Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Membatalkan Pernikahan
Pangeran Rui sempat terbungkam untuk waktu yang lama, dia tidak menduga Jinyue akan menjawab setiap kata yang dia ucapkan dengan perlawanan penuh.
Tidak hanya Pangeran Rui, bahkan tuan dan nyonya bangsawan serta anggota keluarga lainnya agak terkejut atas sikap Jinyue.
Sebelumnya, Jinyue tidak seperti ini.
Jinyue yang dulu akan selalu mematuhi Pangeran Rui, dia tidak akan ke Barat jika disuruh pergi ke Timur.
Kenapa sekarang dia sepertinya menjadi orang yang berbeda?
"Sebagai seorang putri, kamu seharusnya lebih berjiwa besar. Kamu tidak perlu mempermasalahkan tentang hubunganku dengan Yi Nan, jadi keluargamu juga tidak akan menghukumnya." Pangeran Rui tetap saja ingin menjatuhkan semua kesalahan pada Jinyue.
Bagi Pangeran Rui, segalanya menjadi rumit malam itu karena Jinyue yang tidak berlapang dada.
Padahal, inti permasalahan sebenarnya adalah skandal memalukan yang akan mencemarkan nama baik Kediaman Bangsawan Jing.
"Kapan Jinyue mempermasalahkan hubungan Anda dan Kakak Sepupu?" Jinyue berbalik bertanya dengan memasang ekspresi polos. "Bukankah tadi Jinyue menyebutkan di depan semua orang bahwa tidak ada yang salah dari saling mencintai? Hanya saja, Kakak sepupu memang telah mencoreng nama baik Keluarga Zhao dan sudah seharusnya dihukum."
Saat berbicara, Jinyue menatap semua orang seakan ingin mereka menjadi saksi atas apa yang telah dia katakan sebelumnya demi membela Yi Nan.
"Yang Mulia, Yue'er bukanlah gadis yang picik, dia sejak awal tidak mempermasalahkan perselingkuhan Anda dan Yi Nan." Nyonya Bangsawan adalah orang pertama yang membuat pembelaan untuk putri kesayangannya.
"Yang Mulia, apa menurutmu perbuatan menjijikkan yang kamu lakukan dengan Yi Nan harus dimaklumi hanya karena kalian saling mencintai?" Bangsawan Jing menatap tak senang pada Pangeran Rui, ingin rasanya dia memukul kepala pangeran bodoh itu agar otaknya menjadi lebih encer. "Apakah kamu ingin menyalahkan aturan Keluarga Zhao-ku karena menghukum Yi Nan?"
Sebelum memberikan kesempatan pada Pangeran Rui untuk berbicara, Bangsawan Jing menambahkan lagi. "Jika Yang Mulia keberatan dengan hukum Keluarga Zhao-ku, biarkan aku menghadap Kaisar dan meminta hukum kerajaan untumu dan Yi Nan."
Pangeran Rui terbungkam sejenak, hatinya mulai goyah.
Daripada hukum kerajaan, lebih baik menerima hukum keluarga.
"Bangsawan Jing, bukan itu maksudku." Pangeran Rui mulai melunak, dia tidak mungkin berani melawan seorang jenderal secara terang-terangan, tetapi tidak sungkan mengutarakan keinginannya yang egois. "Aku hanya ingin Jinyue lebih murah hati pada Yi Nan kelak."
Ekspresi masam yang berbaur dengan kesinisan sempat menghiasi wajah Jinyue untuk sesaat, sebelum akhirnya dia memasang senyum manis seperti biasanya.
"Yang Mulia, bolehkah Jinyue bertanya?"
Pangeran Rui mengibaskan baju kebesarannya dan berkata dengan tak acuh. "Tanyakan saja."
"Jika Anda hanya bisa memilih satu di antara Jinyue dan kakak sepupu. Siapa yang akan Anda pilih?"
Dalam sekejap, wajah Pangeran Rui menjadi gelap lagi. "Mengapa kamu keras kepala begini? Aku sudah menerima titah pernikahan dari Kaisar dan memberikan status putri untukmu, apa lagi yang kamu inginkan?"
Menurutnya, Jinyue terlalu besar kepala dan tidak tahu bersyukur.
Bukankah sudah cukup baginya menjadi seorang putri, kenapa harus membuatku memilih?
"Aku adalah pangeran, aku tidak bisa hanya setia pada satu wanita seumur hidupku!" Pangeran Rui menambahkan dan sengaja menekan tiap katanya untuk memberikan ketegasan.
Diberikan anugerah untuk memiliki banyak wanita, mana mungkin Pangeran Rui akan menyia-nyiakannya begitu saja.
Selain mendapatkan kepuasan, dia juga bisa memperluas kekuasaan.
"Kalau begitu, maksud Yang Mulia Jinyue-lah yang tidak tahu diri karena tidak merasa cukup diangkat menjadi putri pangeran?"
"Jinyue, sejak kecil kamu bersikeras ingin menikahiku. Sekarang, aku sudah memenuhi keinginanmu. Apa lagi yang kamu inginkan?" Pangeran Rui menggertakkan gigi, mencoba yang terbaik untuk tidak meledak-ledak pada Jinyue di depan jenderal besar Negara Yangtze. "Lagipula, Yi Nan adalah kakakmu, hidup bersamanya lebih baik daripada dengan orang lain, kan?"
Senyuman di wajah Jinyue semakin mengembang, tetapi ada jejak kesinisan yang berhasil dia sembunyikan. "Ya, dia adalah kakakku. Bagaimana bisa aku bersaing dengannya?"
Detik selanjutnya, senyuman di wajah Jinyue menghilang sepenuhnya dan berganti dengan ekspresi serius. "Gelar Putri Pangeran Rui ini ... aku tidak menginginkannya lagi!"
Kemudian, Jinyue berbalik menatap Bangsawan Jing sambil berkata, "Ayah, aku ingin membatalkan pernikahan ini.
Dari keseriusan yang terpampang nyata di wajahnya, semua orang menyadari bahwa Jinyue sama sekali tidak sedang bercanda atau pun beeniat mengancam Pangeran Rui.
Itu membuat Bangsawan Jing dan orang-orang di aula terkejut, tetapi yang lebih terkejut adalah Pangeran Rui.
"Apa katamu?!" Pangeran Rui semakin tak senang, hatinya pun mulai memanas seolah-olah ada tungku kayu yang menyala di sana.
"Dengarkan baik-baik! Aku, Zhao Jinyue ingin membatalkan pernikahan ini!" Wajah Jinyue semakin serius, sedikit pun tidak ada jejak main-main hingga membuat suasana di sekitar menjadi sangat khusyuk.
"Ayah, bisakah kamu menemaniku menemui Kaisar besok? Aku ingin kamu membantuku meminta Kaisar mencabut perjodohan ini."
'Apa pun yang terjadi, pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan!'
terima kasih