Apa?! Beraninya dia menyebutku baka (bodoh)! Memangnya dia siapa?!
Sambil memegang erat bukunya, Jinsei sangat kesal. Tentu saja karena balasan dari seseorang melalui buku jurnalnya.
Nakayama Jinsei
'Tunjukkan dirimu! Jangan hanya berani lewat surat!'
Nakayama Jinsei
'Temui aku sekarang!'
Jinsei tentu saja tidak akan tinggal diam. Dia kembali membalas pesan yang janggal itu.
Setelah itu, dia pun menutup bukunya. Dan meletakkannya bersama dengan buku-buku catatannya yang lain.
----------
Hokkaido, 11 Oktober 2021
Sekitar jam dua siang. Mirai baru saja pulang dari sekolahnya.
Pulang dalam keadaan mengantuk itu sudah biasa. Untung saja Mirai tidak pernah ketiduran di jalan dalam perjalanan pulang.
Seperti biasanya, secara kasar Mirai meletakkan tas yang berisi banyak buku dan peralatan tulis.
Tapi, kali ini dia tidak langsung merebahkan tubuhnya. Dia hendak mengganti pakaian terlebih dahulu. Membuka lemarinya, mencari pakaian yang dia inginkan. T-shirt putih polos, dan training pendek yang akan dia gunakan.
Sebelum berganti pakaian, dia melihat sudut bukunya di antara tumpukan baju.
Mirai Sakamoto
Hmm ayo kita lihat, apakah orang itu membalas lagi?
Mirai berbicara sendiri sambil mengambil buku kesayangannya dengan hati-hati.
Mirai Sakamoto
Hah?! Dia memintaku untuk menunjukkan diriku? Humm..
Mirai Sakamoto
Dia berada di mana memangnya?
Mirai Sakamoto
Aku tanyakan lagi saja lah, biar sekalian meminta pertanggungjawaban darinya.
Berlalu ke arah meja belajarnya yang terletak di sebelah lemari. Kali ini, dia mengambi spidol warna biru tua, bukan pena.
Mirai Sakamoto
'Kau ingin bertemu denganku? Tentu saja. Katakan di mana aku bisa menemui kamu.'
Mirai Sakamoto
'Oh iya, aku ingin tau. Kau itu laki-laki atau perempuan?'
Mirai Sakamoto
'Siapa namamu? Jawab dengan segera kalau kau benar-benar ingin bertemu denganku.'
Setelah selesai menulis balasan, Mirai menutup bukunya, dan mengembalikannya seperti semula.
Dia pun melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Setelah itu, dia pun merebahkan tubuhnya dan segera tidur siang.
----------
Sekitar satu setengah jam kemudian. Setelah terbangun dari tidur siangnya, Mirai kembali mengecek bukunya.
'Iya, aku ingin bertemu denganmu.
Kalau bisa sekarang, temui aku di dekat alun-alun kota Chiba.
Aku laki-laki.
Namaku Jinsei Nakayama.
Kau sendiri siapa sebenarnya?
Jawab kalau kau juga ingin bertemu denganku.'
Mirai kembali mendapatkan balasan.
Dia mengernyitkan dahinya setelah membaca kata 'Chiba'.
Mirai Sakamoto
Apa?! Dekat alun-alun kota Chiba?! Jauh sekali. Aku di Hokkaido dan dia di Chiba. Tidak mungkin, dia pasti penipu.
Mirai Sakamoto
Tidak mungkin buku ini jadi seperti android yang dapat mengirimkan pesan dengan cepat.
Mirai Sakamoto
Mungkinkah dia juga tinggal di Hokkaido sepertiku? Hanya saja dia tak mau mengaku.
Mirai Sakamoto
'Kau pasti penipu!'
Mirai Sakamoto
'Aku hanya menulis di buku diary, dan bagaimana mungkin orang yang tinggal di kota Chiba bisa membalasnya dengan capat?'
Mirai Sakamoto
'Aku sendiri tinggal di Hokkaido, dan kau tinggal di kota Chiba, kau tau berapa jaraknya? Dan aku benar-benar tidak mengenal dirimu, Jinsei.'
Mirai Sakamoto
Haah.. Membingungkan saja..
Mirai menghembuskan nafasnya kasar. Dia benar-benar kesal dan bingung. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?
Kemudian, Mirai meletakkan buku itu di atas meja belajarnya.
Comments
🚬
semangat up thor
2021-10-15
0
❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊
semangat terus. sdh fav+jempol. salken dr (terjerat overdosis cinta)
2021-10-10
1