Flashback on
Donatella, sosok wanita cantik yang terlihat tengah duduk manis sambil menatap makan malam yang sudah ia hidangkan.
Kini ia tengah menunggu kepulangan sang suami, pukul delapan malam lelaki itu belum muncul juga.
Dona tak berusaha mencoba menghubungi sang suami, karena ia tahu jika kini pasti suaminya itu tengah dalam perjalanan pulang.
Dona hanya menunggu dengan sabar, sambil sesekali mengusap perut buncitnya yang kini sudah memasuki bulan ke enam masa kehamilan.
Di rumah besar ini Dona dan sang suami hanya tinggal berdua, tak ada pembantu tetap. Hanya sesekali Dona memanggil pekerja harian jika ia tengah membutuhkan jasa pembantu.
Ada alasan kenapa mereka tak mempekerjakan asisten rumah tangga padahal sang suami adalah seorang CEO dari salah satu perusahaan di ibukota. Ada beberapa hal yang harus mereka hindari demi hubungan Dona dan sang suami, salah satunya tak membiarkan orang asing berada di dalam kediaman mereka.
Dona menatap kembali jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan lebih, kenapa suaminya belum muncul juga? Dona mulai punya keinginan untuk menelpon pria itu.
Tetapi baru saja Dona bangkit dari kursi suara mobil yang sangat ia kenal terdengar dari arah luar.
Kedua sudut bibir Dona tertarik membentuk lengkungan, syukurlah suaminya sudah pulang.
Dan benar saja, sesosok yang sedari tadi Dona tunggu-tunggu pun muncul dari balik pintu.
"Honey... Akhirnya kau pulang juga, kenapa malam ini pulang terlambat?" Ucap Dona dengan suara selembut sutra.
Namun bukannya menjawab, pria itu justru menarik tangan sang istri keluar rumah, membuat Dona terkejut dibuatnya.
"Ayo kita pergi...!" Ujar lelaki bernama Jarvis tersebut.
"H-honey... Ada apa ini? Tunggu honey, ingat aku sedang hamil" sergah Dona khawatir jika dia berlari dalam keadaan mengandung.
"Kita tidak punya waktu lagi, kita harus pergi dari sini...!" Perintah Jarvis.
"Tapi honey...."
Jarvis menyuruh Dona masuk ke dalam mobil begitupun dirinya, pria itu langsung mengemudikan kendaraan meninggalkan pekarangan rumah.
Di dalam mobil Jarvis melajukan mobil dengan kecepatan penuh, membuat Dona ketakutan setengah mati.
"Honey ada sebenarnya?? Kenapa kita seperti orang yang tengah dikejar?!!" Tanya Dona butuh penjelasan.
"Kita memang sedang dikejar!!" Ujar Jarvis tanpa menatap ke arah istri disampingnya, pria itu hanya fokus menjalankan mobil sambil sesekali melihat ke arah spion dengan raut wajah yang sangat gelisah.
"Apa?!! S-siapa yang mengejar kita? Dan... Kenapa mereka mengejar kita, honey???" Kini Dona semakin dibuat ketakutan, ia ikut menatap kebelakang mencari tahu siapa yang tengah mengejar mereka berdua.
"Nanti akan aku beritahu... Sekarang kita harus pergi sejauh mungkin!"
Tubuh Dona mulai bergetar, ketakutan dan kekhawatiran mengelilinginya saat ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Pikir Dona.
Hingga disebuah jalanan terpencil dan sepi sebuah lampu mobil dari arah belakang menyoroti mobil Jarvis dan Dona.
Jarvis yang melihat itu mengumpat kesal.
"Shittt...! Mereka semakin dekat"
Dona ikut menoleh ke belakang, matanya pun terbelalak ketika melihat mobil yang tengah mengejar kendaraannya.
"Honey aku takuttt....." Lirihnya tak tenang.
Hingga kemudian suara letusan muncul dan menebak salah satu roda mobil yang ditumpangi sepasang suami-istri itu.
Dorrrrr!
"Akhhhh...! Honey apa itu???" Dona menjerit sambil menutup kedua telinganya sangking terkejut dengan suara tembakan tadi.
Dan yang lebih parah lagi mobil mereka mendadak berhenti dan tak bisa berjalan.
Jarvis mencoba menginjak gas sekuat tenaga namun nihil, kendaraan mereka hanya berdiam ditempat.
"Arrghhh.... Sial!" Umpat Jarvis memukul stir mobil.
"Ayo kita keluar, kita harus lari!"
Tak menolak, Dona langsung mengikuti apa perkataan suaminya. Mereka bergegas keluar dari mobil dan berlari secepat mungkin.
Jarvis menggenggam lengan Dona dengan sangat erat, mereka berlari kencang tanpa arah tujuan.
"Honey mereka semakin dekat!" Teriak Dona.
"Kita tidak punya pilihan lain selain berlari" kata Jarvis.
Dor!
Dor!
Dor!
Suara tembakan itu kembali terdengar bahkan lebih banyak lagi. Sedangkan Dona dan Jarvis hanya bisa menjauh dengan kedua kaki mereka saja.
Hingga salah satu tembakan itu melesat tepat di kaki kiri Jarvis.
Dorrr!
"Arghhhh....!!"
"Honey!!!"
Jarvis terjatuh di atas tanah sambil memegangi kaki kirinya yang terluka, Dona dengan sigap berjongkok guna membantu sang suami.
"Honey kakimu terluka!" Cetus Dona panik melihat lumuran darah yang bercucuran hingga mengenai dress putih miliknya.
"Akhhh.... Ini.... Sakit sekali" pekik Jarvis.
"Ayo honey aku bantu, kau masih bisa berdiri kan?"
Namun Jarvis menggelengkan kepala, "Aku tidak bisa berdiri, mereka semakin dekat kau harus pergi tanpa aku" Titah Jarvis pada sang istri.
"Tidak, honey! Kau tidak boleh disini sendiri"
Lagi-lagi Jarvis menggeleng, "Tidak! Kau harus pergi... Carilah tempat aman, bayi kita harus selamat"
"Tapi bagaimana denganmu?? Kau bisa terluka disini, aku tidak mau!!"
"Dona, tolong ikuti perkataan ku kali ini! Tolong selamatkan bayi kita... Cepatlah mereka semakin dekat!"
"Tapi honey...." Dona menangis penuh kebimbangan, ia tak mau meninggalkan suaminya tapi disatu sisi jika ia disini nyawa bayinya akan ikut terkena imbas.
Dor!!
Suara tembakan terdengar untuk yang kelima kali.
"LARI DONA! LARIIIIII........"
"Hiksss.... Maafkan aku honey" dengan terpaksa Dona meninggalkan sang suami disana dengan keadaan tak bisa berjalan dan berlumuran darah.
Dona berlari mencari tempat untuk berlindung, entah dimana Dona pun tak tahu.
Sepanjang jalan Dona menangis sembari berdoa akan keselamatan suaminya, doma ingin tahu bagaimana kondisi pria yang dicintainya itu.
"Tuhan.... Lindungilah suamiku, hiksss...."
Ditengah tempat sepi ini Dona tak tahu harus kemana, bahkan ia tak tahu dimana ia sekarang berada, tak ada rumah ataupun bangunan untuk ia bersembunyi. Mau tak mau Dona hanya bisa berlari kecil.
Entah pukul berapa sekarang, tiba-tiba gendang telinganya mendengar suara mobil. Dona mulai panik, jantunganya berdegup kencang takut itu mobil yang tadi mengejar mereka.
Akan tetapi perlahan Dona sadar jika itu berasal dari arah yang berlawanan, Dona lalu mencari tahu dari mana asal suara mobil itu.
Dan ketika mobil itu hanya tinggal beberapa meter darinya Dona bisa melihat jika itu mobil yang berbeda, Dona yakin orang didalam mobil itu tak ada hubungannya dengan orang-orang jahat tadi.
Dengan penuh keberanian Dona menghadang mobil hitam tersebut dan membuat kendaraan itu berhenti tepat didepannya.
Ckitttttt!
Sesaat Dona menutup kedua matanya, tak lama ia membuka mata dan mendapati mobil sudah berhenti.
Dengan cepat Dona mendekat dan mengetuk pintu kaca meminta sang pemilik mobil untuk menolong dirinya.
"Tolong...! Tolong akuuuu.......!"
"Tolong biarkan aku masuk Tuan....! Tolonggg ...."
Beberapa menit kemudian pemilik mobil pun keluar dari kendaraan tersebut, Dona sedikit bernafas lega ketika bertemu dengan dua orang pria yang terlihat baru pulang bekerja.
"Tuan tolong aku.... Biarkan aku masuk ke mobil, aku mohon Tuannn!!" Pinta Dona memohon.
"A-ada apa ini? A-apa yang terjadi padamu?" Tanya pria itu menatap syok pada Dona.
"Hiksss.... Aku mohon izinkan aku masuk dulu Tuannn.... Aku harus selamatkan bayi ini dulu. Aku mohonnnnn"
"Tuan, sebaiknya kita turuti permintaannya dulu" kata lelaki satunya.
Akhirnya mereka pun membiarkan Dona masuk ke mobil.
"Terimakasih, Tuan" ucap Dona bergegas masuk.
Flashback off
...***...
...Donatella...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Hany
apa ada yg mengincar kekayaan mereka,mungkin masih dalam lingkungan keluarga
2023-02-09
1
Benazier Jasmine
visualnya diganti tooor biar berimajinasi
2022-11-27
3
Audrey Chanel
lanjut... menarik kakak
2022-11-02
3