Pengakuan

Selama bekerja Nadira tampak murung dan banyak diam. Bahkan ia tidak seperti biasanya yang senang bercanda gurau atau bergosip riya pada Nina ataupun teman kerja satu shif nya.

Entah apa yang membuatnya begini dan hal itu tak luput dari pengamatan Nina sang sahabat. Hingga jam kerja telah usai pun wajah Nadira tetap sama.

"Lo kenapa sih Dir? dari tadi gue liat muka lo asem banget." tegur Nina setelah kedua nya telah selesai berganti pakaian.

Nadira menghela nafas sebelum menjawab. "Gue pengen cerita tapi gue nggak tau harus dari mana cerita nya."

"Kita ke taman yuk biar enak ceritanya."

Nadira dan Nina berjalan kaki menuju taman dekat kafe Hebat. Nadira masih berpikir akan kah ia memberi tahu Nina persoalan pernikahan nya?

"Lo tau? ini bangku yang di tempati Rendi bercumbu malam itu mm" ucap Nadira klirih menerawang kejadian malam itu.

"Lo masih mikirin dia?"

Nadira menggeleng. "Enggak, cuma heran setelah malam itu dia sama sekali ngga ada

hubungi gue. Dan gue yakin kalau gue ini gak ada artinya di hidup dia."

Nina merasa iba lantas mengusap punggung Nadira agar sang sahabat lebih tenang.

""Tapi bukan itu permasalahan nya Nin."

Nina mengerutkan dahi. "Jadi?"

"Gu-gue udah nikah." ucap Nadira cepat.

Keduanya hening lalu Nina histeris. "What? Nikah?" tanya Nina meninggi dan di anggukan oleh Nadira.

"Sama sapa lo nikah? pantesan kosan Lo kosong. Wah gak iya lo.. Nikah sama sapa?"

Nadira meringis kala suara Nina terus meninggi. Inilah yang ia takutkan. "Sama cowok lah."

"Jangan bilang karena putus cinta lo jadi jual diri ke om-om terus jadi istri kedua." ancam Nina.

Nadira menggeleng. "Gue masih waras bege.. Cerita nya panjang Nin." rengek Nadira.

"Ceritain ke gue. Parah lo rahasiain hal. dsebesar ini dari gue."

Nadira pun pasrah akhirnya menceritakan semuanya. Tiap-tiap kejadian dan keduanya menerima pernikahan rahasia ini.

"Terus apa salah nya? apa dia jelek?" tanya Nina.

Nadira menggeleng. "Ganteng nya parah banget."

"Terus? apa dia kayak kita? missquen?"

Nadira geleng kepala lagi. "Dari penampilan, mobil, juga apartemen gue yakin dia tajir." jawab Nadira yakin.

"Laahh.. Terus apa salah nya?"

Inilah yang enggan ia ungkapkan. Akhirnya Nadira histeris namun tidak mengeluarkan air mata.

"Huuwwaaa...."

Suara Nadira membuat keduanya di perhatikan pengunjung taman. Dan membuat Nina tersenyum kikuk.

"Lo buat malu an jir.. Bukan nya jawab malah gini lo." cibir Nina.

"Nina... Ini masalahnya buat masa depan gue Na.."

"Masa depan apa? lo udah e na- e na gitu?"

Plak

"Sakit bege." keluh Nina.

"Gue malu Na.."

Nina semakin tidak mengerti apa yang di bicarakan Nadira. "Malu napa sih? gue nggak ngerti." Nina semakin nyolot.

"Dia masih SMA Na." sahut Nadira lirih.

"What?"

Seketika Nina tergelak. "Mam pus lo kan? perkataan lo nikahin bocah di kabulin."

Nadira hanya pasrah menjadi bahan tertawaan sahabat nya. Sebagai cewek pastilah ingin memiliki suami lebih tua agar bisa membimbing dirinya. Tapi bagaimana jika jodoh berkata lain?

"Jadi siapa nama lakik lo?" tanya Nina setelah berhenti menertawakan Nadira.

"Qenan." jawab Nadira cepat.

"Kayak nggak asing namanya."

"Nama orang banyak yang sama. Udah ah gue mau pulang."

"Ciyee yang mau nunggu suami pulang sekolah." goda Nina mengejek Nadira.

Nadira hanya mencebik bibir. "Gue sumpahin jodoh lo juga anak SMA kayak gue."

Nadira pergi meninggalkan Nina karena tadi sahabatnya itu memberitahu ingin pergi bersama gebetan nya jadilah ia pulang sendiri.

"Kenapa gue bisa lupa alamat apartemen Qenan? Percuma dong gue hafal password apartemen Qenan." Nadira mengeluh hingga ia memutuskan untuk pulang ke kosan nya.

Satu kelemahan nya, ia susah mengingat alamat seseorang jika ia menggunakan kendaraan tertutup seperti mobil. Susah mengenal jalan di tambah ia juga tidak tahu nama gedung apartemen Qenan.

Tadi pagi ia berangkat ke Kafe Hebat menggunakan taksi online yang di pesan Qenan.

Sesampainya di kamar kost Nadira membersihkan diri lebih dulu sebelum beranjak untuk terlelap. Sedari pagi kepala nya butuh istirahat untuk berhenti memikirkan takdir nya sejenak.

Nadira terbangun karena suara ribut dari ponsel nya. Tangan nya meraba mencari keberadaan ponsel masih berdering.

"Hallo." ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur namun mata masih terpejam.

"Oh ya ampun.. Akhirnya kamu angkat juga Ra, kamu dimana? kenapa belum pulang? apa kamu baik-baik aja?"

Begitu banyak pertanyaan Qenan ajukan membuat Nadira terbangun penuh. Bahkan sampai mengusap-usap telinga karena pertanyaan Qenan begitu memekakkan telinga.

"Kenapa kamu bawel banget sih Nan?"

Terdengar Qenan berdecak di seberang sana.

"Aku khawatir, kamu. Kenapa belum pulang?"

"Aku lupa jalan pulang ke apartemen jadi aku pulang ke kost san."

"Aku jemput."

...****...

"Astaga.. Gimana bisa dia lupa jalan pulang? Oh ya ampun kenapa binik gue punya otak yang lambat?"

Akhirnya Qenan memutuskan untuk menjemput Nadira. Ia mengambil dompet dan ponsel. Ia juga menyambar asal jaket yang

bergantung di belakang pintu kamarnya.

Qenan berjalan terburu-buru hingga tidak menyadari ada Nazeef yang mengikuti. Tadi Nazeef memang berniat untuk ke apartemen Qenan.

Di tengah jalan Qenan baru sadari jika mobilnya di ikuti mobil Nazeef.

"Si al. Gue lupa kalo Nazeef pasti curiga sama gue."

Qenan menambah kecepatan agar terhindar dari kejaran Nazeef. Saling menyalip mobil. tak terelakkan lagi. Qenan dan Nazeef sama-sama memiliki bekal untuk urusan laju melaju kencang tentang mobil.

Beruntung lampu merah menghentikan aksi Nazeef dan Qenan terbebas dari kejaran Nazeef.

"Maaf Zeef, untuk sekarang gue belum bisa jujur sama lo."

Qenan menghentikan mobil nya di depan gang lalu menghubungi Nadira untuk menghampiri nya. Nadira pernah memberitahukan kalau kost san nya cowok tidak boleh datang.

Tok..tok..tok..

Qenan menurunkan kaca mobil saat mengetahui Nadira mengetuknya.

"Masuk." titah qoenan dengan wajah datarnya.

Nadira menuruti lalu masuk dan memasang seatbelt. Namun Qenan belum menjalankan mobilnya. Keduanya masih saling mendiami.

Qenan membuka seatbelt lalu memeluk Nadira dan hal itu membuat Nadira membeku. Otak nya mendadak tak mampu berpikir.

Untuk pertama kalinya ia sedekat ini dengan Qenan. Dan untuk pertama kalinya Qenan memperlakukan cewek seperti ini.

"Aku khawatir Ra.." ucap Qenan setelah pelukan itu terurai.

Nadira tidak menjawab karena merasakan jantung nya kian berdebar sangat kencang. Bahkan sedari tadi matanya tak sanggup untuk berkedip.

Jantung gue..

"Ra.."

"Em.. Eh iya."

"Kamu kenapa dari tadi dipanggil nggak nyahut juga."

Nadira tersenyum canggung. "Ah gak pa-pa. Ayo kita pulang."

🌸

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Asih Novianti

Asih Novianti

asiiikkk... dapat pelukan

2024-05-07

1

Khendiz

Khendiz

jDi puber lagi baca novel anak sma 🤣🤣

2024-04-08

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Nadira Fazilla Zharifah
2 Qenan Abraham.
3 penggrebekan
4 Pernikahan
5 Hari pertama
6 Belanja
7 Teman satu kamar
8 Aku kamu
9 Sekolah Qenan
10 Pengakuan
11 Qenan omes
12 Jalan bersama
13 Masih jalan bersama
14 Viral
15 Bertemu
16 Nadira rindu mama
17 bos ku suamiku
18 Makan malam
19 Bertengkar
20 Kamu seksi
21 Pengalaman
22 Aku tunggu
23 Bertemu lagi
24 Pertahanan ku runtuh
25 Aku menginginkan mu
26 Flashback
27 Aku gak kenapa-napa
28 Pernikahan rahasia
29 Kenyataan
30 Aku nggak ijinkan
31 Qenan cenayang
32 Nadira cantik
33 Peringatan
34 Playboy cap ikan asin
35 ke SMA KUSUMA BANGSA
36 Qenan yang posesif
37 Malam perayaan
38 Pertengkaran
39 Siapa yang membeli ini?
40 Cewek zaman sekarang banget
41 Aku jatuh cinta
42 Wido
43 Pelukan mama mertua
44 Bukti nyata
45 Acara Nadira
46 Masih acara Nadira
47 Penolakan
48 Qenan uring-uringan
49 Wido Prasetyo
50 Perhatian Nadira
51 Ke makam
52 Ibu panti
53 Maafin aku Melati
54 Qenan apa kabar?
55 Qen.. Lo sakit?
56 Rudal Amerika
57 Oppa Cha Eun-woo
58 Nazeef dan Dion
59 Aku tak akan macam-macam
60 Qenan pergi
61 Kamu masak untuk Qenan?
62 Obat?
63 Gue nginep ya
64 I want to make love in the open.
65 Fantasi
66 Melinda
67 Makan pizza
68 Masih Pizza
69 Qenan, dinding?
70 Papa Reno
71 Masih papa reno
72 Periksa kandungan
73 Tak ada ujung
74 Secercah harapan
75 Malu-malu kucing
76 Milly dan Mario
77 Kenapa lo panggil gue Dion?
78 Qenan
79 Izin
80 Es pisang cokelat
81 Boneka
82 Fantasi Qenan lagi
83 Akulah yang salah.
84 Lepaskan istriku
85 Ada apa sebenarnya?
86 Cinta itu buta
87 Takut
88 Kamu harus ingat
89 Qenan dan Nazeef
90 Ciuman pertama
91 Dion yang polos
92 Iya, aku lupa belum cium kamu
93 Kamu luar biasa
94 Dion curhat
95 Kelulusan
96 Wido sang pecinta
97 Jaga hati agar tetap utuh
98 Kita udah nikah
99 Aku mencintaimu suami SMA ku
100 Nadira hanya milikku
101 Nazeef galau
102 Nadira pergi
103 Nadira pulang
104 Extraño
105 Ke kantor papa Surya
106 Saling diam
107 No problem
108 Te amo
109 The Royal Bali Villas Canggu
110 Senja
111 Miliki aku
112 Kalau jodoh gak akan kemana
113 Perpisahan
114 Rapuh
115 Makan siang bersama
116 Melinda dan Rian
117 Kemana Nadira?
118 Dasar gak peka
119 Sayang, sayang, dan sayang
120 Melepas rindu
121 Kilas balik (Dasar pria bodoh)
122 Kilas balik (Permintaan Nadira)
123 Ini demi kamu Nadira
124 Aku juga pasti akan merindukanmu
125 Tolong jangan cinta begitu dalam.
126 Pernikahan Wido
127 Dia ganteng
128 Kamu, kok pulang?
129 Aditya Wira Prasetyo
130 Kakak kecil?
131 Gue gak akan berhenti
132 Sayang, ini apa?
133 Selamat pagi, sayang
134 Dia milikku, hanya milikku
135 Harapan Nadira
136 Berangkat ke Surabaya
137 Ke sawah
138 I have you, you have me.
139 Bule
140 Dasar manja
141 Makan malam
142 Nasib Nazeef
143 Gara-gara Bella
144 Aku pergi
145 Ayo Abang antar pulang
146 Qenan tahu
147 Nyonya Abraham
148 Qenan si pengertian
149 Menata hati
150 Aku tunggu hukuman mu
151 Nadira ngidam
152 Dasar ibu hamil
153 Rania
154 Dokter Gadhing
155 Nikah
156 Qenan dan Nazeef
157 Kelinci kecil
158 Nadira
159 Calon Nazeef
160 Nina
161 Rania bertemu Wido
162 Kilas balik (Nazeef ke Paris)
163 Rania dan Jafar
164 Gara-gara Dion
165 Masih gara-gara Dion
166 Melinda hamil
167 Rencana Nadira dan Melinda
168 Pergi ke Paris
169 Acara Nazeef
170 Beb, bangun beb
171 Rumah sakit
172 Tamparan
173 Pergi ke Bandung
174 Menyusul ke Bandung
175 Mengunjungi Pabrik
176 Cemburunya Jafar
177 Nazeef dan Nina
178 Majalah
179 Dua pasang
180 Baby kembar
181 Apa-apaan kalian
182 Aku kangen
183 Acara Dion dan Melinda
184 Melati, maafkan mas
185 Terimakasih telah hadir di hidupku
186 Keanehan Qenan
187 Belanja
188 Makan siang
189 Menantu dan mertua
190 Udah renangnya?
191 Dion
192 Maaf
193 Dua kan?
194 Daster
195 Antar aku ke Rumah Sakit
196 Lahiran
197 Edzard Zeon Abraham
198 Pengumuman Novel baru
199 Meminta pendapat Readers
200 200. Duda beranak satu
201 Pengumuman Novel Baru
202 202. Pengumuman Novel Baru
203 Novel Baru
204 Pengumuman
205 Pengumuman
206 Pengumuman
207 207. Kau Milikku Sayang
Episodes

Updated 207 Episodes

1
Nadira Fazilla Zharifah
2
Qenan Abraham.
3
penggrebekan
4
Pernikahan
5
Hari pertama
6
Belanja
7
Teman satu kamar
8
Aku kamu
9
Sekolah Qenan
10
Pengakuan
11
Qenan omes
12
Jalan bersama
13
Masih jalan bersama
14
Viral
15
Bertemu
16
Nadira rindu mama
17
bos ku suamiku
18
Makan malam
19
Bertengkar
20
Kamu seksi
21
Pengalaman
22
Aku tunggu
23
Bertemu lagi
24
Pertahanan ku runtuh
25
Aku menginginkan mu
26
Flashback
27
Aku gak kenapa-napa
28
Pernikahan rahasia
29
Kenyataan
30
Aku nggak ijinkan
31
Qenan cenayang
32
Nadira cantik
33
Peringatan
34
Playboy cap ikan asin
35
ke SMA KUSUMA BANGSA
36
Qenan yang posesif
37
Malam perayaan
38
Pertengkaran
39
Siapa yang membeli ini?
40
Cewek zaman sekarang banget
41
Aku jatuh cinta
42
Wido
43
Pelukan mama mertua
44
Bukti nyata
45
Acara Nadira
46
Masih acara Nadira
47
Penolakan
48
Qenan uring-uringan
49
Wido Prasetyo
50
Perhatian Nadira
51
Ke makam
52
Ibu panti
53
Maafin aku Melati
54
Qenan apa kabar?
55
Qen.. Lo sakit?
56
Rudal Amerika
57
Oppa Cha Eun-woo
58
Nazeef dan Dion
59
Aku tak akan macam-macam
60
Qenan pergi
61
Kamu masak untuk Qenan?
62
Obat?
63
Gue nginep ya
64
I want to make love in the open.
65
Fantasi
66
Melinda
67
Makan pizza
68
Masih Pizza
69
Qenan, dinding?
70
Papa Reno
71
Masih papa reno
72
Periksa kandungan
73
Tak ada ujung
74
Secercah harapan
75
Malu-malu kucing
76
Milly dan Mario
77
Kenapa lo panggil gue Dion?
78
Qenan
79
Izin
80
Es pisang cokelat
81
Boneka
82
Fantasi Qenan lagi
83
Akulah yang salah.
84
Lepaskan istriku
85
Ada apa sebenarnya?
86
Cinta itu buta
87
Takut
88
Kamu harus ingat
89
Qenan dan Nazeef
90
Ciuman pertama
91
Dion yang polos
92
Iya, aku lupa belum cium kamu
93
Kamu luar biasa
94
Dion curhat
95
Kelulusan
96
Wido sang pecinta
97
Jaga hati agar tetap utuh
98
Kita udah nikah
99
Aku mencintaimu suami SMA ku
100
Nadira hanya milikku
101
Nazeef galau
102
Nadira pergi
103
Nadira pulang
104
Extraño
105
Ke kantor papa Surya
106
Saling diam
107
No problem
108
Te amo
109
The Royal Bali Villas Canggu
110
Senja
111
Miliki aku
112
Kalau jodoh gak akan kemana
113
Perpisahan
114
Rapuh
115
Makan siang bersama
116
Melinda dan Rian
117
Kemana Nadira?
118
Dasar gak peka
119
Sayang, sayang, dan sayang
120
Melepas rindu
121
Kilas balik (Dasar pria bodoh)
122
Kilas balik (Permintaan Nadira)
123
Ini demi kamu Nadira
124
Aku juga pasti akan merindukanmu
125
Tolong jangan cinta begitu dalam.
126
Pernikahan Wido
127
Dia ganteng
128
Kamu, kok pulang?
129
Aditya Wira Prasetyo
130
Kakak kecil?
131
Gue gak akan berhenti
132
Sayang, ini apa?
133
Selamat pagi, sayang
134
Dia milikku, hanya milikku
135
Harapan Nadira
136
Berangkat ke Surabaya
137
Ke sawah
138
I have you, you have me.
139
Bule
140
Dasar manja
141
Makan malam
142
Nasib Nazeef
143
Gara-gara Bella
144
Aku pergi
145
Ayo Abang antar pulang
146
Qenan tahu
147
Nyonya Abraham
148
Qenan si pengertian
149
Menata hati
150
Aku tunggu hukuman mu
151
Nadira ngidam
152
Dasar ibu hamil
153
Rania
154
Dokter Gadhing
155
Nikah
156
Qenan dan Nazeef
157
Kelinci kecil
158
Nadira
159
Calon Nazeef
160
Nina
161
Rania bertemu Wido
162
Kilas balik (Nazeef ke Paris)
163
Rania dan Jafar
164
Gara-gara Dion
165
Masih gara-gara Dion
166
Melinda hamil
167
Rencana Nadira dan Melinda
168
Pergi ke Paris
169
Acara Nazeef
170
Beb, bangun beb
171
Rumah sakit
172
Tamparan
173
Pergi ke Bandung
174
Menyusul ke Bandung
175
Mengunjungi Pabrik
176
Cemburunya Jafar
177
Nazeef dan Nina
178
Majalah
179
Dua pasang
180
Baby kembar
181
Apa-apaan kalian
182
Aku kangen
183
Acara Dion dan Melinda
184
Melati, maafkan mas
185
Terimakasih telah hadir di hidupku
186
Keanehan Qenan
187
Belanja
188
Makan siang
189
Menantu dan mertua
190
Udah renangnya?
191
Dion
192
Maaf
193
Dua kan?
194
Daster
195
Antar aku ke Rumah Sakit
196
Lahiran
197
Edzard Zeon Abraham
198
Pengumuman Novel baru
199
Meminta pendapat Readers
200
200. Duda beranak satu
201
Pengumuman Novel Baru
202
202. Pengumuman Novel Baru
203
Novel Baru
204
Pengumuman
205
Pengumuman
206
Pengumuman
207
207. Kau Milikku Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!