Setelah proses pertukaran baju selesai, Kinan menggantikan posisi sang pelayan untuk mengantarkan makanan yang dipesan Andra. Sakit memang, bagai serasa tersayat-sayat belati tertajam di dunia. Namun, Kinan ingin tahu, bagaimana bisa dua orang penting dalam hidupnya tega bermain hati dibelakangnya.
Agar tak mudah dikenali, Kinan mencoret beberapa tahilalat diwajahnya dan memakai kacamata yang ia pinjam dari si mbak pelayan hotel. Dengan memantapkan hati dan berusaha tegar, ia mendekat ke depan pintu kamar hotel calon suaminya yang sedang asyik berduaan dengan selingkuhannya alias sahabat dekat Kinan sendiri.
Mereka berdua benar-benar keterlaluan. Kau kuat Kinan, kau harus tahu seperti apa mereka dibelakangmu, jerit Kinan dalam hati saat ia membayangkan Andra bergumul mesra di atas ranjangnya.
Mati-matian Kinan menguatkan dirinya sendiri sambil memejamkan mata. Begitu dirasa siap, ia membuka kembali matanya yang menyamar sebagai pelayan hotel.
Tok tok tok!
Kinan mengetuk pelan pintu kamar Andra dan dari dalam, terdengar suara suaminya. "Siapa?" tanyanya.
Kinan mengubah pita suaranya menjadi lebih besar agar penyamarannya tak dikenali. Hatinya sangat hancur sebenarnya, tapi ia harus tetap kuat dan tegar.
"Pelayan hotel, Tuan." Kinan ingin menangis lagi, tapi ia berusaha menahan. "Saya datang mengantar pesanan anda," seru Kinan lagi dengan suara besar yang dibuat-buat agar dua orang pengkhianat cinta itu tak menyadari bahwa pelayan hotel adalah dirinya.
Tak berselang lama, Andra membukakan pintu kamar hotelnya dan mempersilakan pelayan hotel alias Kinan, masuk ke dalam. Cuek dengan kehadiran pelayan, Andra kembali tidur di samping Riri yang juga merebahkan dirinya di atas tempat tidur yang harusnya tempat tersebut adalah milik Kinan dan Andra.
Mereka berdua sama sekali tak merasa berdosa pada orang yang telah mereka sakiti. Harusnya, tempat tidur itu hanya akan diisi Kinan dan Andra saat keduanya menghabiskan malam pertama, tapi kini, hal itu hanya akan tinggal impian semata. Posisi Kinan digeser oleh sahabat karibnya sendiri. Sakit, perih, pedih ... itulah yang dirasakan Kinan saat ini.
"Sampai di mana pembicaraan kita tadi?" tanya Andra sok mesra pada Riri. Ia tak peduli pada pelayan yang berdiri memunggungi tempat tidur mereka.
Bahkan Andra dengan nakalnya, berani mengelu-elus pelan tangan dan perut Riri yang terbaring seksi disampingnya. Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Kinan saat ini saat melihat calon suaminya mesra terhadap sahabatnya sementara Andra, tak pernah melakukan hal itu padanya.
"Kenapa kau malah nikahin Kinan, sih? Kenapa kau nggak putusin dia aja?" protes Riri, sambil meraba-raba dada bidang calon suami sahabatnya. Sungguh sangat tidak tahu malu.
"Nggak segampang itu, Riri sayang, Aku dan Kinan sudah pacaran lama. Yah ... meskipun aku sudah bosan banget sama dia. Aku juga malu punya pacar gendut, jelek dan nggak ada menarik-menariknya seperti dia. Makanya aku sering minta bantuan kamu buat nemenin aku kalau pas lagi ada acara kantor diluar kota." Andra membelai lembut rambut selingkuhannya.
Deg!
Bagai kejatuhan gunung dari atas langit-langit. Kinan tak kuasa mendengar ucapan pedas yang keluar dari mulut calon suaminya sendiri. Orang yang selama ini Kinan anggap mencintainya apa adanya tanpa mempermasalahkan penampilannya, ternyata ... Andra ... sama sekali tak menyukainya. Bahkan ia berani berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri.
Dan perselingkuhan mereka ... rupanya telah terjalin lama dan Kinan baru tahu sekarang. Kinan menutup mulutnya dengan tangan menahan rasa sakit yang ia rasa. Ia tak pernah menyangka, Andra yang ia kira bisa menerima Kinan apa adanya ternyata ... merasa malu karena punya pacar seperti dirinya.
"Salah kamu sendiri, kenapa dulu pilih dia jadi pacarmu, coba kalau dulu kamu milih aku. Kan kamu nggak perlu ada dalam situasi seperti ini. Seluruh teman-teman juga bilang gitu. Kau itu bodoh sekali, pilih wanita gendut dan jelek ketimbang wanita seksi sepertiku. Aku kurang apa coba?" Riri bergelandot manja di lengan Andra menjelek-jelekkan sahabat yang calon suaminya telah ia rebut.
"Mau bagaimana lagi, Sayang. Kinan banyak bantuin aku. Aku bisa lulus dengan nilai baik juga berkat dia, makanya aku mau pacaran sama dia. Selama ini dia selalu ngalah sama aku, nggak pernah aneh-aneh. Aku bingung mesti pakai alasan apa untuk mutusin dia."
"Halah, itu cuma alasan kamu aja kan? Bilang aja kalau kamu masih cinta dia," tuduh Riri pura-pura ngambek.
"Nggak Sayang, aku udah nggak sayang lagi sama dia. Sekarang kamu pikir deh, mana ada pria yang mau sama wanita jelek bertubuh gentong kayak Kinan? Nggak ada kan? Aku sebenarnya juga nggak mau. Tapi keluargaku dan keluarganya sudah mendesak kami untuk menikah. Aku nggak bisa menolak ini semua. Pada dasarnya semua pria itu sama, mereka pasti menginginkan wanita yang aduhai dan seksi kayak kamu supaya bisa memuaskan ranjangku." Andra mulai mengeluarkan jurus rayuan mautnya yang selama ini tak pernah ia keluarkan di depan Kinan dan malah menjelek-jelekkan calon istrinya sendiri tanpa tahu bahwa orang yang mereka bicarakan ada dihadapan mereka.
Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata bagaimana Kinan bisa menata hatinya mendengar semua pembicaraan Andra dengan Riri. Bahkan dalam benakpun, Kinan tak pernah bisa membayangkan bahwa ia bakal mengalami sakit hati sedalam dan seperih ini. Ingin rasanya dia menjerit dan mengamuk di tempat ini, tapi ia berusaha keras menahan semua amarah karena tubuh Kinan langsung lemah lunglai mengetahui betapa jahatnya Riri dan Andra padanya.
"Eh mbak, kok bengong disitu?" tanya Riri dengan ketus. Ia risih karena momen mesranya dengan Andra terganggu dengan kehadiran pelayan hotel yang tak kunjung pergi daritadi.
"Saya ... sedang menyiapkan makanan untuk anda berdua, sebentar lagi selesai," ujar Kinan terbata-bata dan buru-buru mengusap air matanya tanpa kentara. Ia berharap dirinya tidak ketahuan walau hatinya sudah hancur sehancur-hancurnya mengetahui kebenaran tentang sahabat dan kekasihnya yang ternyata sangat membenci dirinya.
Tak ingin terus berlarut dalam kesedihan, Kinan memikirkan cara balas dendam yang elegan atas apa yang dua orang tak tahu diri ini lakukan padanya. Rasa perih ini, begitu dalam dan menyakitkan hati. Sungguh, Kinan tak bisa memaafkan semua pengkhianatan mereka.
Secara diam-diam, Kinan meletakkan ponselnya di balik teko teh yang ia tutupi dengan kain putih dan menyalakan video perekam. Setelah itu, Kinan nyelonong pergi keluar. Namun sebelum itu, ia sudah mencuri kunci kamar hotel calon suaminya agar nanti ia bisa mengambil kembali ponsel miliknya yang sudah ia siapkan untuk merekam perselingkuhan Andra dan Riri. Perbuatan mereka sungguh tak bisa dimaafkan lagi dan bukan hanya Kinan saja yang harus mengetahui hal ini.
Semua orang juga harus tahu seperti apa Riri dan Andra sebenarnya. Diluar, mereka berdua tampak tampan dan cantik. Namun, dibalik wajah indah mereka, mereka tak lebih dari para sampah masyarakat yang menjijiikkan.
"Silahkan nikmati momen indah kalian malam ini, tapi besok ... aku akan memberitahu kalian apa yang dinamakan dengan rasa malu," gumam Kinan begitu ia keluar dari dalam kamar hotel Andra.
BERSAMBUNG
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Herlinatriyono 786
wehh nih laki ma perempuan
gk ada akhlak,kalo udah gk
cinta ngomong baik2 donk
jangan seenak jidat mainin perempuan.tiati karma
2022-10-02
0
Hasanah Purwokerto
laki laki & sahabat ga ada akhlak
2022-07-04
0
Aminah Adam
hancur berkeping keping itu yg ku rasa, apalagi kinan
2022-06-19
0