Setelah ketiganya masuk ke dalam mobil, wanita itu langsung meminta Aksa melajukan kendaraan.
"Tolong jalankan mobilnya, aku harus pergi dari sini... Disini tidak aman!" ucapnya yang tak dimengerti oleh Aderald maupun Aksa.
"Tunggu dulu! Kami tidak bisa langsung membawamu begitu saja sebelum kau memberitahu alasannya" sergah Aderald dengan tegas, apa lagi dengan keadaan si wanita yang berlumuran darah membuat Aderald dikelilingi rasa curiga.
"Aku mohon Tuan... Kita harus segera pergi dari sini... Orang-orang itu masih mengejarku! Suamiku... Dia ada disana dengan orang-orang jahat itu, kita harus hubungi kantor polisi!!"
Aderald menyimak semua ucapan tersebut dengan seksama, meski ia tidak mengerti namun Aderald tak bisa membiarkan wanita ini terus memohon-mohon padanya, terlebih ia khawatir yang dikatakan perempuan hamil itu benar jika ada orang-orang jahat yang mengejarnya.
"Aksa, putar balik! Kita cari tempat yang ramai" titah Aderald.
"Tapi... Kita sudah berjalan sejauh ini Tuan"
"Turuti saja perintah ku! Nyawa wanita ini dan bayinya lebih penting" sembur Aderald tak ingin dibantah.
Dengan cepat Aksa memutar balik mobil dan kembali ke jalan sebelumnya.
Namun meski permintaannya sudah dituruti, wanita itu masih tetap menangis deras sambil melihat ke arah belakang, tangannya yang bergetar tak henti memeluk perut yang berisikan seorang makhluk kecil.
Tatapan Aderald terus mengarah pada seseorang disampingnya, menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wanita ini dikejar? Terlebih di malam hari seperti ini.
"Mereka tidak akan bisa mengejar kita, tenanglah..." seru Aderald membuat pandangan mereka beradu satu sama lain.
"T-tapi.... D-disana ada suamiku, hiksss.... Orang-orang jahat itu pasti melukainya, k-kakinya ditembak... Kita harus menolong suamiku hiksss... Bantu aku Tuan, ku mohonnnn..... Hiksss!" Tangisnya semakin menjerit kala menceritakan apa yang terjadi.
Aderald membelalakkan matanya mendengar ucapan si wanita! Ditembak?? Mungkinkah... Darah itu berasal dari luka tembak suaminya?! Ternyata benar, nyawa wanita ini sedang berada di ujung tanduk.
"Ku mohon selamatkan suamiku Tuannnn, hiksss... Bayi ini butuh Ayahnya... Aku tak ingin dia mati.... Hiksss... Tolonggg" jeritnya terdengar perih.
Tangisan itu membuat Aderald melunak, kini hanya dirinya yang bisa menjadi penyelamat perempuan tersebut, ada seseorang yang harus ia selamatkan lagi demi kelangsungan wanita ini dan bayinya.
"T-tentu... Kau tenanglah dulu, aku akan segera menghubungi polisi"
Aderald lantas mengeluarkan ponsel miliknya dan mencari nomor darurat, diiringi mobil yang terus melaju mencari tempat aman.
***
Seusai menghubungi polisi para kepolisian seketika langsung menjalankan tugasnya, salah satunya datang ke tempat dimana Aderald berada untuk menanyakan kejadian yang terjadi sebenarnya dan sebagian lagi langsung menuju ke lokasi untuk mencari keberadaan korban serta pelaku.
"Boleh saya tau kronologinya bagaimana?" Tanya polisi tersebut.
"Saya.... Kurang tau, mungkin dia bisa menjelaskan kejadian sebenarnya" kata Aderald melemparkan pertanyaan itu pada wanita yang berdiri tak jauh darinya.
Polisi pun kembali bertanya pertanyaan yang sama kepada perempuan yang tengah dilanda kegelisahan itu.
"Nona, bisa saya bicara dengan anda sebentar? Kami butuh informasi terkait kejadian" ujar polisi baik-baik.
Bak orang stress, perempuan itu bukan menjawab pertanyaan si polisi.
"Pak tolong suami saya.... Suamiku ada disana, tolong dia pak...." Racaunya sedari tadi.
"Iya Nona, kami pasti menolong suami anda. Tapi sebelumnya kamu butuh informasi lebih lanjut. Bisakah anda memberiku kami kejadiannya dari awal?" Tanyanya pelan-pelan.
Wanita itu mengangguk seperti orang bingung, ia mencoba menenangkan dirinya supaya bisa menjawab seluruh pertanyaan yang akan diajukan.
"Baik, bisa anda ceritakan dimana orang-orang itu mulai mengejar kalian?" Tanyanya.
"T-tadi... S-saat suamiku pulang kerja aku menunggu dia di rumah..." Cicitnya mengingat kejadian beberapa saat lalu.
"Baik, lalu setelah itu apa yang terjadi?"
"Saat suami sampai ke rumah... D-dia menarik tanganku keluar dan menyuruh kami pergi dari sana. Lalu.... Kami pun masuk ke dalam mobil dan pergi sejauh mungkin" lanjutnya berhenti sejenak.
"K-ketika aku tanya ada apa dia tidak menjawab. S-suamiku hanya mengatakan ada yang mengejar kami berdua"
"Namun.... Di tengah perjalanan ban mobil kami ditembak dan meletus. S-suamiku kemudian menyuruh kami berlari dari sana" sambungnya kembali mengeluarkan air mata.
"Kami berlari entah kemana, tapi orang-orang jahat itu terus mengejar kami.... D-di tempat sepi itu mereka menembak kaki suamiku... Hikss...." Tak bisa membendung rasa sakitnya wanita itu bercerita sembari menangis tersedu-sedu.
"Dia tak bisa berjalan... Aku mencoba untuk membantunya tapi dia malah menyuruhku untuk berlari dan mencari tempat aman. Aku sempat menolak tapi tak bisa, dia menginginkan aku untuk menyelematkan bayi kami terlebih dahulu"
"Sampai akhirnya aku pun kembali berlari meninggalkan suamiku disana... Hikss... Dan sekarang aku tak tau bagaimana kondisinyaaa... Hiksss... Tolong suamiku pak polisiii.... Aku butuh suamikuuu...." Tangisnya pecah saat itu juga, salah satu polisi mencoba menenangkan dan satu lagi mencatat kejadian yang diceritakan.
Aderald yang sedari tadi ikut mendengarkan merasa turut prihatin, jujur ia sendiri sudah bisa menebak bagaimana kondisi pria yang tak lain adalah suami wanita ini. Kemungkinan kecil untuk bisa ditemukan dalam keadaan bernyawa.
"Mohon tenang dulu Nona, kami pasti bantu menemukan suami anda. Namun kami butuh waktu untuk menemukannya, sekarang lebih baik Nona beristirahat ditempat yang aman, setelah kami menemukan suami anda kami pasti akan langsung memberitahu" ucapnya mencoba menenangkan.
Kini polisi itu pun beralih kepada Aderald.
"Tuan, tolong bawa Nona ini ke tempat yang lebih aman dari sini. Terlebih beliau sedang mengandung, kami khawatir akan kondisi bayinya jika dia terus berada di tengah malam seperti ini. Kami pihak kepolisian akan segera menghubungi anda ketika sudah menemukan korban maupun pelaku"
Aderald menatap perempuan disampingnya dengan tatapan sulit diartikan, lalu mengangguk sebagai tanggapan.
"Tentu, aku akan membawanya ke kediamanku. Kami harap... Kalian membawa berita baik" tutur Aderald penuh arti.
"Kami akan melakukan yang terbaik, kalau begitu kami pamit dulu" para polisi pun berlalu dari hadapan mereka meninggalkan Aderald, Aksa, serta wanita yang menjadi salah salah korban.
Perhatian Aderald kembali tertuju pada orang disampingnya ini, dia hanya menunduk lesu memeluk bayi yang ada di dalam perutnya.
Sekarang saja dia sudah sehisteris ini, bagaimana jika nanti dia tau keadaan suaminya yang entah apakah masih hidup atau tidak. Dan bayi itu, apakah akan lahir dengan sosok Ayah disampingnya? Aderald terbayang-bayangi hal tersebut.
"Masuklah ke mobil, malam ini kita pulang ke rumah ku" ujar Aderald.
"Aksa, cari jalan pintas lainnya" lanjutnya pada sang asisten.
"Baik, Tuan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Hany
siapakah wanita itu sebenarnya 🤔
2023-02-09
1
Benazier Jasmine
apa suaminya mafia kok dikejar2 penjahat
2022-11-27
3
🌼 Pisces Boy's 🦋
suaminya terlibat masalah dengan orang² berbahaya
2022-10-20
4