Tanpa terasa hari sudah berganti Minggu. Selagi libur Qenan berencana mengajak Nadira keluar walau sekedar jalan-jalan kemanapun sang istri mau.
"Ra."
"Hem.."
Qenan dan Nadira sedang bermalas-malasan di atas tempat tidur dengan ponsel di tangan masing-masing. Kebetulan hari ini Nadira libur bekerja
"Keluar yuk, jalan."
"Kemana? mager Nan.."
Qenan berdecak. "Ck.. Ayolah, kita belum pernah jalan bareng selain belanja keperluan dapur."
Nadira menghela nafas panjang. "Sekarang?"
Qenan mendadak gemas langsung mencubit pipi Nadira hingga mengeluh kesakitan dan itu mampu membuat Qenan tertawa yang dapat membuat seorang Nadira terpesona.
"Sakiiit Nan..." rengek Nadira semakin tertawa girang.
"Pipi kamu merah dan hidung pesek kamu kembang kempis." ledek Qenan sontak membuat Nadira menutup hidung nya.
Nadira sudah terlampau kesal langsung menimpuk Qenan pakai bantal.
Bugh
Bugh
Bugh
"Kamu selain bawel rupanya menyebalkan juga ya Nan.." sungut Nadira cemberut.
"Sorry.. Udah ayok ah mandi biar kita jalan."
"Iya.." Walau kesal dengan Qenan tetap saja menurutinya.
Melihat Nadira masuk kamar mandi, Qenan pun berlalu menuju kamar mandi yang berada di dapur untuk membersihkan diri sebelum itu ia sudah membawa pakaian ganti.
Tiga puluh menit kemudian kedua nya selesai bersiap. Hubungan mereka belum sampai tahap dimana keduanya melayani keperluan suami atau sang suami dengan tidak tahu malu berganti pakaian di depan sang istri.
Belum ke tahap itu. Mereka hanya tidur di ranjang yang sama.
Qenan dan Nadira keluar dari kamar dengan tatapan yang sulit di artikan. Tapi yang terjadi adalah baik Qenan maupun Nadira sama-sama memuji ciptaan-Nya.
"Kenapa di kepang gini rambut mu Ra?" tanya Qenan memperhatikan penampilan Nadira.
Nadira sengaja kepang rambut dan mengenakan kaos putih dimasukkan ke celana jeans yang ia kenakan.
"Kamu malu ya?"
Qenan menggeleng tidak setuju. "Bukan itu maksud ku, tapi dengan begitu kamu nggak nampak tua nya." sahut Qenan santai dan membuat mata Nadira membola.
"Kamu itu ya.. Kita hanya selisih satu tahun. Dasar menyebalkan, bawel, kaku." Nadira tidak terima memasang wajah cemberut dan tangan bersidekap di dada.
Qenan sangat suka melihat wajah cemberut Nadira, sangat menggemaskan. Karena gemas akhirnya Qenan menyambar bibir manyun itu agar ia sesap dan melu mat. Tidak ada balasan karena Nadira terkejut atas perlakuan Qenan.
"Udah jangan manyun gitu, kalo manyun gitu jadi lebih mancung bibir kamu daripada hidung mu yang pesek itu."
Nadira diam saja karena merasa matanya memanas.
"Hei.. Kenapa diem aja?" Qenan membalikkan tubuh Nadira ke arah nya dan ia bisa melihat mata Nadira memerah menahan sesuatu hendak keluar.
Dengan sekali hentakan Nadira sudah berada dalam dekapan Qenan.
*Deg
Deg*
Jantung keduanya kembali berdetak lebih kencang. Pertama kalinya Qenan memeluk Nadira dan menghasilkan kata nyaman untuk Qenan dan Nadira.
Walau setiap malam keduanya tidur di satu ranjang namun tetap ada bantal guling sebagai pemisah.
"Maaf Ra.." ucap Qenan dan di anggukin oleh Nadira di dadanya.
"Kita berangkat sekarang?" tanya Qenan lagi dan di anggukin lagi oleh Nadira setelah dekapan terurai.
Keduanya keluar apartemen menaiki lift bersama, tidak ada tangan yang saling menggenggam. Hanya berjalan beriringan sesekali tampak keduanya bercanda dan tertawa.
Qenan sangat berbeda bila di depan Nadira, hanya dia cewek yang mampu merubah sifat dingin dan wajah datar Qenan walau mata elang itu tidak berubah sama sekali.
Ia merasa aman keluar hari ini karena Nazeef sedang keluar kota seorang diri untuk kunjungan ke Kafe Hebat dan distro-distro miliknya.
Tujuan Qenan dan Nadira adalah Mall. Selang beberapa menit mobil Qenan sampai di parkiran Mall.
"Iihh... Tangan kamu berat tau." keluh Nadira karena tangan Qenan berada di bahunya.
Tangan Qenan bergeming tak menghiraukan keluhan Nadira.
"Kita mau kemana dulu?"
"Aku mau ke timezone Nan."
Qenan mengerutkan dahi merasa aneh dengan permintaan Nadira.
"Nggak mau nonton atau belanja gitu?"
Qenan bertanya seperti itu karena sering melihat Nazeef pesan tiket bioskop ataupun menerima laporan pengeluaran dari rekening bank milik Nazeef dan laporan itu berisi tagihan belanjaan dari tempat perbelanjaan.
"Belanja apa Nan? kita udah belanja mingguan kemarin. Aku pingin main. Ayok.." sahut Nadira langsung menarik tangan Qenan yang sudah tidak berada di bahu nya.
Keduanya menuju lantai tiga dimana tempat Timezone berada. Saat bersama Nadira, ia merasa menjadi dirinya saat bersama keluarganya. Ada rasa nyaman dan ingin melindungi Nadira datang bersamaan.
Nadira mengajak Qenan bermain Dance dance Revolution. Keduanya sepakat untuk taruhan siapa yang kalah maka akan mencium satu bagian tubuh mereka dengan catatan tidak boleh berlebihan.
Tentu saja taruhan itu dibuat oleh Qenan dan ia akan merasa beruntung bila ia menang ataupun kalah.
Berbeda dengan Qenan yang merasa beruntung tapi tidak dengan Nadira, ia harus mempersiapkan diri dan hati bila memang ataupun kalah. Baginya itu memalukan.
Musik mengiringi permainan sudah menyala, tentu saja Qenan dengan mudah memenangkan permainan karena dahulu saat masih kecil sering bermain permainan Dance dance Revolution dan dengan otak yang cerdas mampu fokus tanpa terpengaruh oleh keadaan sekitar sangat mudah mengalahkan Nadira.
"Ra.. Cepetan cium aku." titah Qenan dengan senyum menyeringai.
Nadira sudah memanyunkan bibir karena merasa jantung nya tidak bisa terkontrol lagi di tambah sangat malu bila mencium Qenan di tempat umum.
"Dasar modus.. Aku nggak mau lagi taruhan begini."
"Mana boleh gitu, kita sepakat menyelesaikan semua permainan di Timezone hari ini."
Nadira masih mendongak menatap wajah Qenan dengan bibir tetap manyun. Sungguh ia sudah jatuh dalam pesona seorang Qenan Abraham.
Cup
Nadira mengecup pipi Qenan dan berhasil membuat sang empunya diam terpaku. Padahal ia sudah mempersiapkan hati nya tadi. Refleks Qenan meletakkan tangan di dada merasa detak jantungnya tidak normal. Selalu sangat cepat jika ia berada dekat dengan Nadira.
Qenan berdehem menetralkan diri dengan style cool.
"Padahal perjanjian boleh cium mana saja tapi kamu memilih pipiku." ucap Qenan menggoda Nadira.
Mata Nadira terbelalak menyadari kebodohan nya. Kenapa harus pipi jika tangan saja sudah cukup.
Nadira memukul dada Qenan karena ulah Qenan selalu berhasil membuat ia menjadi cewek lambat berpikir.
"Dasar menyebalkan." sungut Fadia.
"Sorry.. Kamu nampak tambah cantik kalo cemberut gitu. Sudah ayo ikut aku."
Qenan kembali merangkul Nadira dengan tangan di atas bahu Nadira dan itu membuat Nadira protes sepanjang permainan mereka di Timezone.
Qenan membawa Nadira di tempat Capit Boneka. Nadira terus memberi semangat pada Qenan namun jelas hal itu membuat fokus Qenan teruji.
"Yah.. Gagal lagi.." gumam Nadira lirih.
Qenan menoleh melihat wajah sendu Nadira membuat ia tidak tega lalu ia mencoba sekali lagi dan akhirnya Qenan dapat mencapai boneka tersebut.
"Yeyyy.. Kamu hebat Nan." Puji Nadira memeluk Qenan yang masih terpaku dengan perlakuan Nadira terhadapnya.
🌸
Bersambung...
Selamat tahun baru semuanya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Tika Sartika12
vibes pacaran nya sampe terasa kedunia nyata
2024-05-09
2
Kartini Kartini
jadi berasa pacaran thoor
2024-03-26
0
Koni Dwi N
lama2 qenan jg bucin deh
2024-03-16
1