"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10-Kematian di depan mata
Setelah pangeran Jian Ming pergi, jendral Luo Zhi bergegas menuju paviliun Luo Yi. Ia datang seorang diri tanpa Li Wei, ini juga kali pertama ia datang ke paviliun Luo Yi setelah kejadian itu.Terlihat jendral Luo Zhi tengah menahan amarah. Ia berhenti sejenak di depan pintu menatapnya dengan nanar.
Ia membuka paksa pintu itu hingga membuat Luo Yi dan Hui tersentak.
"Apa yang kamu lakukan kali ini sungguh keterlaluan, bagaimana bisa kamu menarik rambut Mei Na adikmu dan juga mendorong ibumu hingga terjatuh. Dasar anak tidak tau diri! " Tangannya menegang sambil menunjuk-nunjuk ke arah Luo Yi.
Luo Yi yang sedang berdiri hendak menyimpan botol obat segera berbalik, Luo Yi berjalan mendekat ke arah ayahnya tanpa sedikitpun rasa gentar.
"Jadi ayah terima jika anakmu ini di katai anak seorang pelayan, ayah rela jika ibu di sebut seorang pelayan. Tentu aku marah ayah! jika mereka berani menghina ibu. Aku tak akan marah jika mereka menghinaku ... tapi kalau menyangkut tentang ibu...maaf, aku gak akan tinggal diam Ayah. "
Jendral Luo Zhi mengibaskan jubahnya, ia enggan menatap Luo Yi. " Tapi apakah pantas perlakuanmu pada mereka, kamu mempermalukan mereka di depan umum Luo Yi! " Sentaknya.
"Mereka pantas mendapatkan itu, apa ayah sudah melupakan ibu. Apa ayah tidak mencintai ibu hingga Ayah tega membiarkan mereka bicara seenaknya tentang ibu. "
"Ayah tidak pernah melupakan ibumu! jagan sembarangan kamu. " Matanya melotot menatap Luo Yi.
" Ayah, aku mohon dengarkan aku. Sekali saja..."
"Apa yang ingin coba kau katakan. "
"Ayah percaya padaku, ada yang tidak beres dengan kematian ibu. Izinkan aku untuk menyelidikinya Yah, ada seseorang yang memang ingin melenyapkan ibu. Apa Ayah tidak pernah berfikir jika itu sangat mencurigakan. " Ungkap Luo Yi, ia menatap sang ayah dengan penuh harap.
"Bagaimana mungkin aku mencampurkan jamur itu jika jamur itu sendiri tidak ada di sana? Bukankah mereka seharusnya tahu bahwa jamur itu sangat beracun? Dan seharusnya mereka tidak pernah meninggalkannya di dapur! Jika jamur itu ada di dapur, pasti ada yang sengaja meletakkannya di sana." Ungap Luo Yi.
"Oleh karena itu, Ayah, izinkan aku menyelidiki. Jika penyelidikanku tidak membuahkan hasil, Ayah boleh menghukumku seberat apapun; aku akan menerimanya."
Sejenak jendral Luo Zhi terdiam, ia juga merasa apa yang di katakan Luo Yi ada benarnya. Ia menghela nafas panjang.
"Baiklah aku akan mengizinkanmu, namun jika tidak ada hasilnya kamu harus keluar dari kediaman Luo, aku tidak sudi memiliki anak yang tidak tau diri sepertimu."
Ia menatap Luo Yi sebentar sebelum pergi meninggalkan tempat itu. Air mata menggenang di pelupuk mata Luo Yi, jika ia gagal ia harus pergi dari rumah ini dan sekali lagi ia kehilangan sesosok ayah yang ia dambakan.
Namun ia akan membuktikan jika dugaannya benar dan akan membongkar semua kebusukan Li Wei, kini ia harus berkonsentrasi untuk menemukan petunjuk tentang kematian sang ibu.
Luo Yi merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia. menatap langit- langit kamarnya. Sedang Hui mencoba untuk membantunya membuka sepatunya.
"Besok kita akan mendapatkan sisa obatnya, setelah itu aku bisa mengobati luka di wajahku ini dan kita juga bisa langsung menyelidiki kasus kematian ibu. " Ucapnya sambil menatap kedua botol obat itu.
Hui tersenyum, ia berjongkok melepas sepatu Luo Yi dengan sabar dan terampil."Iya nona, semoga saja lelaki itu menepati janjinya dan datang ke kedai itu lagi. "
"Nona, saya akan siapkan air untuk Nona mandi, Nona harus mandi agar tubuh Nona kembali segar. " Ujarnya sambil berjalan menuju bak mandi.
"Iya, terima kasih ya, Hui. Hari ini kamu sudah banyak membantuku. "
Luo Yi duduk sambil menatap punggung Hui yang tengah sibuk menyiapkan keperluan mandinya.
Ia berbalik dan menatap Luo Yi, senyuman manis terukir di wajah Hui."Itu sudah menjadi tugas saya Nona. "
.
.
.
Pagi itu di aula utama, jendral Luo Zhi beserta Li Wei dan Mei Na tengah menikmati sarapan mereka. Tampaknya Mei Na telah meninggalkan kesedihan semalam, terlihat jelas dari senyum di wajahnya. Suasana terlihat sangat namun wajah-wajah mereka menunjukkan suatu yang berbeda.
Luo Yi dan Hui berjalan melewati aula utama, ia berhenti dan menghadap ke ayahnya menautkan kedua tangan , sedikit membungkuk untuk memberikan hormat. Jendral menatapnya kemudian melambaikan tangan memberikan isyarat untuk memintanya segera pergi.
Mei Na tak bereaksi, ia dan ibunya Li We hanya tersenyum tipis. Mereka saling pandang dan melanjutkan menikmati makanan mereka. Melihat itu membuat Luo Yi menjadi sedikit waspada, sikap yang tak biasa bahkan mereka tak mencoba menghalanginya.
Segera Luo Yi dan Hui melangkah meninggalkan kedianan Luo. Saat di dalam kereta Luo Yi tampak termenung, ia masih memikirkan tingkah aneh ibu dan anak itu. Ia memegang dagunya sambil memainkan jari telunjuknya maju mundur.
"Nona sedang memikirkan apa? kenapa dari tadi Nona terlihat melamun. " Hui menatap Luo Yi heran, matanya menyelidik.
Luo Yi segera mengalihkan pandangannya pada Hui. " Apakah kamu tidak menyadari kalau sikap Mei Na dan ibu Li Wei sangat aneh, bahkan mereka tidak mencoba mencegah kita untuk pergi. Biasanya kita harus berdebat dulu dengannya. "
Hui mengangguk, " Iya, ya Non. Tadi bahkan mereka hanya tersenyum, namun senyuman yang mencurigakan. Jangan-jangan mereka punya niatan jahat, " Ujarnya.
Luo Yi mengangguk. "Kita harus lebih hati-hati... " Matanya tajam, tangannya mengepal erat.
Kereta melewati jalanan yang sepi hanya ada bangunan kosong yang nampak menyeramkan. Sebuah teriakan kuda mengiringi hentakan brutal kereta yang tiba-tiba berhenti.
Luo Yi dan Hui terhuyung di dalam kereta, segera Hui membuka tirai. "Ada apa? kenapa berhenti tiba-tiba. "
Sang kusir membelalak dan menunjuk ke arah depan, mata Hui mengikuti arah tangan itu. Ia terkejut melihat lima orang yang menghadang kereta dengan pakaian serba hitam dan menggunakan penutup wajah.
Hui kembali masuk dan menutup rapat-rapat tirai itu.
"Ada apa, Hui? kenapa kamu sangat ketakutan. "
"Nona...kita...dalam bahaya! di depan...ada yang menghadang kita mereka seperti pembunuh bayaran, bahkan mereka memegang pedang. " Ucapnya sambil terbata-bata, tubuhnya bergetar ketakutan.
"Keluar kalian! atau kami yang akan menyeret keluar tubuh kalian!" Seru salah seorang pembunuh.
Tirai terbuka, Luo Yi melangkah keluar namun Hui menahannya. " Nona, apa yang akan Nona lakukan. Jangan keluar Nona! "
Luo Yi menepuk tangan Hui, memintanya untuk tenang. Ia keluar dari dalam kereta bersama Hui.
"Mau apa kalian!siapa yang memerintahkan kalian!"
"Kamu tidak perlu tau! serahkan nyawamu dengan tenang maka kematianmu tak akan menyakitkan ha... ha... " Tawa mereka menggema.
"Aku adalah anak seorang jenderal, tidak takut kah kalian! kalian bisa di penggal di tempat. "
"Ha... ha... ha... " Mereka tertawa bersamaan. "Kami tidak takut, kami hanya butuh uang. "
Mereka semakin mendekat dengan mengacungkan pedang ke arah Luo Yi dan Hui. Hui mendekap lengan Luo Yi erat.
"Apakah ini akhirnya, aku tetap akan mati dengan mengenaskan. " Batin Luo Yi.
Tubuhnya gemetar hebat, tangan dan kakinya terasa dingin. Nafasnya tersengal-sengal dan jantungnya berdebar kencang. Ia mundur selangkah demi selangkah.
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘