Kemarin-kemarin siapa yang ngomong gak mau gue intilin?
Metta
[Menatap sinis]
Lintang
[Menghela napas]
Lintang
Iya iya, maaf ya sayangnya Lintang.
Lintang
[Memeluk Metta]
Metta
Heh, lepasin.
Metta
Jijik banget.
Metta
[Mendorong tubuh Lintang]
Lintang
Halah, biasanya juga lo nempel banget ke gue.
Metta
Gak pernah, ya!
Lintang
Apa gue perlu sebutin satu-satu?
Metta
Diem!
Nana
Tataaa.
Panggilan itu membuat keduanya menoleh. Dari kejauhan, terlihat seorang gadis yang tengah berlari menghampiri Metta.
Nana
Pagi.
Nana
[Tersenyum ceria]
Metta
Hm, pagi.
Nana melirik malu-malu pada Lintang. Dia sudah melihat pemuda itu sejak menginjakkan kaki di gerbang sekolah.
Terlihat sedikit bingung kenapa Metta bisa bersama pemuda tampan yang ditaksirnya itu, tetapi Nana tidak terlalu ambil pusing.
Dipikirannya, ini adalah kesempatan untuknya mengenal pemuda itu.
Nana
H-hai.
Nana
[Menatap Lintang]
Nana
[Menunduk malu]
Metta
[Mengernyit heran]
Lintang
Halo.
Lintang
[Tersenyum ramah]
Lintang
Temennya Metta ya?
Lintang
Kenapa mau sih temenan sama cewek galak kayak dia?
Lintang memang pribadi yang ramah pada semua orang. Apalagi terhadap perempuan, menurutnya perempuan itu istimewa.Maka dari itu harus diperlakukan selembut mungkin.
Kecuali Metta. Lintang suka sekali berbuat seenaknya pada sepupunya itu.
Metta
Heh, ngomong apa lo!
Nana
Ka-kalian saling kenal, ya?
Meskipun Lintang terlihat ramah padanya, tetapi Nana tetap merasa gugup. Tentu saja, sekarang kan ia sedang berdiri di depan pemuda tampan yang ia sukai.
Lintang
Iya, dong.
Lintang
[Merangkul bahu Metta]
Lintang
Dia ini adek gue.
Nana
Adik?
Nana
Kembar?
Lintang
Bukan, adek sepupu.
Nana
Ihh, kok Tata gak bilang.
Nana
[Mengerucutkan bibir]
Metta
Lo gak nanya.
Metta
[Memutar bola mata]
Entah mengapa, Metta sedikit tidak setuju jika Nana bersama Lintang.
Entahlah, instingnya mengatakan mereka tidak cocok.
Metta
Udah, ayo ke kelas.
Metta
[Menarik lengan Nana]
Nana
Dadah.
Nana
[Melambaikan tangan pada Lintang]
Metta
Gak usah ganjen, Na.
Nana
Siapa yang ganjen?
Nana
Orang Nana mau ngajak kenalan.
Metta
Gak usah kenal.
Nana
Kenapa emangnya?
Metta
Dia gak baik buat lo.
Metta
[Menatap Nana serius]
Nana
Kok Tata jelek-jelekin sepupunya?
Nana
[Menatap polos]
Metta
[Menghela napas]
Metta
Udahlah, lupain.
Nana
Tata cemburu, ya?
***
X IPA 3
Nana
Tataaa.
Nana
Namanya siapa?
Metta
Berisik, Na.
Nana
Makanya kasih tau nama dia siapa?
Metta
Gak tau, gak kenal.
Nana
Bohong.
Nana
Tata kan sepupunya.
Nana
[Merengek]
Metta
[Menghela napas]
Metta sendiri bingung, kenapa ia sampai tidak mau memberitahu nama Lintang pada Nana?
Rasanya tidak rela. Mungkin karena dia sendiri masih jomblo, ia tidak rela Lintang mempunyai pacar lebih dulu.
Metta
Tanya sendiri aja kalau berani.
Metta
[Tantang Metta]
Nana terdiam sejenak sebelum mengangguk yakin.
Nana
Oke, nanti istirahat Nana mau ajak kenalan.
Metta
[Terkejut]
Metta pikir, gadis polos seperti Nana tidak akan berani melakukan itu.
Metta
Terserah sih.
Metta
Tapi gue gak mau nemenin.
Nana
Oke.
***
Kantin
Nana
Nana boleh duduk sini?
Nana berdiri di sebelah meja yang ditempati oleh Lintang. Kebetulan pemuda itu sedang sendirian.
Lintang sedikit terkejut, tetapi kemudian tersenyum ramah saat mengetahui siapa yang menyapanya.
Lintang
Boleh, duduk aja.
Lintang
Metta mana?
Lintang pikir, sepupunya yang menyuruh Nana mencari tempat duduk. Dan karena Lintang sedang sendirian, gadis itu memilih duduk bersamanya.
Nana
Ah, anu...
Nana
Tata di sana.
Nana menunjuk meja paling pojok dekat dengan pintu.
Lintang sangat terkejut melihat Metta duduk sendirian di sana.
Lintang
Loh, kok gak bareng?
Lintang
Kalian berantem?
Nana
Enggak-enggak.
Nana melambaikan kedua tangannya di depan dada.
Lintang
Terus?
Nana
Nana mau ngajak kamu kenalan.
Sepersekian detik, Lintang ternganga tak percaya.
Berikutnya ia tersenyum lebar. Pesonanya memang tidak diragukan lagi.
Comments