Ini sudah seminggu semenjak aku berdiam diri di kota ini, aku mengenakan armor ringan kemudian membawa pedangku di punggungku, jika orang melihatku sekilas aku seperti seorang yang turut berada di medan perang, tapi sejujurnya aku hanya akan mengawasi saja.
Aku memakai topeng rubah lalu melompat dari genteng rumah ke rumah lainnya, untuk kedua pelayanku aku meminta mereka berlibur hingga keduanya tidak perlu ikut dalam hal ini.
Dari atas kulihat beberapa orang sedang bergerak di bawahku, sedikit aneh saat kota yang selalu damai ini menjadi keluar dari biasanya.
Aku melompat dan bersembunyi di balik tong air untuk mendengarkan percakapan mereka.
"Kalian dengar pahlawan Heis telah mengalahkan komandan pasukan raja iblis Nikel, dia telah membawa kemenangan untuk kerajaan kita."
"Memang benar, tapi kenapa kerajaan yang sudah menang malah mengumpulkan kita untuk ikut berperang."
"Ini hanya rahasia kita, ada rumor bahwa pahlawan Heis mengorbankan seluruh pasukannya demi mencapai kemenangannya."
Pahlawan bodoh itu.
"Dia membiarkan pasukannya di garis depan hingga membuat komandannya kelelahan barulah dia menyerang."
"Kalau bukan karena keluargaku yang diberi hadiah uang banyak jika ikut bergabung, aku tidak akan berpartisipasi, walau mati paling tidak aku bisa membantu keluargaku."
Dibanding denganku, Heis terlalu busuk.
Aku diam-diam mengikuti mereka keluar kota dimana salah satu prajurit yang bertugas menuliskan nama mereka terlihat jelas.
"Sudah semuanya... kalian akan langsung dibawa ke medan perang, jadi gunakan senjata yang kami berikan pada kalian."
"Tunggu, bukannya kami akan diberi pelatihan dulu."
"Tidak usah, kerajaan Weisvia telah terancam bahaya, kita akan menyerang langsung."
"Bagaimana dengan yang kalian janjikan."
"Jika uang, kalian hanya akan diberikan sekitar 10 koin emas."
"Mustahil, ini tidak sesuai kesepakatan.. kami tidak akan ikut berperang hanya sekedar untuk mati."
Beberapa prajurit lain mulai menutup jalan agar mereka tak bisa kembali dan salah satu yang terlihat seperti pemimpinnya menyeringai senang.
"Setelah menulis nama kalian, kalian sudah tidak bisa mengelak lagi."
Kerajaan ini jelas busuk, tidak aneh mereka menggunakan pahlawan tak berguna itu, asalkan kerajaan aman mereka tak peduli memaksa penduduk sipil untuk berperang.
Jika demikian.
Aku melompat di depan mereka semua, masih menggunakan topeng rubah di wajahku.
"Siapa kau?"
"Benar, biar aku beritahu kalian, namaku Rui aku adalah dewa kegelapan yang akan mengambil kerajaan ini."
"Jangan bercanda, kalian semua serang dia."
Secara serempak semua penjaga itu mengayunkan pedangnya ke bagian tubuhku. Bukannya terluka pedang mereka patah secara bersamaan.
"Mustahil, siapa kau sebenarnya."
"Dia bukan manusia."
"Sudah kukatakan aku ini Dewa, sampaikan ini pada pahlawan kalian, aku akan mengambil alih kota ini sementara waktu.. tidak ada siapapun penduduk kota ini yang boleh ikut berperang."
"Mungkin kah, kau memihak raja iblis?"
"Jangan salah paham, aku tidak memihak raja iblis maupun pahlawan, aku memihak diriku sendiri.. kalianlah yang lebih pantas menjadi pelayanku."
Ketika aku berbicara demikian, sebuah panah melesat ke arahku, sebelum ujungnya mengenai mata kiriku aku menangkapnya.
"Nona Hiji."
Semua prajurit mundur untuk berkerumun di baling punggung wanita yang menembakan panah itu, di saat yang sama para penduduk kota berlarian masuk ke dalam kota.
Wanita bernama Hiji menarik busurnya, awalnya hanya satu tapi saat diluncurkan itu berubah menjadi 100 anak panah.
Dia berusaha membunuh penduduk ini.
Aku membuat dinding dari bayangan hitam yang mana menelan seluruh panah dalam kehampaan tak terbatas.
"Kau ingin membunuh mereka," kataku dingin.
"Jika mereka tidak mematuhi perintah kerajaan maka aku harus membunuhnya."
Sekarang siapa yang mirip iblis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 517 Episodes
Comments
arfan
275
2022-12-14
0
Bakulgeblek
dibikin agk dramatis thor...
anak panahnya ditangkap dg dijepit kelopak matanya...
wuihhh keren abiz pasti tuh...
2022-07-27
0
cuma orang baru
hiji dua tilu opat lima geneup tujuh dalapan salapan sapuluh
2022-06-12
0