🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Boleh aku mendoakanmu sekarang?" Izin Leo.
"Dengan senang hati, Mas," sahut Aurora dengan tutur kata yang begitu lembut dan pelan nyaris suaminya saja yang mendengar.
Leo menadahkan tangan kirinya sebatas dada sedangkan tangan kanannya ia letakan di atas kepala Aurora tepat di ubun-ubun wanita bercadar putih tersebut.
"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih."
Artinya: ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.
Setelah acara yang berlangsung khidmat itu selesai tinggalah kini sang pengantin meminta doa restu pada pihak keluarga yang hadir. Senyum bahagia dan tangis haru menghiasi prosesi sungkeman, banyak pesan yang di titipkan untuk Leo dan Aurora terutama dari orang tua mereka masing-masing.
Hari bahagia yang cukup sederhana itupun di akhiri dengan makan malam bersama dengan keluarga di salah dari restoran mewah tepat di pusat kota.
"Apa kamu merencanakan bulan madu, Nak?" tanya Ayah Arman pada putranya.
"Belum, nanti bisa kita bicara kan setelah ini, " jawab Leo.
"Jangan menunda memiliki momongan ya, ibu sangat mengharapkan itu, " timpal Ibu Salma, wanita baya yang tak lagi bisa hamil setelah melahirkan Leo kedunia, dan itulah satu-satunya alasan kenapa pria itu menjadi anak tunggal Barata.
Aurora hanya mengulum senyum, untung saja ia memakai cadar sehingga tak ada satu orangpun yang melihat semerah apa kedua pipinya saat ini.
.
.
"Langsung pulang ke rumah ku, atau mau tinggal di rumah orang tuamu dulu untuk sementara waktu?" tanya Leo saat keduanya berjalan keluar dari resto menuju mobil mewah miliknya.
"Terserah Mas Leo saja, aku tak masalah tinggal dimana pun, " sahut Aurora.
"Kita kerumah mu dulu saja ya, aku tak tega melihat kedua orang-tua mu jika harus mendadak berpisah dengan putrinya, " balas Leo yang begitu sangat pengertian meski nada bicaranya begitu datar tanpa ekspresi sama sekali.
Dengan menaiki kereta besi milik pribadi suaminya, Ola duduk di samping Leo yang menyetir sendiri mobilnya. Pria itu nampak fokus ke arah jalan di depan sampai seolah tak merasa ada orang lain bersamanya.
Rasa lelah dan tak adanya obrolan di antara mereka membuat Aurora menguap berkali-kali.
"Tidurlah, nanti ku bangunkan jika sudah sampai."
"Tak apa, Mas. Nanti aku malah merepotkan mu, " sahut Aurora yang akhirnya memilih memainkan tali tasnya untuk mengusir rasa jenuh selama perjalanan pulang. Ia bingung jika harus memulai obrolan lebih dulu dengan Leo karna selama ia hidup hanya kakak kembarnya sajalah satu-satunya pria yang di ajak bicara banyak hal.
Sampai di kediaman orang tua Aurora, pasangan pengantin baru itu pun langsung naik ke lantai dua rumah tersebut.
Di dalam sebuah kamar, Aurora lebih dulu membersihkan tubuhnya sebelum ia beristirahat malam ini.
Ceklek.
"Mas, aku sudah selesai. Mas Leo bisa mandi sekarang?"
"Oh, iya terimakasih, " jawab Leo.
"Sama-sama, biar ku siapkan bajumu ya, Mas."
"Tak perlu, aku sudah menyiapkannya sendiri, " balas Leo yang berjalan ke arah kamar mandi.
Aurora hanya mengangguk paham, ia tak akan banyak menuntut banyak hal pada suaminya termasuk mengurus segala keperluan pria itu.
.
.
.
"Ini baru awal, mungkin dia adalah sosok yang mandiri. Aku harus bisa memahaminya secara perlahan,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ragil Saputri
saking banyaknya nopel TETEH, jdi bingung mo baca yg mana dlu....
wes kepoin Ola aja dlu lah😊
2023-10-07
0
Minih Masivers Indramayu
aku ketinggalan cerita ini teteh author🙏😢
2023-06-11
0
Putri Nunggal
berpikir positif aja dulu ya ola
2023-05-15
1