THE DARKSIDE Biang Lala

Kanara menatap pantulan dirinya sendiri, entah mengapa gadis itu tak mengenali dirinya sendiri.

Kanara Deandara

Lo berubah Ra.

Kanara Deandara

Nara yang gue kenal gak bakal nyakitin orang lain.

Kanara terduduk sembari memegang kepalanya yang pusing, rasanya begitu berisik.

Kanara Deandara

Gue harus balas dendam.

Kanara Deandara

Tapi gue gak mau nyakitin siapapun.

Kanaya

Sudah seharusnya!!

Kanara Deandara

*Meneguk salivanya.

Kanara Deandara

Kenapa lo dateng?

Kanaya

Lo harus lebih benci sama dia, lebih benci Kanara!!

Kanaya

Kalau lo gak bisa Juan, berarti lo udah ngelakuin kesalahan. Kesalahan besar!!

Kanaya

Lo yang salah Nara!

Kanara Deandara

Bukan gue!

Kanara Deandara

Gue gak salah!

Kanara Deandara

Pergi!!

Kanara Deandara

Pergi gue mohon!!

Kanaya

Seharusnya lo mati dan bukan kakak lo!!

Tubuh Kanara menegang.

Kanaya

Kenapa lo nyiksa gue dengan bertahan didunia ini!!

Kanaya

Nyerah Ra!!

Kanaya

Biarin kita istirahat!!

Kanara Deandara

Gak!!

Kanaya

*Tertawa.

Kanaya

Pembawa sial!

Kanara Deandara

Lo yang nyakitin Juan!!

Kanara Deandara

Bukan gue!!

Kanaya

*Tertawa.

Kanaya

Penakut!!

Kanaya

Pecundang!!

Kanara Deandara

Bukan gue!!

Kanaya

Lo yakin?

Kanaya

Gue itu Lo Nara!

Kanara terbangun dari tidurnya, keringat mengucur deras di wajah gadis itu.

Tatapan gadis itu tertuju pada Juan yang berada diruangannya.

Entah mengapa melihat Juan membuat perasaannya menghangat.

Kanara Deandara

Bos, besok hari minggu kan?

Juan Erlangga

Kamu gak liat kalender?

Tatapan Juan terfokus pada komputernya, lelaki itu tak menatap Nara sedikit pun.

Kanara Deandara

Ihh maksudnya bos besok gak ke kantor kan?

Juan Erlangga

Hm..

Kanara Deandara

Mau jalan- jalan?

Juan Erlangga

*Menatap Nara.

Kanara Deandara

Kenapa liatin?

Juan Erlangga

Kemana?

Kanara Deandara

Rahasia hehe.

Juan Erlangga

Kamu bisa keluar? Saya masih ada kerjaan.

Kanara Deandara

*Mengangguk lalu keluar.

Sesuai kesepakatan keesokan harinya Kanara dan Juan telah siap.

Juan tak berbicara sedari tadi, dia hanya mendengarkan Nara yang terus mengoceh.

Dari mulai jenis makanan, hingga semua jenis permainan Kanara menjelaskannya. Bahkan gadis itu memperagakan bagaimana penjual yang ada disana.

Kanara Deandara

Bos liat sini.

Juan Erlangga

Kamu ngapain?

Kanara Deandara

Liat nih, ganteng kan?

Kanara Deandara

*Tersenyum sembari melihat foto itu.

Kanara Deandara

Emang gue berbakat banget kalau fotoin orang.

Juan Erlangga

Kamu bilang saya ganteng?

Kanara Deandara

Emang bos gak nyadar yah kalau bos ganteng?

Juan Erlangga

*Menaruh tangannya diatas kepala Nara.

Juan Erlangga

Kamu selalu bilang ke semua cowok kaya gini?

Kanara Deandara

Kalau ganteng, gue selalu jujur dan langsung bilang. Gimanapun jujur lebih baik kan?

Juan Erlangga

Iya jujur lebih baik, dan saya harap kamu jujur sama saya.

Kanara Deandara

Sayangnya bos gak senyum, coba senyum pasti tambah ganteng.

Juan Erlangga

*Mengambil kamera.

Juan Erlangga

Kita mau kemana?

Kanara Deandara

*Menarik tangan Juan.

Mereka membelah kerumunan.

Perasaan Juan mulai tak enak saat Nara membawanya kearah biang lala.

Padahal seharusnya gadis itu tau kalau Juan fobia tempat tinggi, namun gadis itu seolah - olah tak menyadarinya.

Juan Erlangga

(Apa kau akan memulai nya lagi?)

Kanara Deandara

Kenapa bengong? *Nara menepuk bahu Juan.

Juan Erlangga

Kamu mau naik ini?

Kanara Deandara

*Mengangguk antusias.

Kanara Deandara

Ayo..

Mereka masuk ke salah satu ruang di biang lala.

Bisa terlihat wajah Juan yang penuh keringat, apalagi saat biang lala berhenti diatas.

Kanara Deandara

Bos takut?

Juan Erlangga

*Diam.

Kanara Deandara

Mau turun ajah? *Kanara mendekatkan wajahnya dengan wajah Juan.

Kanara Deandara

*Mengeluarkan tisu dan mengelap keringat yang ada di wajah Juan.

Kanara Deandara

Bos keliatan gak baik - baik ajah.

Juan Erlangga

*Mengambil tisu.

Juan Erlangga

Saya baik - baik saja. *Nafas Juan terlihat tak teratur.

Kanara Deandara

(Sok kuat.)

Kanara Deandara

Beneran Bos?

Kanara Deandara

(Kenapa nih biang lala gak jatuh ajah sih?)

Juan Erlangga

*Mengangguk.

Tiga puluh menit berlalu, tiga puluh menit pula Juan menahan rasa takutnya.

Dia memilih menuju toilet sebentar untuk menerima panggilan dari seseorang.

Master X

Lo bodoh? Apa udah gila hah?

Juan Erlangga

Apa maksudmu?

Master X

Lo juga tau kalau tuh cewek pengen jebak lo.

Juan Erlangga

Saya tau.

Master X

Terus?

Master X

Lo tau dan tetep ikut gitu ajah?

Master X

Apa kakaknya gak cukup nyakitin lo, sampai - sampai harus ngirim adiknya ke sisi lo.

Juan Erlangga

Jaga ucapanmu. *Mengepalkan tangan.

Juan Erlangga

Jika kau hanya mengoceh tak jelas maka biar aku matikan saja.

Master X

Gue gak ngerti jalan fikiran lo.

Juan Erlangga

Aku tak ingin kehilangan lagi, kau seharusnya faham itu.

Master X

Jadi, lo bakal biarin gitu ajah?

Juan Erlangga

Bagaimana bisa aku membencinya, saat dirinya sudah mengisi hatiku sepenuhnya.

_____Bersambung______