tanpa Alasan
30
Bab 30 : Semakin Lebih Baik
31
Bab 31 : Kembali
32
Bab 32 : Rindu Bertemu
33
Bab 33 : Tidak Mengijinkan
34
Bab 34 : Membujuk
35
Bab 35 : Bertemu Kembali
36
Bab 36 : Silaturahmi
37
Bab 37 : Tragedi
38
Bab 38 : Cemas
39
Bab 39 : Kepergok
40
Bab 40 : Menjenguk
41
Bab 41 : Mencurigakan
42
Bab 42 : Mengantar Pulang
43
Bab 43 : Semakin Gugup Saja
44
Bab 44 : Belum Saatnya
45
Bab 45 : Lebih Mempercayai Hadwan
46
Bab 46 : Mungkin Caraku Salah
47
Bab 47 : Apa Tidak Terlalu Berlebihan?
48
Bab 48 : Sikap Dingin Anisa
49
Bab 49 : Pembicara Empat Mata
50
Bab 50 : Kecurigaan Hadwan
51
Bab 51 : Semakin Kuat
52
Bab 52 : Dering Ponsel Darurat
53
Bab 53 : Kejadian Tak Terduga
54
Bab 54 : Perselisihan
55
Bab 55 : Rahasia Yang Terbongkar
56
Bab 56 : Kabar Yang Mengejutkan
57
Bab 57 : Mengalami Kelumpuhan
58
Bab 58 : Harus Tabah
59
Bab 59 : Kecemasan Ayah Adam
60
Bab 60 : Harus Kuat Untuk Putri Kita
61
Bab 61 : Semakin Menegangkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!