Sejenak Maya menghela pelan nafasnya, dia menghapus cepat air matanya yang tersisa, dia pada akhirnya bergerak dengan cepat keluar dari dalam rumah sakit tersebut menuju ke area parkiran.
Percayalah saat Maya melangkahkan kakinya kembali ke arah depan menuju kearah mobil yang ada di parkiran, Dari luar Maya terlihat seperti perempuan yang begitu percaya diri, tidak menyimpan sejuta kekecewaan terhadap kesedihan di dalam hatinya dan dia terlihat begitu elegan dengan make up natural serta pakaian dan heels yang semakin mempercantik penampilannya.
realita nya hati ny sakit bukan main dengan permainan nasib yang menimpa dirinya.
dimasa lalu entah apa salah Dan dosa nya hingga di masa kini dia harus menerima karma yang tidak pernah dia perbuat.
Didepan sana ketika melihat kedatangan Maya seketika Julian mengulum senyumannya, dia menunggu Maya bergerak mendekati dirinya, kemudian begitu Maya tiba tepat di samping mobil nya, laki-laki tersebut berkata sambil menatap wajah perempuan yang kini ada di samping nya itu.
"Semua baik-baik saja sayang?"
tanya Julian cepat.
Maya terlihat membenahi posisi duduknya, dia menarik safety belt miliknya dan memastikan jika safety belt tersebut telah terkunci dengan baik, setelah itu dia merapikan posisi duduknya.
Bisa di dengar Perempuan itu menghela kasar nafasnya.
"Tidak ada yang lebih baik dari pada hari ini"
jawab Maya cepat sambil mengembangkan senyuman nya sembari menoleh kearah Julian.
Kalimat yang dia lontarkan jelas penuh kebohongan masih terlihat bagaimana mata gadis tersebut kini tampak berbinar-binar menatap kemanik mata Julian.
mendengar ucapan Maya seketika membuat Julian diam sejenak, dia pada akhirnya mencoba untuk ikut tersenyum.
"Mari pergi ke Club malam xxxxxxx ? Aku ingin mengenalkan mu dengan seseorang di sana"
ajak Julian tiba-tiba Sembari membuang pandangannya.
“Akan Ada beberapa laki-laki tampan yang datang ke club malam hari ini, kamu mau pergi untuk bergabung? Aku jamin kamu tidak akan menyesali nya"
lanjut Julian lagi.
Maya terlihat diam, Klub xxxxxxx jelas merupakan club paling terkenal di kota itu, dimana klub tersebut menjadi tempat paling terkenal dan berkumpulnya orang-orang yang cukup berpengaruh.
"Itu bukan ide yang bagus, kau tahu aku baru saja kembali menjadi seorang gadis dan kehilangan status menjadi istri seseorang"
ucap Perempuan itu sambil menggelengkan kepalanya, dia berusaha untuk tertawa lepas tapi Realita nya sangat sulit sekali.
Sedikit banyak Masih ada sisa kesedihan yang melekat di dalam hati nya, 6 tahun pernikahan bukan hal yang bisa di anggap baik-baik saja.
2 tahun sebelumnya dia bahkan mencintai dan menunggu Mawangsa didalam kesenyapan dan diam-diam mencintai nya dengan segenap hati.
8 tahun bukan waktu sejenak bagi nya.
"Oh come sayang, kamu tahu? Berdiam diri di rumah akan membuat kamu semakin stress, aku ingin mengenalkan kamu dengan seseorang"
ucap Julian mencoba menyakinkan Maya, dja menoleh kearah Maya dengan cepat.
"maksud ku ada seseorang yang ingin bertemu denganmu sejak beberapa hari yang lalu"
Ralat Julian kemudian.
Mendengar seseorang ingin menemuinya membuat maya langsung menaikkan ujung alisnya.
"siapa?"
Julian langsung mengembangkan senyumannya kemudian dia menjawab.
"Karena itu mari pergi bersama, kau akan melihatnya sendiri dan aku yakin kau akan cukup terkejut saat tahu siapa dia"
Maya tidak bergeming, dia diam sembari menimbang dan berfikir.
Pada akhirnya karena merasa penasaran dengan sosok yang disebutkan oleh Julian membuat Maya akhirnya menganggukkan kepalanya.
"baiklah"
Dan jawaban Maya jelas membuat Julian senang, tanpa berpikir panjang laki-laki tersebut langsung melajukan mobilnya menuju ke arah klub malam xxxxxxx yang dia sebutkan tadi.
Begitu tiba di club malam tersebut laki-laki itu membawa Maya menuju kearah salah satu ruangan eksekutif kelas VIP di dalam klub tersebut.
Terlihat seorang laki-laki dengan wajah yang begitu tampan, dia memiliki rahang yang tegas dan alis mata hitam indah, membuat perempuan manapun pàsti nya akan jatuh cinta pada sosok laki-laki tersebut.
Sosok itu terlihat tengah duduk santai di atas kursi sofa mendominasi berwarna merah dan ketika dia melihat dua orang masuk melalui pintu utama ruangan tersebut seketika membuat laki-laki itu langsung berdiri.
"Akhir nya kita bertemu lagi, nona?"
Ucap laki-laki itu sambil menaikkan ujung alisnya sembari mengeluarkan telapak tangannya ke arah Maya.
Maya terlihat sedikit membeku untuk beberapa waktu, entah tidak tahu kenapa seolah-olah wajah yang ada di hadapannya itu begitu familiar, dia pikir sepertinya dia pernah melihat wajah laki-laki itu sebelumnya.
tapi dimana?!.
Sembari membatin dimana dia pernah melihat laki-laki itu, Maya membalas uluran tangan laki-laki itu.
"Aku pikir seperti nya kamu sudah melupakan soal aku"
Ucap laki-laki tersebut kemudian.
Perempuan itu mengerutkan keningnya, mencoba untuk terus mengingat-ingat.
"Di masa kuliah kamu pernah membantu memperjuangkan beasiswa seorang anak laki-laki miskin, tidak kah kau ingat?"
Begitu laki-laki tersebut mengingatkan soal masa kuliahnya, seketika Maya langsung membulatkan bola matanya.
"Oh ya Tuhan"
Maya pada akhirnya ingat siapa laki-laki yang ada di hadapannya itu.
"Dave….Dave Kenan?"
Mendengar Maya menyebut nama lengkapnya seketika membuat laki-laki tersebut mengembangkan senyuman paling bahagianya, ekspresi wajah hangat jelas tercetak dibalik wajah tampan tersebut.
"Yah itu adalah aku"
"Oh god"
Maya Ingat sekarang, di masa kuliahnya dulu dia pernah membantu seorang laki-laki miskin tapi dengan kemampuan yang begitu cemerlang, Dave kesulitan untuk mendapatkan beasiswa untuk terus melanjutkan kuliahnya karena keadaan ekonominya yang begitu buruk di masa lalu.
Oleh sebab itu Maya yang tahu dia memiliki kemampuan yang luar biasa dari teman-teman nya dan beberapa kenalan nya kala itu berusaha untuk memperjuangkan beasiswa bagi daerah agar laki-laki itu bisa terus menyelesaikan kuliahnya di universitas di mana dia kuliah kala itu.
Biaya yang tidak sedikit untuk masuk universitas dan menyelesaikan kuliahnya di sana jelas menjadi pertimbangan berat untuk Dave melanjutkan kuliahnya.
karena itu Maya berusaha untuk mendapatkan beasiswa khusus untuk Dave dan meminta ayah nya untuk ikut membantu menambah biaya laki-laki tersebut hingga selesai kuliah.
Setelah itu dia meyakinkan para dosen dan juga ayahnya kalau Dave pasti akan menjadi laki-laki yang sukses di masa depan, laki-laki itu hanya butuh biaya untuk menggapai cita-citanya.
Jika pihak universitas tidak membantu Dave mendapatkan beasiswanya dan ayahnya tidak ikut membantu laki-laki tersebut untuk melanjutkan kuliahnya, Maya yakin Dave akan berakhir dijalanan.
Dulu setelah berhasil mendapatkan beasiswa Dave dan membujuk ayahnya, dia terus fokus kepada Mawangsa, Maya Benar-benar melupakan sosok Dave dan tidak ingat bagaimana kelanjutan masa depan Dave kala itu.
Tapi kini lihatlah, akhirnya laki-laki itu mendapat kan karir yang begitu cemerlang.
Dia sering mendapatkan cerita dari Julian jika Dave merupakan selebriti yang terkenal saat ini dan terus dicari-cari oleh banyak sponsor bahkan laki-laki itu sering membintangi banyak iklan dan juga beberapa bintang film.
Pada akhirnya obrolan Akrab dan hangat terjadi di antara mereka cukup lama, saling berbagi cerita tentang masa kuliah dan masa lalu juga soal bagaimana cara Dave bisa menjadi artis yang terkenal hingga saat ini.
Dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke kediaman mereka masing-masing.
Namun siapa sangka ketika mereka melewati sebuah kolam di klub malam tersebut tiba-tiba sebuah botol minuman dilempar oleh seseorang dan melesat menuju ke arah kepala Maya.
Perempuan itu jelas terkejut namun siapa sangka Dave dengan cekatan menarik tangan Maya dan membuat perempuan tersebut langsung terhindar dari hantaman botol tersebut dan masuk kedalam pelukan Dave Secara refleks.
Tapi hal mengejutkan lainnya terjadi, bagaikan gerakan slow motion ala drama-drama yang sering di tonton Maya botol kaca minuman tersebut menghantam punggung Dave.
Buggggg
Suara keras hantaman botol tersebut dipunggung Dave terdengar begitu keras.
Maya jelas membulatkan bola matanya, dia terkejut setengah mati.
"Dave…?"
Alih-alih mempedulikan keadaan nya sendiri, Dave malah bertanya dengan penuh perhatian.
"Kamu tidak apa-apa?"
Tanya laki-laki itu cepat.
"bukan aku Dave, kamu yang seharusnya diberikan pertanyaan seperti itu, apa kamu tidak apa-apa?"
Maya jelas panik, mencoba memeriksa punggung laki-laki itu dengan cepat diikuti oleh Julian yang ikut memeriksa keadaan punggung Dave.
tubuh jelas menjadi aset paling berharga seorang aktor, jika terluka apa yang harus mereka lakukan?!.
Setelah memastikan punggung Dave hanya terkena sedikit memar dan tidak terluka parah, Maya langsung menoleh ke arah sang pelempar botol tersebut.
Siapa sangka jika sosok sang pelempar adalah,
Elsa?!.
Itu adalah adik ipar nya, ah tidak mantan adik iparnya.
Maya jelas melotot marah.
"Dasar Perempuan ja.lang"
Bayangkan bagaimana bisa mantan adik iparnya itu menyebutnya ja.lang.
"Apa kau sudah gila?"
Geram Maya pelan.
Elsa rupanya tengah Pergi ke klub malam tersebut bersama teman-temannya dan tidak sengaja melihat Maya pergi dengan dua orang laki-laki, ketika di tengah minum dan melihat maya tertawa bersama dua laki-laki asing tersebut seketika membuat Elsa marah.
Tanpa rasa takut dan malu gadis itu langsung melempar botol yang ada di tangannya dengan keras ke arah kepala Maya, tapi siapa sangka salah satu laki-laki yang ada di sekitar Maya langsung melindungi perempuan tersebut dengan gaya sok jagoan nya.
Julian terlihat begitu marah, dia mencoba memajukan langkah nya dan ingin mendamprat gadis muda tersebut.
"Aku pikir anak ini harus diberikan sedikit pelajaran"
ucap Julian cepat.
Tapi belum Julian berhasil bergerak menuju ke arah depan, Maya langsung menghentikan gerakan Julian dengan cepat.
"Tidak, biarkan ini menjadi urusan sesama perempuan"
Ucap Maya cepat lantas langsung menoleh kearah Elsa dengan cara mengeram m
Begitu perempuan itu maju ke depan mendekati Elsa seketika gadis itu memundurkan langkahnya, dia pikir tidak biasanya kakak iparnya berani seperti itu.
"Apa? Kau berani memelototi ku huh?"
gadis itu bertanya dengan nada yang begitu kasar, mencoba mendorong Maya dengan kesal karena kakak ipar nya terus melangkah maju dan mencoba menyudutkan dirinya.
"Bukankah lemparan ku tidak mengenai kamu?"
Dia bicara dengan nada sedikit tinggi, sekali lagi mencoba mendorong dada Maya.
Gadis tersebut sedikit mundur kebelakang, dia nyaris terjatuh tapi buru-buru berusaha menahan keseimbangan tubuhnya.
Begitu Elsa Mencoba untuk mendorong dia sekali lagi, Maya dengan cepat menghindar.
"kau…"
Elsa nyaris tersungkur kedepan karena dorongan nya kali ini melesat hingga membuat tubuhnya maju dengan cara yang refleks.
"berani sekali kau menghindari ku, aku peringatkan kamu, sekali nya aku bicara dengan kak Mawangsa kau tahu apa yang akan dilakukan nya pada mu, ja..Lang"
emosi Elsa tiba-tiba meledak, dia menggeram dan ingin sekali memukul Maya dengan sandal heels nya.
Alih-alih peduli dengan ucapan Elsa tiba-tiba Maya malah terkekeh sembari membuang pandangannya, dia melangkah maju kemudian menatap tajam bola mata els.
"Mari aku beritahukan kamu soal sesuatu"
Ucap Maya kemudian sembari meletakkan tangan kanan nya dengan kasar ke dada Elsa.
"ya?"
Elsa jelas terkejut,menatap keberanian kakak ipar nya yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"aku ingin sekali mengatakan nya tapi berusaha untuk menahan nya selama bertahun-tahun"
gadis itu kini memberikan tatapan mendominasi, membuat lawan nya seketika menelan Saliva nya.
"Tidakkah kau menyadari betapa tidak menyenangkan nya kamu? Aku sudah menikah selama 6 tahun dengan Mawangsa dan lucu nya kamu tidak pernah memanggil ku kakak ipar, ingat apa julukan yang selalu kamu lontarkan dari mulut jelek mu? Perempuan sialan, ja..lang bahkan kau pernah menyebut ku pelacur Beberapa kali. Tidakkah kau sadar jika setiap kali kamu pergi ke sekolah, akuah yang menyiapkan semua kebutuhan mu bukan ibu kesayangan mu atau kakak kesayangan mu itu, aku menyiapkan segala sesuatu yang kamu butuh bahkan setelah pulang sekolah juga aku yang mengurusi Segala hal soal kamu."
Ucapan Maya yang panjang lebar seketika membuat Elsa kehilangan kata-kata nya, dia menelan Saliva nya untuk beberapa waktu.
"Hah bahkan Kamu juga kasar padaku, tapi aku akan mengatakan satu hal yang begitu jujur pada kamu, selama 17 tahun kamu sekolah tidakkah kau sadar atau ibu mertua berkata soal kenyataan jika kamu sebenarnya gadis yang bodoh dan tidak bisa di andalkan"
Bagaikan sebuah petir yang menghantam dirinya di tengah cuaca cerah Elsa jelas mengeram dan marah mendengar ucapan Maya.
"kau bahkan ada di urutan peringkat terakhir, apa kau tidak berkaca soal itu, kau tahu? Laki-laki bahkan tidak ada yang berani mendekati kamu karena sikap buruk mu"
Maya benar-benar tidak percaya dia baru saja mengeluarkan seluruh unek-unek nya yang dia pendam selama bertahun-tahun.
Dia pikir agar gadis dihadapannya itu sadar diri sebelum mengatai orang lain.
"Kauuuuu berani-beraninya kau…"
dia mencoba untuk memukuli Maya tapi Maya secepat kilat menggenggam pergelangan tangan gadis tersebut dan membentak Elsa sambil menatap tajam bola mata gadis itu.
“Diam!”
Maya membentak dan bicara dengan nada yang begitu tegas
“Aku dan kakakmu sudah bercerai, kami sudah tidak punya lagi hubungan dan aku tidak punya hubungan apapun dengan keluarga kalian. Aku ingin pergi dengan siapa pun, itu hak ku dan kamu tidak punya hak untuk bertanya dengan siapa aku pergi, laki-laki siapa yang bersama dengan ku dan kamu tidak berhak untuk memukul diri ku"
ini kali pertama Maya benar-benar menampilkan sisi garang nya.
"Kalau kamu terus melaju hal di luar batasan jika kita bertemu kembali, jangan salahkan aku kalau aku akan menjebloskan kamu ke penjara.”
Bayangkan bagaimana memerahnya Wajah Maya saat dia menahan semua perkataannya, setelah berkata begitu dia langsung menghempaskan tangan Elsa dengan cara yang kasar.
Mendengar ucapan Maya jelas saja membuat Elza menatap nya dengan tidak percaya, gadis itu menoleh ke kiri dan ke kanan nya, rasanya entahlah rasa malu menghantam dirinya ketika orang-orang melihat perdebatan mereka.
begitu Maya pergi berlalu Elsa menggenggam erat telapak tangan nya, dia mengeram kemudian langsung membalikkan tubuhnya dengan jutaan kemarahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ha..ha..ha..malu enggak tu...
2023-06-29
0
Bzaa
seneng nyaaaa... semangat maya 😘
2022-10-12
0
"Candy75
akhirnya bangkit juga kemarahan Maya
2022-09-29
1