Di perjalanan, mereka berempat berfoto ria bersama. Amaira terlalu bosan harus terus terhenti di tengah jalan dan akhirnya dia memilih untuk berjalan di belakang ibunya.
Amaira
Mah, bukannya ini sawah papa ya
Mama Yuna
Bukan, ini sawah milik almarhum ayah pak Bram. Dia menitipkan ini ke ayahmu dan meminta untuk menjaga sawah ini sementara waktu. Setelah anaknya kembali baru papa kembalikan ke anaknya.
Amaira
Oohh begitu, kirain sawah papa. Sawah papa di mana mah, papa punya sawah kan
Mama Yuna
Di sebelah sawah pak Bram itu sawah papamu.
Amaira
Oohh, begitu..
Mama Yuna
Mira, kamu bawa ini ke pak Bram, mama akan menaruh ini di gubuk papa sebentar.
Amaira
Apa itu mah
Mama Yuna
Ini pupuk, kamu sandingkan buat dia ya
Amaira
Ta-tapi mah..
Teman-teman Amaira hanya cekakakan kecil. Amaira menatap mereka tajam dan akhirnya mereka terdiam.
Nindy
Ra, kami ke sana dulu ya, mau photo photo dulu.
Amaira
Yahh. Gea, temenin gue yuk
Nindy
Sendiri aja, bye bye
Amaira
(Dasar temen laknat) batin.
Dia menarik nafas panjang dan berjalan menuju ke gubuk. Dia langsung menaruh tas berisi makanan dan duduk sambil mengibaskan kedua tangannya.
Bram(Abraham)
Capek ya?
Amaira melihatnya dan matanya mulai berbinar. Dan dia sungguh tak percaya apa yang dia lihat sekarang, sungguh sangat indah. Beruntung dia tak menolak tawaran ibunya.
Amaira
Lu-lumayan pak. Bapak haus kan, sebentar pak
Amaira
Amaira mengambil minum dan menyajikannya, tiba-tiba ayahnya datang setelah mencuri tangannya.
Papa Riko
Amaira? Mama mana?
Amaira
Mama di gubuk kita pah
Papa Riko
Oohh, ya sudah buka saja makanannya, papa mau ambil sesuatu di gubuk papa
Amaira
Ta-tapi pa
Papa Riko
Cuma sebentar.
Amaira menghela nafas panjang dan kembali menyajikan makanan untuknya.
Amaira
Silahkan pak dimasak. Ini buatan mama saya untuk dimakan bapak sama papa nanti.
Bram(Abraham)
Saya akan menunggu papa kamu saja.
Dari kejauhan, teman-temannya kaget saat melihat Amaira berdua dengan seseorang di gubuk.
Gea
Eh-eh-eh (sambil menepuk bahu Putri)
Putri
Sakit woyy
Nindy
Widih, pinter banget tuh Mira deketin pak Kades.
Putri
Untung kita nggak jadi taruhan, kalau jadi Mira pasti udah seneng-seneng ke Jepang.
Gea
Foto uyy
Nindy mengambil foto mereka. Amaira yang melihatnya pun geram dan menatap mereka tidak suka.
Amaira
Maaf pak, kalau boleh tau tempat cuci tangan dimana ya?
Bram(Abraham)
Di belakang gubuk juga ada.
Amaira
Baiklah, saya permisi mau cuci tangan dulu pak
Bram(Abraham)
Silahkan.
Baru saja dia melangkah, tiba-tiba dia terpeleset. Bram yang melihatnya pun memeganginya, namun yang ada dia juga ikut terjatuh dengan mira.
Beruntung di depan gubuk hanya ada rumput kering. Jika ada padinya, pasti sudah rusak oleh mereka.
Amaira menatap Bram cukup lama. Teman-temannya kaget saat melihat temannya terjatuh. Mereka juga mengambil fotonya.
Nindy
Mantap banget tuh si Amaira dah
Nindy
Duh, gue jomblo gimana dong. Itu live streaming woyy
Putri
Lebay lu ahh
Gea
Jangan ngelak Put, gue aja iri
Di saat itu juga, mama Yuna datang dan menghampiri mereka.
Mama Yuna
Kalian?
Dengan cepat mereka berdua pun berdiri dan membersihkan kotoran yang menempel di baju mereka.
Mama Yuna
Kenapa bisa jatuh
Amaira
Aku terpeleset mah
Mama Yuna
Ceroboh kamu. Pak Bram nggak papa
Bram(Abraham)
Saya nggak papa bu, tapi sepertinya kaki anak ibu terkilir
Amaira
Alhamdulillah nggak kok pak, mama, aku ke belakang dulu mau cuci tangan.
Mama Yuna
Iya, kamu hati-hati, awas terpeleset lagi.
Amaira
Iya mah
Amaira
(Aahhh.. Gila.. Kenapa itu bisa terjadi ke gue Isshh) batin.
Comments