Kades Itu Milikku 4. Kedatangan Bram

4. Kedatangan Bram

Amaira mencuci tangannya di belakang. Dia mencucinya beberapa kali.

Amaira

Aahhh, sungguh gila, kenapa itu bisa terjadi Isshh, untung ni kaki nggak kenapa-napa. Lagian kenapa si gue ceroboh banget... Aarrgghh..

Setelah beberapa menit, dia pun keluar dan menuju ke gubuk. Orang tuanya dan teman-temannya juga sedang berkumpul di sana.

Papa Riko

Lama sekali

Amaira

Maaf pah

Mama Yuna

Dimakan pak Bram, ini ada ubi rebusnya juga.

Bram(Abraham)

Iya bu, terimakasih..

Putri

Pulang yuk, udah sore (bisiknya pada Nindy)

Nindy

Yuk

Gea

Mama Yuna, om Riko, kami pamit pulang duluan ya, soalnya udah sore

Mama Yuna

Bareng aja, kami juga mau pulang

Putri

Maaf mama Yuna, mama aku udah bilang ke aku di suruh pulang

Papa Riko

Papa akan antar kalian

Putri

Nggak usah, kami berani kok pa, nggak papa

Bram(Abraham)

Harus ada yang nemenin kalian loh, kalian perempuan. Bahaya kalau pergi sendirian.

Mama Yuna

Iya tuh

Papa Riko

Yuk papa antar

Gea

Makasih om

Papa Riko

Berapa lama lagi kalian akan memanggil om, panggil papa saja

Gea

Iya pa

Putri

Papa Riko kan paman aku, aku panggil paman saja nggak papa kan

Putri

Terserah kalian saja

Nindy

Ya sudah kami sepakat panggil paman

Putri

Cepetan ayo pulang

Amaira hanya menggeleng dengan tingkah teman-temannya. Teman-temannya pun pamit dan bersalaman dengan semua yang ada di sana termasuk kepada Bram.

Nindy

(Wangi) batin

Putri

(Wangi) batin

Gea

(Wangi) batin.

Setelah mereka berpamitan, mereka pun pergi.

Mama Yuna

Mama akan membersihkan ini dulu, habis itu kita pulang

Amaira

Aku bantu mah

Amaira membantu mamanya membereskan semuanya. Begitu juga Bram.

Amaira

Bapak nggak usah ikutan, bapak duduk saja.

Bram(Abraham)

Tidak apa

Mama Yuna

Benar pak Bram

Bram(Abraham)

Bu, nanti malam ibu di rumah bukan?

Mama Yuna

Iya tentu saja, ibu di rumah selalu. Memangnya ada apa pak

Bram(Abraham)

Saya ada keperluan dengan pak Riko nanti.

Mama Yuna

Oohh, nanti saya sampaikan. Pukul berapa suami saya ke rumah bapak.

Bram(Abraham)

Tidak perlu ke rumah saya. Saya akan ke rumah ibu nanti malam

Mama Yuna

Oohh ya, tentu saja.

Amaira

( What, pak Bram mau ke rumah, hedeh...) batin

*****

Di malam harinya, Amaira tentang duduk di ruang keluarga sambil membaca komik yang ia pinjam di sekolah.

Di tengah dia membaca buku, tiba-tiba ada yang menekan tombol bel rumahnya.

Mama Yuna

Mira!! Tolong bukain pintunya.

Amaira

Iya

Mira meletakkan buku itu di atas meja dan membukakan pintu rumahnya. Betapa terkejutnya dia ketika tamu yang datang adalah Bram.

Amaira

(Ampun, gue lupa pak Bram datang ke sini) batin.

Amaira

Ee mm.. Silahkan pak masuk.

Bram mengangguk dan masuk. Dia pun duduk.

Amaira

Tunggu sebentar pak, saya panggil papa dulu

Bram mengangguk dan langsung berlari kecil ke kamar ayahnya.

Amaira

Papa, pak Bram datang

Papa Riko

Oiya, papa akan segera turun.

Amaira tak turun dan langsung menuju ke kamarnya.

Amaira

Ampun dah, tampilan gue begini lagi. Aahhh...

Dia membanting tubuhnya kasar di atas kasurnya.

Amaira

Komik gue, aduhhh...padahal lagi part bagus, bagaimana ini...

Dia pun menyisir rambutnya dan turun untuk mengambil komiknya.

Mama Yuna

Kebetulan kamu ke bawah, ambilin camilan sana di lemari.

Amaira

Tapi mah, aku pake baju kek gini

Mama Yuna

Udah nggak papa, sana cepetan.

Amaira menurutinya dan dia pun membawanya ke ruang tamu.

Amaira

Ada lagi mah

Mama Yuna

Duduk sini

Amaira

Hah?

Amaira

(What?? Ada apa ini) batin

Tiba-tiba pak Bram mengambil map yang di bawanya. Pikiran Amaira kacau dan sekelibat pertanyaan muncul di benaknya.

Amaira

(Surat apa itu? Tanah? Kontrak? Surat lamaran? Persetujuan? Suap? Atau jangan-jangan nikah kontrak) batin.

Tiba-tiba Amaira menggebrak meja. Semuanya kaget dengan tindakannya yang begitu tiba-tiba.

Amaira

Intinya Amaira nggak mau titik.

Dia pun meninggalkan ruang tamu lalu menyambar komik yang di tinggalkannya di meja dan membawanya ke kamar.



