Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Imran merasa tertampar mendengar jawaban Azalea,tidak hanya sekali dia juga merasa bangga saat Azalea melihatnya sedang mencumbu Natasha,saat itu Natasha sengaja datang kekantor saat Azalea sedang berada dalam ruangan karena Maher meminta dibuatkan dua cangkir kopi.
Meski Maher berusaha menenangkan namun Azalea hanyalah manusia biasa yang punya mata dan telinga,Maher menghibur Azalea saat dia berusaha menahan air matanya.
"Bagaimana kalau kita nonton?"tanya Maher
"Aku bukan anak kecil yang akan merengek minta hadiah."jawab Azalea
"Lalu apa rencanamu?"tanya Maher sambil menutupi Imran dan Natasha
"Hem hem,mungkin aku bisa membubuhkan racun disini lain kali."kata Azalea sambil bercanda
Maher tertawa mendengar candaan Azalea,rasa khawatirnya hilang saat melihat Azalea tersenyum,dia menepuk bahu dan mengajaknya keluar dari ruangan.
Kembali kemasa sekarang
Imran mengusap wajahnya dengan kasar,meski wajahnya terasa panas,Imran terus fokus menyetir karena mengejar waktu,dia ingin segera menemui Amalia dan membawanya pulang kerumah Mama.
"Mau langsung kerumah atau mampir kerumah Papa?"tanya Imran
"Terserah kau saja."jawab Azalea
Imran sudah kehilangan akal,dia tidak bisa membuat Azalea nyaman didekatnya,setelah beberapa jam mobil berhenti didepan sebuah rumah mewah yang terlihat baru dari segi bangunan.
"Ayo turun."ajak Imran
"Iya."kata Azalea
Azalea mengikuti langkah kaki Imran,dia berjalan meski dengan langkah gontai,dia juga melihat kearah atas karena khawatir ada Natasha disana,buat apa dia kembali jika hanya jadi pajangan.
Imran mengetuk pintu rumah,tanpa harus menunggu lama seorang wanita yang masih terbilang muda dengan hijab keluar dari dalam rumah membalas salam.
"Imran."sapanya
"Tante,apa kabar?"tanya Imran
"Baik,mana istrimu?"tanya dia
"Ini Azalea pemilik rumah ini."jawab Imran sambil merangkul Azalea
Azalea tersenyum menatap sosok wanita didepannya,aura keibuan yang kuat mengingatkan Azalea kepada mendiang Ibunya.Tanpa terasa Azalea meneteskan air mata saat ingatannya kembali kemasa kecilnya.
Masa lalu
Setelah Ibu Azalea meninggal dunia tanpa butuh waktu lama Ayahnya menikah lagi,dia menikahi seorang wanita dengan membawa satu anak,awal yang baik tidak selalu berakhir dengan baik,Ibu tiri Azalea perlahan-lahan menguasai Ayah Azalea,mulai dari waktu lalu pelan-pelan masuk kedalam perusahaan dan membawa saudara-saudaranya hingga pada akhirnya perusahaan Ayah harus gulung tikar.
Masa kini
"Lea,kamu menangis?"tanya Imran
"Ah,tidak.Tadi kena debu aja kok."jawab Azalea
"Ok,sekarang kamu masuk dan istirahat,aku ada meeting dikantor nanti sore aku kesini."kata Imran
Azalea hanya mengangguk,pandangannya mengikuti kemana arah Imran melangkah,ada rasa menginginkannya namun dia harus rela melepaskan karena Imran sedang berurusan dengan
perusahaan.
Pembantu dirumah baru namanya Tante Yanti,Imran sengaja memilihnya karena merasa nyaman dengannya dan Imran berharap Azalea menemukan kembali sosok Ibunya.
"Lea,ayo masuk,kamu istirahat biar Tante masak buat kamu."kata Tante Yanti
"Iya Tante."kata Azalea
Tante Yanti mengajak Azalea masuk,dia membawakan kopor milik Azalea sampai kedalam kamar miliknya,Azalea sangat takjub dengan isinya seolah Imran sudah menyiapkan untuknya.
Mobil Imran berhenti tepat dirumah Natasha,begitu berhenti dia langsung turun lalu menemui Amalia yang terlihat sedang bermain bersama dengan Mbak.
"Amalia."panggil Imran
"Papa."panggil Amalia dengan senyum cerah seakan tidak bertemu sekian lama
"Mama mana?"tanya Imran
"Mama pergi Pa."jawab Amalia
Imran melepas anaknya lalu berdiri,dia meminta penjelasan kepada Mbak yang mengasuh Amalia.
"Mbak tahu kemana perginya?"tanya Imran
"Tidak Pa,sudah pergi dari semalam."jawab Mbak
Imran mengusap wajahnya lalu berlari menaiki tangga,dia masuk kedalam kamar Natasha dan membuka lemari,seakan sedang mencari sesuatu namun tidak ketemu.Imran mengingat sesuatu namun suara ponsel mengalihkan pikirannya,sebuah panggilan dari Maher yang memintanya datang sekarang juga.
"Apa harus ada aku?"tanya Imran
"Tentu saja,atau kalau perlu bawa Azalea sekalian biar kelar urusannya."jawab Maher
"Tidak,dia sedang istirahat jangan diganggu."kata Imran
Tanpa menunggu waktu lama lagi Imran keluar dari kamar Natasha,dia mengajak Amalia dan Mbak pengasuh ikut serta kerumah orang tuanya.
Setelah Amalia turun dari mobil Imran langsung tancap gas lagi melaju dengan kecepatan tinggi menuju perusahaannya yang saat ini sedang membutuhkan seseorang yang mampu memecahkan masalah.Imran berjalan dengan sedikit berlari menuju ruang kantornya namun harus tertahan di dalam lift karena bertemu dengan Natasha.
"Kemana saja kamu?"tanya Natasha
"Nat aku sibuk,jangan sekarang."kata Imran sambil keluar dari lift dan berjalan masuk menuju ruangannya.
Imran sempat berhenti,dia ingin mendekati meja Azalea namun Maher keburu memanggilnya karena ada satu hal yang mendesak,Imran merasa terselamatkan,dia bisa meninggalkan Natasha dengan alasan kesibukan.
"Sorry Nat,kamu pulang dulu nanti kita bicara lagi."kata Imran
"Kamu!"kata Natasha sambil menunjuk kearah Imran dan berusaha mendekat namun tangan Maher sudah menahannya.
"Jangan sekarang,kurangi sedikit egomu."kata Maher sambil menghempas lengan Natasha.
Natasha mundur karena kehilangan keseimbangan tubuhnya,dia mengelus lengan yang sedikit memerah karena cengkeraman kuat Maher,wajah kesalnya terlihat memerah karena merasa malu,selama ini banyak pegawai Imran melihatnya bahagia karena menjadi istri pemilik perusahaan.
"Sial!"kata Natasha sambil melangkah keluar melalui lift
Natasha keluar perusahaan dengan memasang wajah kesal,kali ini dia hanya bisa mengumpat,apalagi sekarang dia merasa gerakannya seperti sedang diawasi setelah Imran membatasi kartu kreditnya.
"Apapun itu,aku tidak akan melepaskanmu."kata Natasha
Natasha meninggalkan area gedung dengan mengendarai mobilnya,apa yang dia rasakan adalah benar jika Imran sekarang mengawasi setiap gerakannya.
Dari lantai atas Imran melihat mobil Natasha melintas meninggalkan gedung,dia meminta kepada Maher untuk mengikuti setiap gerakannya.
"Apa ada yang mencurigakan?"tanya Imran
"Binimu itu seperti belut,sangat licin dan dia cukup hati-hati,namun jika kena umpan dia akan keluar juga aslinya."jawab Maher
"Kamu yakin?"tanya Imran sambil membuka file
"Dasar bodoh!,selama hidup bersamanya apa pernah dia membuatkan kopi untukmu?"tanya Maher dengan senyum mengejek
Imran meletakkan pena dan duduk bersandar,selama ini belum pernah Natasha memasak untuknya meski Imran pernah memintanya membuatkan sarapan yang ada malah Imran yang turun tangan karena pembantunya datang saat menjelang siang.Pembantu dirumah tidak ada yang tinggal karena Natasha selalu merasa tidak cocok,tidak ada yang betah tinggal dirumah,mereka bekerja secara part time dan pulang setelah selesai.
"Eeehhh,malah melamun."kata Maher sambil menepuk bahu Imran
"Bagaimana cara meluluhkan hati Azalea?"tanya Imran