Halusinasi?
Wulan membuka kedua matanya dengan perlahan.
Ia duduk dan mencoba untuk menerka dimana tempat keberadaannya sekarang.
Bukankah seharusnya dirinya sedang berada di rumah Ibu Siska bersama ayahnya?
Kenapa sekarang ia tiba-tiba berada di rumah sakit?
Apakah ayahnya yang membawanya?
Wulan
Eerrrgghh...(meringis kesakitan)
Entah bagaimana kepalanya mendadak terasa sakit.
Seolah habis dihantam oleh benda yang sangat keras.
Wulan
Apa yang sebenarnya sudah terjadi? (menggumam pada diri sendiri)
Dr. Hasan
Kamu sudah sadar?
Seorang dokter muda berjalan pelan menghampiri Wulan dan mengecek kondisinya.
Dr. Hasan
Bagaimana perasaanmu sekarang?
Dr. Hasan
Apa kepalanya masih terasa sakit?
Wulan
Agak nyeri tapi masih bisa ditahan.
Dr. Hasan
Itu karena ada benturan yang cukup keras di bagian kepala dan juga leher, yang mengakibatkan trauma kecil di tulang tengkorak.
Dr. Hasan
Beruntungnya itu bukan sesuatu yang fatal.
Dr. Hasan
Jadi dengan sedikit istirahat dan rajin minum obat yang sudah diresepkan, rasa sakit di kepalamu akan segera berangsur-angsur pulih.
Wulan
Begitu ya... (kembali menggumam)
Wulan
Lalu dimana ayah saya, Dok?
Wulan
Saya ingin bertemu dengan ayah saya.
Wulan
Dia pasti khawatir sekali melihat saya dalam kondisi seperti ini?
Dr. Hasan
Dia sepertinya masih di ruang penanganan.
Dr. Hasan
Mungkin sebentar lagi selesai.
Wulan
Penanganan? (Bingung)
Wulan
Memangnya apa yang sudah terjadi pada ayah saya, Dok?
Dr. Hasan
Kamu sama sekali tidak ingat, ya?
Ingatan apa yang sudah terhapus darinya?
Jika mau diingat-ingat lagi, keberadaan mereka terakhir kali adalah di rumah Ibu Siska.
Wulan sedang berusaha untuk menyingkirkan Ibu Siska yang merupakan makhluk jelmaan iblis nukekubi.
Sementara ayahnya berada di luar rumah, mencoba untuk masuk ke dalam.
Lalu setelah itu, tubuh Ibu Siska hancur karena rapalan mantra yang diucapkan Wulan.
Harusnya mereka masih berada di sana.
Kenapa tiba-tiba ada di rumah sakit?
Apakah saat tubuh Ibu Siska meledak, efek ledakannya membuat kepala Wulan terhantam sesuatu?
Apa itu juga yang membuat ayahnya terluka?
Kemudian ayahnya langsung membawanya ke rumah sakit?
Dr. Hasan
Mobil kalian mengalami kecelakaan di simpang lima tadi subuh.
Dr. Hasan
Untung ada pak polisi yang sedang jaga waktu itu.
Dr. Hasan
Jadi langsung membawa kalian ke sini untuk segera ditangani.
Wulan
Hah? Kecelakaan mobil?
Wulan semakin kebingungan mendengar penjelasan sang dokter.
Ia ingat betul bahwa dirinya dan juga ayahnya berada di rumah itu.
Dan mereka sama sekali tidak mengalami kecelakaan mobil.
Belum lepas semua kebingungan yang dirasakan Wulan, ayahnya, Pak Indra, muncul dari balik tirai dan menghampirinya.
Abi
Kamu sudah sadar, Nak?
Abi
(Memeluk Wulan dengan penuh hari dan perasaan lega)
Abi
Oh, ya ampun, betapa syoknya Abi saat melihat kamu sama sekali tidak sadarkan diri, Nak.
Abi
Abi pikir kamu akan meninggalkan Abi sendirian.
Wulan
Abi ini bicara apa, sih?
Wulan
Wulan baik-baik aja, kok.
Wulan
Jadi Abi tidak usah cemas lagi, ya.
Abi
Karena kelalaian Abi saat menyetir, kita jadi mengalami kecelakaan dan kamu harus terluka seperti ini.
Jadi apa yang dikatakan dokter itu memang benar?
Mobil mereka berdua mengalami kecelakaan.
Kenapa Wulan sama sekali tidak ingat?
Abi
(Menoleh ke arah dokter)
Abi
Panggil saja saya Pak Indra, Dok.
Dr. Hasan
Oh iya...Pak Indra...Anda tidak perlu menyalahkan diri Anda seperti itu.
Dr. Hasan
Toh, ini semua adalah musibah.
Dr. Hasan
Kita tidak pernah bisa menduga kapan datangnya.
Dr. Hasan
Lagipula kondisi anak Anda sudah mulai membaik.
Dr. Hasan
Tidak ada luka yang cukup serius.
Dr. Hasan
Anak Anda hanya perlu banyak istirahat dan meminum obatnya. Bahkan mungkin nanti sore sudah bisa pulang.
Dr. Hasan
Dan Anda juga sedang terluka kan?
Dr. Hasan
Anda juga perlu istirahat untuk memulihkan kondisi tubuh Anda.
Abi
Terima kasih banyak sudah merawat anak saya.
Dr. Hasan
Ini memang sudah menjadi tugas saya, Pak.
Dr. Hasan
Dan karena Anda sudah di sini, saya permisi sebentar untuk memeriksa pasien yang lain.
Abi
Sekali lagi terima kasih.
Sang dokter hanya tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan Pak Indra dan juga Wulan.
Buru-buru Pak Indra mengecek keadaan Wulan.
Khususnya bagian kepalanya.
Wulan
Wulan baik-baik saja.
Abi
Syukurlah kalau begitu...
Wulan
Abi sendiri bagaimana?
Wulan
Wulan lihat luka Abi juga cukup parah. (memperhatikan balutan gips yang di perban dan menyangga lengan kanan Pak Indra)
Abi
Terkilir sedikit saja. Paling nanti sehari dua hari sudah sembuh.
Wulan tahu bahwa sebenarnya itu bukan luka yang ringan.
Efek dari kecelakaan itu mungkin saja membuat lengan Pak Indra patah, atau ada beberapa tulangnya yang bergeser.
Jika begitu, berarti kecelakaan yang terjadi memang cukup parah.
Dan bisa jadi juga karena benturan keras itu, ingatan Wulan jadi sedikit bermasalah.
Lalu bagaimana dengan Ibu Siska?
Tubuhnya sudah hancur. Mustahil tidak ada seorang pun yang tidak mengetahuinya.
Wulan
Ibu Siska...bagaimana dengannya?
Wulan
Abi mungkin masih belum bisa menerima ini, tapi apa yang sudah menimpa Ibu Siska memang sudah seharusnya terjadi.
Wulan
Wulan sudah memperingati Ibu Siska, dan memintanya untuk pergi meninggalkan kota ini.
Wulan
Tapi Ibu Siska menolak dan malah berbalik menyerang.
Wulan
Jadi, mau tidak mau Wulan terpaksa harus memusnahkannya.
Wulan
Supaya keberadaannya sebagai makhluk jelmaan nukekubi tidak memakan korban lagi.
Abi
Kamu ini sebenarnya bicara tentang apa?
Abi
Kamu habis mimpi horor ya?
Wulan
(lagi-lagi kebingungan)
Wulan
Mimpi dari mana sih, Bi?
Wulan
Kan semalam kita ke rumahnya Ibu Siska.
Wulan
Gara-garanya Wulan buat ulah di sekolah, dan Abi ingin Wulan meminta maaf sama Ibu Siska.
Wulan
Tapi karena Wulan tahu kalau Ibu Siska punya niat yang sangat jahat, Wulan tidak mau minta maaf dan akhirnya Abi jadi marah besar.
Abi
(Giliran dirinya yang bingung)
Abi
Abi marah besar sama kamu?
Wulan
Abi lupa? Ibu Siska. Kepala sekolah Wulan.
Abi
Tapi seingat Abi, kamu sama sekali tidak punya kepala sekolah bernama Ibu Siska.
Abi
Kepala sekolahmu kan, laki-laki Nak?
Abi
Pak Mudji namanya. Bukan Ibu Siska.
Tubuh Wulan menegang seketika.
Kepala sekolahnya laki-laki?
Wulan
Aduh, Abi jangan bercanda deh.
Wulan
Bagaimana itu mungkin?
Wulan
Ibu Siska itu sudah menjabat sebagai kepala sekolah selama bertahun-tahun.
Wulan
Kok, malah tiba-tiba berubah jadi Pak Mudji sih, Bi?
Wulan
Kapan pergantiannya?
Abi
Justru Abi yang mau nanya sama kamu?
Abi
Kamu kenal Ibu Siska darimana dan dimana?
Abi
Kepala sekolahmu itu dari dulu ya, Pak Mudji.
Abi
Kalau tidak percaya, nih Abi kasih liat group chat sekolah kamu di hape Abi.
Abi
(mengeluarkan hape dan memperlihatkan isi group chat sekolah Wulan)
Wulan memperhatikan setiap nama yang menjadi anggota dari group chat tersebut.
Ia juga memeriksa secara detail pada tiap foto profil yang terpasang di setiap nomor mereka.
Nama dan foto Ibu Siska tidak ada.
Bahkan yang lebih mengejutkan adalah Pak Mudji memanglah kepala sekolahnya.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi?
Apakah selama ini dirinya hanya berhalusinasi?
Jika ini halusinasi, kenapa rasanya begitu nyata?
Kehadiran Ibu Siska dan pertarungan itu---terasa benar-benar Wulan alami.
Comments