NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Pagi hari ini terlihat begitu cerah, namun beda dengan suasana hati Gisella. Sejak pulang dari makan malam itu Gisella tampak murung dan tidak ceria seperti biasanya. Namun jika di depan keluarganya ia bersikap biasa saja karena ia tidak ingin membuat keluarganya khawatir. "Selamat pagi semua."ucapnya saat tiba di meja makan. "Pagi sayang."jawab papa dan mama bersamaan.

Gisella sarapan dengan tenang tidak seperti biasanya yang selalu banyak bicara. "Hmm pa aku boleh nggak keluar sama Kania dan Selly. Cuma main ke mall kok nonton bioskop terus pulang."

Mama, papa dan Marcel saling pandang, ia takut jika terjadi sesuatu kepada Gisella namun ia juga tidak bisa melarang gadis itu untuk menikmati waktu liburnya. "Mau nonton apa dek? Kebetulan juga Rania ngajak nonton tapi kakak nggak suka sama filmya. Siapa tahu kamu sama temen - temen kamu bisa nonton bareng biar Rania ada temennya sharing." Ujar Marcel. Bukan tanpa alasan tapi Marcel ingin menjaga adiknya saat di mall nanti. "Ck kakak nonton sendiri aja sama kak Rania. Aku kan mau nikmatin waktu aku sama temen - temen aku."

"Iya kak biarin adek kamu menikmati waktunya bersama teman - temannya tapi kalau kakak tetap ada di sekitar kamu nggak papa kan dek? Kan tujuan kalian sama."ujar mama Sinta. Gisella tampak mengerutkan keningnya "kok aku merasa kaya mesti di kawal gitu ya ma,emangnya ada apa? Apa ada yang kalian sembunyiin dari aku..?"

Mama Sinta dan Marcel terdiam, sepertinya ia telah salah langkah yang membuat Gisella curiga.

"Bukan begitu sayang, maksut kakak dan mama kamu itu sekalian yang satu tujuan. Kamu dan kakak kamu sama - sama ingin nonton tapi kalau kamu keberatan ya nggak papa. Kakak kamu biar cari jam lain aja untuk nonton sama Rania."ujar papa Rizal menengahi. Marcel pun akhirnya mengalah, "ya udah kalau kamu nggak mau kakak ikut. Kakak nanti agak sore aja perginya."

"Nah gitu dong, maaf ya kakakku sayang bukanya aku nggak suka kakak dan kak Rania ikut aku tapi untuk saat ini aku lagi mau habisin waktu aku sama sahabat aku." Kilah Gisella.

"Iya udah nggak papa tapi ingat tetap jaga diri kamu baik - baik."pinta Marcel.

"Iya kakakku sayang..."

***

tok tok tok...

Pintu terbuka dan terlihatlah Kania dan Selly di ambang pintu. "Pagi tante.."sapa Kania dan Selly bersamaan.

"Pagi Kania, Selly..ayo masuk Gisella lagi siap - siap di atas mungkin bentar lagi turun." Mama Sinta mengajak kedua sahabat putrinya untuk masuk.

" iya tan, kok sepi kak Marcel dan om Rizal kemana tan?" Tanya Kania. Memang Kania dan Selly sudah bersahabat dengan Gisella sejak kelas satu SMP jadi Kania dan Selly sudah dekat dengan keluarga Gisella begitu pun sebaliknya. "Om dan kak Marcel lagi olahraga di atas. Oya tante ambil minuman dulu ya buat kalian. Kalian mau minum apa?"tawarnya.

"Eh nggak usah tan, kita masih kenyang kok tadi di rumah Kania udah minum tar malah kembung kebanyakan minum."tawa Selly berderai.

Tak lama Gisella turun dengan penampilannya yang sudah rapi dan siap untuk pergi. Meskipun hanya menggunakan celana panjang dan kaos oversize di padu sepatu sneakers namun Gisella terlihat sangat cantik dan elegan.

"Sayang kamu cantik sekali."puji mama Sinta. Gisella tersenyum "makasih ma.."

"Hai guys..kita berangkat sekarang?"tanya Gisella semangat.

"Yukk..lets go.."jawab Kania dan Selly bersamaan.

"Ma..kita berangkat dulu ya..bye.."Gisella mencium punggung tangan mama Sinta.

***

" Van, elo tahu nggak dari semalem Vika minta nomor telepon elo. Sampai detik ini juga dia masih teror gue. Udah berasa di teror debtcollector gue tiap menit di telepon atau di chat."kesal Rendi.

Revan mengerutkan keningnya, "Vika siapa?"tanya nya datar. "Itu cewek hadiah balapan semalam. Doi ngebet masih pengen ketemu sama elo."terang Rendi. Revan menatap tajam ke arah Rendi, "Jangan pernah elo kasih nomor gue ke dia atau pun ke orang lain.gue nggak mau privasi gue di ganggu."jelasnya tegas. "Iya gue juga udah paham kok, makanya gue biarin dia spam gue."tambah Rendi lagi.

" Gue bosen nih di markas mulu emangnya kita nggak ada kegiatan gitu..?"celetuk Rio tiba - tiba. Revan melirik jam di tangannya. "Tar jam 10 kita pergi ke simpang jalan bawah tol. Gue lihat disana banyak anak - anak kecil yang di paksa ngamen dan ngemis."jelas Revan. "Oke gue paham."Jawab Rendi.

***

Gisella dan kedua sahabatnya kini baru keluar dari bioskop setelah menonton film keluarga yang membuat air matanya terus mengalir. "Gila guys ceritanya sedih banget sampe baper gue." Ujar Selly. "Iya..sampai habis tisu 1 pack gue."tambah Kania. Sedangkan Gisella tampak sedih dan melamun. "Ia memikirkan masa depan rumah tangganya bersama Revan. Ia tidak bisa membayangkan jika kehidupan mereka kelak akan seperti di film yang baru saja ia tonton. Film tersebut seperti menggambarkan kisahnya bersama Revan di masa depan. Sama - sama korban perjodohan dan sama - sama tidak saling mencintai hingga berakhir saling menyakiti. Tidak, ia tidak mau senasib dengan tokoh film tersebut yang berakhir mengenaskan di tangan suaminya. Tapi ia juga tidak tahu harus berbuat apa. Mungkin kah ia harus menjalani pernikahan ini dengan ikhlas dan berusaha membuat Revan mencintainya agar nasibnya tidak tragis seperti tokoh di film tadi. Atau dia yang terlalu berpikir terlalu jauh hingga menyamakan nasibnya dengan film tersebut. Lamunannya terhenti saat kedua sahabatnya membuyarkan lamunan tersebut. "Sel elo kenapa sih malah melamun kaya gitu?"elo nggak papa kan?"tanya Selly bingung.

"Eh..nggak gue nggak papa kok."jawabnya lalu mencoba tenang dan meyakinkan diri sendiri jika itu hanya sebuah film. "Gue laper kita cari makan yuk."ajak Gisella mencoba mengalihkan pikirannya. Mereka melangkah menyusuri mall untuk mencari restaurant yang akan ia tuju hingga mereka kompak masuk ke dalam restaurant korea. "Guys gue ke toilet dulu ya kalian pesen aja dulu dan pesenin gue menu yang sama." Setelah mengucapkan itu Gisella beranjak pergi ke toilet. Usai di toilet ia merasa ada yang memperhatikan dirinya dari jauh. Gisel menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari sesuatu yang mencurigakan namun ia tak menemukan apapun. Gisella pun bergegas pergi dari toilet dan bergabung dengan kedua sahabatnya. Napas Gisella tersengal - sengal saat sudah kembali duduk. "Elo kenapa ngos -ngosan gitu Sel."tanya Kania menatap wajah Gisella lekat.

"Gu..gue nggak papa kok. Tak lama pesanan mereka pun datang. Gisella mencoba menghilangkan kegelisahannya dan fokus kepada makanan di depannya. Saat makan lagi dan lagi Gisella merasa ada yang tengah mengawasinya. Ia merasa takut,

"Apa ini alasan kakak maksa ingin ikut aku ke mall.?"batinya dalam hati.

"guys setelah ini kita pulang aja ya mama tadi telepon katanya ada saudara aku yang mau datang."

"Yaahh nggak asyik dong kan rencananya mau sampe sore..". Sesal selly namun ia juga tak dapat berbuat lebih. "Sorry guys next kita hangout lagi."

***

Keesokan harinya..

"Dex kakak nggak bisa anter kamu ke sekolah karena kakak ada kelas pagi. Ini juga udah mau berangkat."kata Marcel sembari meminum susu nya. "Iya kak nggak adek bisa naik taksi atau ojek kok."balas Gisel.

Gisella mendengkus pelan, awalnya ia berniat menceritakan kejadian di mall kemarin kepada Marcel saat di mobil namun ternyata Marcel tidak bisa mengantarkan Gisel sekolah. Akhirnya ia urungkan niat itu dan akan ia ceritakan lagi nanti.

Papa Rizal menyela "Kamu berangkat sama papa aja dek. Papa ada waktu senggang kok masih bisa anter kamu sekolah."ujar papa Rizal. "Nggak usah pa aku bisa kok berangkat sendiri aku kan bukan anak kecil lagi.

"Nggak boleh kamu harus berangkat sama papa atau kalau nggak sama kakak. Atau mungkin kamu mau dijemput sama Revan biar papa telepon."

"Jaaangaannn..."

1
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!