Pria Yang Membantu

Suara tirai dibuka membuat Paman Berto dan Bibi Laria menghentikan obrolan mereka. Perawat yang datang. Mereka ingin memindahkan Irena ke ruang perawatan. Sebenarnya, Ivana di tubuh Irena sudah sadar. Akan tetapi, dia masih menahan diri untuk bangun. Dia ingin tahu apa yang dilakukan oleh paman dan bibinya itu. Jika dia bangun terlalu dini, nanti dia tidak akan tahu apa yang terjadi.

Paman Berto dan Bibi Laria mengikuti ketika Irena dipindahkan. Mereka memasang wajah sedih agar membuat orang-orang yang melihatnya mengira jika mereka menyayangi Irena.

Saat dipindahkan ke ruang perawatan. Paman dan bibi Irena itu mendampingi Irena. Pura-pura peduli kepada keponakannya yang sakit.

Ivana yang merasa jika paman dan bibi Irena ada di dekatnya merasa jika mereka berdua masih berdrama. Pastinya mereka melakukan itu karena ingin terlihat baik. Ivana ingat betul cerita yang dibacanya. Ketika Irena sakit di rumah. Tak ada satu pun keluarga yang peduli. Mereka semua mengabaikan Irena.

Mengingat cerita Irena membuatnya geram. Entah kenapa gadis itu bodoh sekali hingga mau dimanfaatkan oleh keluarganya. Karena sekarang Ivanalah yang mengendalikan tubuh Irena, dia akan membuat perhitungan pada mereka.

Perawat yang sudah selesai melakukan pekerjaannya pun segera keluar. Membiarkan Irena bersama keluarganya. Biasanya pasien memang ditunggui oleh keluarganya. Jadi mereka pastinya akan menjaga dengan baik.

“Aku tidak mau menjaganya.” Baru saja perawat keluar, Bibi Laria sudah menampakkan wajah aslinya.

“Kita harus tetap tinggal di sini. Ini adalah kecelakaan dan polisi bisa saja datang ke sini. Jika mereka datang dan kita tidak ada. Pastinya mereka akan curiga dengan kita.” Paman Berto mencoba menjelaskan pada istrinya. Mencegah istrinya itu pulang.

“Menyebalkan sekali. Kenapa dia tidak mati saja? Jadi tidak perlu kita menunggu. Tinggal mengantarkan dia ke peristirahatan terakhir saja.” Bibi Laria tanpa kesal harus menunggu Irena. Dia menatap Irena dengan tatapan kesal.

Obrolan itu jelas terdengar oleh Ivana. Dia berusaha menahan diri untuk tidak bangun. Dia masih ingin melihat drama yang terjadi.

Pintu terdengar terbuka. Ivana yang mendengar itu memikirkan siapa gerangan yang datang.

“Jane, kamu sudah datang.” Suara Bibi Laria terdengar.

Ivana yang mendengar hal itu pun akhirnya menemukan jika ternyata Jane-sepupu Irenalah yang datang. Dia ingat betul jika karakter Jane di novel sangat buruk. Dia membully Irena dan suka merebut apa yang dimiliki Irena. Tentu saja hal itu membuat Ivana sedikit kesal.

“Dia masih selamat?” Jane melihat Irena yang terkapar di atas ranjang pesakitan. Menatap malas pada sepupunya yang ternyata masih hidup.

“Iya, kami juga bingung bagaimana dia selamat, sedangkan truk melaju dengan kencangnya.” Bibi Laria menceritakan pada Jean.

“Apa dia tidak lumpuh atau patah tulang?” Jane menatap mama dan papanya. Dia berharap sepupunya itu akan sekarat. Jadi dia tidak perlu susah-susah menyiksanya.

“Semua bagian tubuhnya selamat. Hanya cidera ringan dan sedikit shock saja.” Paman Berto menjelaskan pada anaknya.

“Aku pikir dia akan mati atau lumpuh.” Jane tertawa.

Sial, dia mengharapkan aku lumpuh!

Ivana benar-benar geram sekali. Rasanya Ivana ingin sekali bangkit dan menjambak rambut Jane. Kesal karena sepupu Irena itu sama sekali tidak berduka atas musibah yang menimpa Irena.

Suara ketukan pintu terdengar ketika Paman Berto, Bibi Laria dan Jane mengobrol. Mereka menoleh. Melihat siapa gerangan yang datang. Mereka melihat pria berseragam polisi datang. Paman Berto bersyukur ketika mereka masih tetap tinggal. Karena dengan begitu tidak akan ada orang yang curiga.

“Malam, Tuan, Nyonya. Kami dari kepolisian ingin meminta keterangan dari keluarga.” Polisi itu memberikan salam hormatnya pada paman dan bibi Irena.

“Tentu saja. Kami akan memberikan keterangan untuk kepolisian.” Paman Berto tampak tidak keberatan sama sekali. Dia tampak tetap tenang agar tidak ada yang curiga jika itu adalah rencananya.

“Tolong tangkap pelaku yang menabrak keponakan saya.” Bibi Laria terdengar menangis pada polisi.

“Kami sedang melakukan penyidikan, Nyonya. Harap Anda dan keluarga bersabar.” Polisi mencoba meyakinkan.

“Baiklah.” Bibi Laria tampak pura-pura menghapus air matanya.

“Saya ingin menanyakan apa yang menyebabkan Nona Irena keluar malam-malam seperti ini?” Polisi langsung menatap Paman Berto dan Bibi Laria. Mengali informasi yang mereka cari.

“Saya tadi menghubungi rumah untuk meminta seseorang mengantarkan berkas. Karena di rumah tidak ada orang, akhirnya saya meminta Irena untuk mengantarkannya.” Paman Berto memberikan keterangannya.

“Lalu di mana Nyonya berada ketika kecelakaan itu terjadi?” Polisi beralih pada Bibi Laria.

“Saya sedang ada acara makan malam dengan teman-teman saya.” Bibi Laria menjelaskan keberadaannya.

Ivana yang mendengar cerita dari paman dan bibinya merasa heran, kenapa mereka tidak memberikan keterangan asli. Ivana membaca dengan jelas jika ketika sang paman menghubungi, sang bibi ada di sebelah pamannya itu.

“Lalu apa tidak ada orang di rumah?” Polisi kembali menanyakan hal itu.

“Tidak ada, kebetulan para asisten rumah tangga sedang pergi untuk liburan.” Bibi Laria pun menjelaskan.

Ivana yang mendengar memikirkan, jika memang Bibi Laria sengaja meminta para asisten rumah tangga, sopir, tukang kebun di rumah untuk pergi. Jika hanya Irena di rumah, bukankah salah satu dari mereka yang akan mengantarkannya.

Polisi mencatat keterangan dari paman dan Bibi Laria.

Suara ketukan pintu kembali terdengar. Seorang polisi membuka pintu dan masuk ke ruang perawatan. Dia tak sendiri. Ada seorang pria yang bersama mereka juga.

“Pak ini adalah saksi di tempat lokasi kejadian. Kebetulan mobil Tuan ini yang mendorong mobil Nona Irena ke pinggir.” Polisi yang baru datang itu memberitahu seniornya.

“Saya Savero Carlin.” Pria itu mengulurkan tangan polisi.

“Jadi Anda yang mendorong mobil Nona Irena ke pinggir hingga menabrak pembatas jalan?” Polisi senior itu memastikan.

“Iya, waktu itu saya melihat truk yang berada di depan tampak ingin menerobos lampu merah. Saya melihat ke arah sekitar hanya ada mobil saya dan mobil korban. Karena tampak korban tidak menyadari hal itu, saya memutuskan mendorong mobilnya dengan mobil saya. Benar saja. Saat saya melajukan mobil untuk berusaha menyelamatkan, truk itu melaju dengan kencang ke arah mobil korban. Beruntung saya mendorong tepat waktu ke samping, tetapi saya tidak menyangka jika mobil menabrak pembatas jalan dan membuat pengemudi terluka.” Savero mencoba menjelaskan akan apa yang terjadi. Dia yang melihat kejanggalan saat truk melaju langsung bergegas menolong.

Paman Berto dan Bibi Laria terkejut. Pantas saja Irena tidak tertabrak truk. Ternyata pria di depan merekalah yang menggagalkan.

“Terima kasih banyak, Tuan. Tidak menyangka jika ada orang sebaik Anda. Jika tidak ada Anda, tentu saja keponakan saya pastinya akan celaka.” Paman Berto menarik tangan Savero. Dia pura-pura bersyukur kehadiran Savero. Padahal aslinya dia kesal dengan pria di depannya itu. Karena pria itu, Irena selamat dari kecelakaan yang terjadi.

“Iya, kami berhutang budi sekali pada Anda.” Bibi Laria pun ikut bicara.

Savero melihat dua orang di depannya. Senyum tipis terbit di sudut bibirnya. “Sama-sama. Saya hanya kebetulan ada di sana. Mungkin Tuhan mengirim saya untuk menolong korban dari orang-orang yang berniat jahat.” Savero mengalihkan pandangan pada Irena yang terbaring di atas ranjangnya. Wajah wanita itu terluka karena serpihan kaca, tetapi tampak masih baik-baik saja.

“Baiklah, kalau begitu keterangan dari saksi sudah kami dapatkan. Kami akan selidiki lebih lanjut untuk mencari pelaku.” Polisi memilih untuk berpamitan.

Polisi dan Savero keluar. Paman Berto dan Bibi Laria juga ikut keluar. Paman Berto meminta Jane untuk menunggu Irena karena mereka akan mengantarkan polisi sampai di depan ruang perawatan.

Jane sebenarnya malas ketika harus menunggu sepupunya itu, tetapi demi terlihat baik, dia melakukannya.

Ivana mendengar pintu tertutup. Dia yang sedari tadi mendengarkan obrolan, menyadari jika ternyata tabrakan yang menimpa Irena tidak terjadi karena memang ada pria yang membantunya. Sejenak Ivana mencoba mengingat novel yang dibacanya. Dia ingat jika ada pria yang menolong Irena di dalam novel. Melepaskan Irena dari jerat keluarga sang paman yang mencoba memanfaatkannya.

Apa itu pria yang dimaksud akan membantu Irena?

Pertanyaan itu seketika muncul di hati Irena.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

paman, bibi, sepupu sama jahatnya ...🤦
siap2 aja pembalasan ivana c pemberani 😁 klo Irena kan penakut lemot ya 🤔😁

2023-07-27

1

Anonim

Anonim

semangat Irene...lawan tuh kuman2 yg tdk tahu diri.

2023-01-17

0

ce_lira

ce_lira

duhhh orang2 nggk tau diri

2023-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!