Dihari berikutnya,disaat matahari baru memunculkan dirinya
Tamara baru saja keluar dari kamar mandi,padahal matahari baru saja terlihat,udaranya terasa sejuk
Cayana Tamara
Hufft...dingin bangett!,
[tamara menggosok kedua tangan nya,mulai mengeratkan handuk yang dia pakai,sesekali menghembuskan nafas kedinginan]
Tamara keluar dari kamar mandi dengan badan yang gemetaran,untungnya handuk tamara tebal,warna nya coklat lembut, beneran dehh suasana pagi didesa itu sangat² dingin😖
•••
Cayana Tamara
ini sesuai gk yaa?,
[tamara meraba raba bajunya berulang kali,berusaha merasa kan apa kah bajunya sudah rapi atau tidak,dia merasa gugup sekali kali ini]
Cayana Tamara
Tamara terlihat gelisah dikamarnya, dia terus bolak balik kesana kemari,mungkin sudah kesekian kali nya tamara menabrak benda benda dikamarnya itu
pakaian tamara berwarna abu abu sedikit biru lembut,rambut nya tergerai,panjang nya mungkin telah melebihi pinggang milik nya,warna rambut yang hitam pekat dan berkilau,tidak memakai aksesoris apapun,sekedar gaun itu saja
•••
Dibagian lain,terdengar ketukan pintu yang tidak begitu keras,mengetuk beberapa kali tanpa ada tambahan suara memanggil
Bunda cayana yang mendengar itu lantas berjalan lebih cepat menuju pintu utama,berusaha agar tidak membuat si pengetuk menunggu,dia seperti nya tau itu siapa
Bunda Cayana
Yaaa sebentar!!,
[bunda cayana menjawab dengan sedikit lebih keras]
Bunda Cayana
Eh!Alumna?,
[bunda cayana di buat sedikit terkejut,dia seperti nya salah menebak siapa yang datang]
Bunda Alumna {alumna prabaswara}
Iyaaa cayana,ngapain kaget gitu?pasti ngiranya bukan aku kan?.
[Bunda alumna terkekeh pelan melihat respon bunda cayana,dia sedikit merasa ini lucu]
Bunda Alumna {alumna prabaswara}
kita kan kemarin buat kesepakatan kalau tamara mau nemenin rajen jalan jalan keliling desa?jadi aku mau nganterin rajendra kesini,
[bunda alumna hanya tersenyum sambil mengingatkan bunda cayana akan janji mereka kemarin]
Bunda Cayana
ohh iya,bentar aku manggil tamara dulu yaa
[bunda cayana pun mulai bergerak pergi untuk memanggil tamara,meninggalkan bunda alumna dan rajendra dipintu utama,namun tiba tiba]
Cayana Tamara
pagi bunda-bunda.
[Tamara datang dengan menggunakan tongkat nya,dia memberikan senyuman manis andalannya,sebenarnya arah pandang tamara sedikit miring,dia lebih menatap kearah pintu]
Cayana Tamara
dan pagi rajendra,
[tamara berbicara pelan,dia merasa canggung mengatakan itu,ini pertama kali nya tamara pergi keluar dengan orang lain,apalagi itu pria]
mungkin memang aneh karna tamara bisa mengetahui keberadaan bunda cayana dan bunda alumna.
Tapii! itu lah kelebihan tamara,dia bisa merasakan keberadaan seseorang sejauh apapun,selagi orang itu bernafas,dia bisa merasakan nya,tanpa melihat saja dia tau apa lagi kalau dia bisa melihat?.
Bunda Alumna {alumna prabaswara}
aduhh anak bunda yang manis,udah selesai siap siap kamu ternyata nak,
[bunda alumna memegang bahu tamara,membimbing tamara kearah kursi roda rajendra,bunda alumna tak henti henti nya tersenyum,padahal dia tau tamara tak bisa melihat nya]
Cayana Tamara
hehehe,iya bunda alumna,takut jendra nunggu lama,
[tamara hanya tersenyum kikuk,dia sedikit canggung berucap begitu,sejujurnya dia masih sangat ragu untuk meninggalkan rumahnya,walaupun hanya sehari saja]
Bunda Cayana
yaudah, sekarang pergi aja sana temenin rajendra keliling desa!bunda mau lanjut masak dulu,
[bunda cayana menepuk pelan bahu tamara,tersenyum tipis dan melambaikan tangan dipintu utama rumahnya]
Cayana Tamara
iyaa bunda,tamara pamit dulu.
[Tamara bersalaman dengan bunda cayana dan bunda alumna terlebih dahulu,lalu dia mulai melangkah menjauh]
Bunda Cayana
hemm,hati hati,
[bunda cayana menerima uluran tangan tamara,dia hanya mengangguk singkat]
Bunda Alumna {alumna prabaswara}
baiklah,kalian kalau ada apa apa nanti bilang ke bunda yaa?
[bunda alumna mengingatkan mereka berulang kali,akhirnya mereka pun mulai menjauh]
Cayana Tamara
iyaa bundaa
Jayantaka Rajendra Prabaswara
iya bunda
Bunda Alumna {alumna prabaswara}
hati hati anak anak ku
[bunda alumna melambaikan tangan nya berulang kali]
Cayana Tamara
kita mau kemana dulu?.
[Mereka sudah mulai menjauh,tamara memegang kursi roda rajendra lebih erat,ingin bertanya pendapat rajendra,karna sedari tadi dia hanya diam]
Jayantaka Rajendra Prabaswara
tempat terbaik disini,
[ranjendra hanya membalas seadanya,masih dengan nada datar dan aura suara yang dingin]
Cayana Tamara
o-oh baiklah.
[Tamara merasa lebih canggung sekarang,jadi dia hanya mendorong kursi roda rajendra tanpa banyak bicara,sesekali ranjendra menunjukan ada apa didepannya]
Cayana Tamara
nanti,tolong bantu perhatiin jalan yang jelas yaa jen,
[tamara bicara agak ragu,takut salah kata,dan tamara mendorong kursi roda rajendra perlahan]
Jayantaka Rajendra Prabaswara
oh iya
[nada suara ranjendra masih sama,datar dan dingin]
setelah tamara dan rajendra tak terlihat lagi,bunda alumna pun berpamitan kepada bunda cayana
Bunda Alumna {alumna prabaswara}
cay! aku pulang dulu yaa, mau nyuci baju nihh.
[Bunda alumna melambaikan tangan kepada bunda cayana,dia tersenyum dan mulai beranjak pergi]
Bunda Cayana
iya silahkan pergi aja,
aku juga mau masak nihh.
[Hanya mengangguk singkat, dan mulai berbalik pergi juga]
Comments