Kazuki mulai tersadar dari pingsannya. Mata kazuki tak berhenti berkedut sejak ia membuka matanya. Penglihatannya belum kembali fokus sepenuhnya. Semua yang ia lihat tak terlihat jelas dan berbayang-bayang. Ia merasakan rasa perih yang amat menyakitkan. Beberapa saat kemudian penglihatannya mulai membaik. Ia baru sadar bahwa sekarang ia sedang berdiri. berdiri di suatu tempat yang amat mengerikan.
Ia melihat ke bawah, tepatnya ke arah tubuhnya. Ia terus mengamati tubuhnya itu. Luka-luka tersebar di seluruh tubuhnya. Setetes darah bercucuran dari luka-luka itu. Entah apa yang terjadi, Ia juga tak mengenakan baju. Ia hanya memakai kain panjang yang diikat kan di pinggangnya, tepatnya terlihat seperti sarung. Ia juga sedang menggenggam sebilah pedang sambil bergemetaran.
"Apa yang terjadi? Apa aku sudah mati? Yah! Pasti aku sudah mati" pikirnya.
Lalu Kazuki melihat ke sekelilingnya. Sontak tatapan matanya menjadi kosong. Darah berwarna merah pekat berserakan di mana-mana. Mayat-mayat bergelempangan di sana dan di sini. Yang ada di tanah tandus itu hanyalah mayat-mayat dan pohon-pohon kering. Kazuki pun terjatuh berlutut sambil menatapi langit merah yang mengerikan. Air mata mulai bergelinangan di pipinya. Ia tak sanggup lagi menahan rasa takutnya.
"Jadi aku memang benar-benar sudah mati ya? Inikah neraka yang di janjikan untuk orang-orang yang berdosa? Benar juga! Aku telah membuat diriku menjadi orang yang penuh dengan dosa. Aku telah membiarkan ibu dan ayahku mati begitu saja. Tidak! Bahkan aku telah membunuh mereka. Mengapa saat itu aku tidak mati saja bersama mereka? Keputusan gila apa yang telah ku buat saat itu? Aku sungguh berdosa! Neraka ini sudah pantas untukku" Ucapnya dengan nada berputus asa dan sambil menangis.
"Duarr!" Petir-petir saling menyambar dengan sangat keras di langit. Di saat itu juga Kazuki merasa ia melupakan sesuatu yang amat penting baginya. Ia terus mencoba mengingat-ingat sesuatu apakah yang ia lupakan itu. Namun, tetap saja ia tak dapat mengingatnya.
"Hei-hei, apa yang kau katakan itu? Dasar cengeng! Ini bukan neraka, kali!" mendadak sosok bayangan yang mirip seperti Kazuki itu kembali muncul di hadapan nya.
"Tapi aku memang sudah mati, kan?" tanya Kazuki dengan nada memelas
"Cihh! Kalau memang kamu sudah mati, kamu tak akan bisa berkomunikasi dengan ku lagi, bodoh!"
"Ehh, iya juga ya.Tapi, sebenarnya kamu itu siapa? "
"Hmm, memangnya apa pentingnya kau tau siapa diriku?"
"Ayolah beritahu aku! Kau tiba-tiba saja pada saat-saat tertentu muncul di depanku dan terus menyemangati ku, siapa kau sebenarnya?"
"Aku adalah dirimu sendiri. Jangan tanya lebih dari itu! titik!"
"Tapi, jika memang ini bukan neraka lalu apa?"
" Hmm, aku tidak tahu. Kalau kamu saja tidak tahu, bagaimana aku? Kau harus mencari tahunya sendiri! Mungkin saja, ini adalah dunia VRMMORPG, atau dimensi lain apalah itu. Yang jelas tempat ini memang berbahaya, jadi berjuanglah, kamu pasti bisa! Sekarang, kembalilah ke duniamu, lalu katakan 'tadaima' (aku kembali) dan jangan pernah berkata yang aneh-aneh lagi!"
"Kau benar-benar seperti diriku. Hahaha... VRMMORPG. Eh? Kata-kata apa itu? Sepertinya tak asing dalam pikiranku. Tapi mengapa aku lupa ya?" Kazuki benar-benar melupakan semua kenangannya tentang dunia.
Bayangan yang tadinya berbicara pada Kazuki tiba-tiba menghilang. Kazuki kembali bangkit berdiri lalu mengambil pedangnya yang tadi ia tancapkan ke dalam tanah. Ia pun mulai menyusuri tanah tandus yang penuh dengan mayat tersebut.
Di tengah perjalanan Kazuki melihat sekelompok mahluk aneh dari kejauhan. Mahluk itu terlihat bengis dan rakus. Semakin lama mahluk itu semakin mendekat. Kazuki pun mulai bersiap dengan pedangnya. Ia merasa sepertinya akan ada hal buruk yang akan terjadi.
"Yoo! Ada mangsa di depan! Ayo serbu kawan-kawan!" ucap salah satu mahluk dari sekelompok mahluk itu.
Semakin dekat semakin terlihat bahwa mahluk itu adalah setengah manusia setengah babi. Mereka biasa di sebut Orc oleh para pelegenda zaman dahulu.
"Apa? Jadi monster seperti Orc memang benar-benar ada?"
Para orc itu langsung berlari menyerbu ke arah Kazuki. Ketika para orc itu sampai di hadapan Kazuki, Kazuki mencoba mengayunkan pedangnya ke arah mereka.
"Arrgh! Berat sekali! Hiyaaah! Sriing!"
Namun, pedang Kazuki malah terlempar jauh setelah tebasannya di tangkis oleh salah satu orc dengan tangannya
"Apa? Keras sekali tangan orc itu!"
"Hiyaaah!" Para orc itu langsung melompat ke arah Kazuki. Kazuki pun terbaring jatuh Karena lompatan mereka. Mata Kazuki juga menjadi kelilipan karena terkena debu yang terhempas oleh para orc yang melompat tadi. Sontak ia menutup matanya.
Ketika ia kembali membuka matanya, tiba-tiba kedua tangan dan kaki Kazuki sudah tertahan oleh tangan-tangan para orc itu. Ia jadi tak bisa bergerak sama sekali.
"Sekarang saatnya untuk menyantap! Apa kau memiliki kata-kata terakhir nak?" tanya salah satu orc dari mereka yang memiliki badan paling besar.
"Apa? Kalian juga bisa berbicara?"
"Oh, jadi itu kata-kata terakhir yang ingin kau sampaikan, baiklah! Hiyaah. Eh, tunggu dulu! Bagian mana yang harus ku makan terlebih dahulu ya?"
"Makan saja bagian mana pun bos! Yang penting kami juga harus kebagian, Hihihi" jawab orc yang lain.
"Baiklah! Aku akan memakan telinganya! Telinga manusia adalah favorit ku Hihihi"
Orc berbadan besar itu mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Kazuki. Lalu ia mulai membuka mulutnya. Gigi taring yang tajam dan mengkilap terlihat oleh mata Kazuki. Setetes air liur yang menjijikkan telah menetes ke telinga Kazuki.
"Kyaaaaaaaaaaaa!"
Setelah Kazuki berteriak, tiba-tiba para orc itu langsung kabur meninggalkan Kazuki begitu saja.
"Ehh? Mengapa mereka kabur? Takut suara teriakanku? Hahaha! Ternyata mengalahkan orc itu sangat mudah! Tak seperti yang di katakan dalam legenda." ucap Kazuki sambil tersenyum bangga.
Seketika Kazuki merasa tanah yang ia tiduri itu bergetar."Duar! Duar!" Begitulah bunyinya, seakan-akan gempa sedang terjadi di daerah itu. Kazuki pun bangun dan kembali berdiri.
"Apa-apaan ini? Apa gempa sedang terjadi di sini?" Kepalanya menjadi sedikit pusing.
Semakin lama getaran itu semakin kuat saja. Sampai-sampai getaran itu membuat Kazuki terlompat-lompat. Kazuki menjadi terkejut setelah melihat bayangan yang sangat besar menaungi dirinya. Ia pun menoleh ke belakang, saking terkejutnya ia sampai terjatuh. Tiga raksasa setinggi dua puluh lima meter muncul di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Salwa Arina Estiningtyas
Thor ini maksudnya gimana ? kok si kazuki bisa pindah dunia tiba-tiba. Bukannya terakhir kali si kazuki itu dibuang ke tempat pembuangan sampah ?
2021-07-25
2