NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BACKSTREET

"Shhit....." Nidal memegangi kakinya yang terasa pegal karena tendangan dari Rinjani yang sangat keras.

Bagaimana juga itu tulang kering yang Jani tendang, hingga membuat Nidal si ketua geng DARK DEVIL yang terkenal tangguh, harus rela menahan malu dengan memegangi kakinya dan meringis.

"Lo—cewek gila, bar-bar dan—" Nidal menghentikan ucapannya.

Nidal melihat Jani yang sedang menahan tangisnya, bahkan genangan air mata sudah menumpuk banyak di pelupuk mata cantik Jani.

Untuk pertama kalinya, Nidal merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam hatinya, entah apa. Namun—melihat gadis di depannya ini, dengan air mata yang hampir tumpah membuat Nidal terdiam kaku. Hingga mata Nidal menyipit melihat Erlan yang menarik tangan gadis di hadapan nya ini.

"Ayok" Tangan Erlan menarik lembut pergelangan Jani.

Erlan sangat tau bagaimana Nidal, tentu Erlan tidak mau kalau sampai Jani kenapa-napa. Apalagi kini yang sedang berhadapan dengan Jani langsung adalah Nidal sosok yang terlihat manis, namun memiliki jiwa yang gila.

Sebenarnya Nidal, Ezra sama Erlan itu beda tipis. Sama-sama memiliki jiwa yang gila dan memiliki sakit mental.

"Mau kemana?" Nidal menahan pergelangan tangan Jani yang satunya. "Boleh dong gue kenalan sama dia dulu" Nidal tersenyum mengejek dengan dagu yang menunjuk pada Jani.

"In your dreams" Ucap Erlan tegas dan dingin.

Nidal terkekeh dengan ucapan dari Erlan, tatapannya sudah menggelap dirinya merasa ucapan Erlan adalah tantangan untuk dirinya.

Tak peduli dengan tatapan semua orang, Erlan terus membawa Jani menjauh dari Nidal, hingga sebuah tendangan berhasil mengenai punggung tegap Erlan.

Erlan tersungkur jatuh menghantam aspal, Erlan menoleh melihat siapa yang sudah bertindak seperti pecundang dengan menghajarnya dari belakang.

"Shhit!!!!!!!" Erlan langsung berdiri ketika melihat wajah Nidal yang tersenyum mengejeknya.

Orang yang sudah menendang Erlan dari belakang adalah Nidal, ketua geng DARK DEVIL.

Erlan berjalan dan langsung menendang dada Nidal, hingga tubuh Nidal terhuyung ke belakang. Tidak sampai jatuh, namun tendangan dari Erlan sanggup membuat Nidal terhempas.

Para anggota geng motor yang tadi hanya melihat ketua mereka tubir langsung maju bersama, perkelahian pun menjadi semakin panas. mereka saling tinju, saling tendang bahkan ada yang menggunakan senjata ta***

Jani berjongkok di tengah keributan antara dua geng motor yang sedang tubir, ingatan tentang bagaimana ayah nya yang selalu berbuat kasar padanya dan ibunya kembali berputar, nafas Jani mulai sesak dengan Suara-suara orang yang sedang berkelahi.

Gibran yang sedang menghajar anggota dari DARK DEVIL melihat Jani yang sedang jongkok menutup telinganya, bahkan kini tubuh Jani terjatuh karena tersenggol oleh anggota geng yang sedang tubir, Jani menangis menepuk-nepuk dadanya.

"Uhuuk.... Uhuuuk" Jani terbatuk karena dada yang terus dia pukul.

"Jan—" Gibran berusaha mendekati sahabatnya yang sudah terduduk di aspal.

Gibran sangat tau trauma yang Rinjani alami selama ini, bagaimana dia menjadi pelindung untuk kedua adiknya dan ibunya, bahkan dirinya rela menjadi samsak hidup untuk ayahnya saat ayahnya marah, dan sejak kecil Jani selalu melihat bagimana ayahnya yang melakukan KDRT pada ibunya. Itulah trauma yang sulit Jani sembuhkan.

"Ibu—" Gumam Jani dengan mata yang basah.

"Jangan—" Jani kembali menutup telinganya, telapak tangannya tergores aspal dan punggung tangannya pun luka.

BUGH!!!!!!

Gibran memukul anggota DARK DEVIL dengan brutal,saat ini Gibran hanya ingin membawa sahabat nya itu keluar dari sini. Gibran nggak mau trauma Jani kembali lagi, sudah lama trauma jani tidak datang. Dan jangan sampai malam ini Jani akan kembali mengingat kejadian kelam yang membuat dirinya trauma.

"Sial!!!!!" Gibran mengumpat kesal.

Pasalnya lawan yang dia hadapi tak juga habis, mereka terus saja datang menghampiri Gibran, hingga terdengar suara sirine yang membuat mereka seketika panik, para pemuda yang sedang baku hantam itu seketika berlarian tak tentu arah, bahkan ada yang sampai lupa bawa motornya.

Erlan melihat ke kanan dan ke kiri mencoba mencari sosok Jani, hingga netra elangnya melihat Jani yang masih terduduk dengan tangan yang menutupi telinganya, Erlan berlari mendekati Jani dan berjongkok di depan Jani.

Erlan melihat wajah ketakutan dan sorot mata yang kosong dari wajah Jani,dengan lembut Erlan menarik kedua tangan Jani. Hingga tatapan mereka berdua terkunci. Gibran yang hendak mendekati Jani menghentikan langkahnya saat melihat sosok Erlan yang sudah membawa Jani lari.

"Bisa naik?" ucap Erlan lembut, saat mereka samapai di samping motor Erlan.

Meski kakinya masih terasa lemas namun Jani tetap mengangguk sebagai jawaban pertanyaan dari Erlan.

Erlan ikut mengangguk kecil dan tersenyum tipis, Erlan memberikan tangannya pada Jani agar Jani bisa berpegangan pada tangan Erlan saat menaiki motor sport miliknya, malam ini Erlan sengaja memakai motor sport bukan trail, seperti biasanya.

Jani duduk di belakang dengan tangan berada di sisi Erlan, dengan lembut kembali Erlan menarik tangan Jani agar melingkar di perutnya yang sixpack.

Mungkin karena masih shock, hingga membuat Rinjani hanya diam dan menurut saja apa yang Erlan mau.

Bunyi mesin motor sport dari anggota BLACK HUNTER membelah jalanan kota jakarta, sebagian dari merek sudah pergi berlari lebih dulu, kini tersisa tiga inti BLACK HUNTER.

Erlan, Damar, dan juga Gibran. Lalu kemana perginya vice chairman BLACK HUNTER?

********

⪻𝑀𝑎𝑟𝑘𝑎𝑠 𝐵𝐿𝐴𝐶𝐾 𝐻𝑈𝑁𝑇𝐸𝑅 │23:00⪼

"Semua aman?" Erlan berdiri di tengah melihat ke seluruh anggota.Melihat jika ada yang terluka.

"Aman bang" Ucap mereka kompak.

"Lo—" Erlan melihat pada Damar yang sedang mengompres pipinya.

Damar hanya mengangkat tangannya dan memberikan tanda oke dengan jempolnya.

"Bang—" Gibran berdiri dan menatap Erlan sendu.

Gibran bingung, ingin bertanya soal Rinjani, namun Erlan tidak menyinggung soal sahabatnya itu, bahkan saat sampai di Basecamp Erlan langsung membawa Jani naik dan masuk ke dalam kamarnya.

"Dia aman" Seakan tau apa yang ingin Gibran tanyakan.

"Makasih bang, dia itu—" Gibran menjeda ucapannya. Ada butiran bening di ekor matanya, Gibran sampai tidak bisa melanjutkan kalimat nya sendiri.

Entah kenapa, rasanya tidak rela melihat sahabatnya seperti tadi, Gibran sangat menyayangi Jani, bahkan Gibran sudah menganggap Jani seperti adiknya sendiri yang harus di jaga.

Erlan hanya diam menatap Gibran yang terlihat jelas begitu menyayangi Jani, bukan rasa sayang antara lawan jenis. Rasa sayang yang lebih seorang kakak kepada adiknya.

"Udah, lo tenang aja duduk. Obatin tuh luka lo" Damar menarik tangan Gibran, dan menyodorkan kain yang sudah di rendam air dingin.

Erlan, mengambil kotak p3k dan memberikannya pada Gibran. Erlan menepuk bahu Gibran hangat, seakan Erlan mengatakan jika 'Tenang—gue bakal jagain adek lo'.

Setelah memastikan semua aman, Erlan berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, wajahnya masih terdapat luka yang belum di bersihkan dan di obati.Dengan perlahan dan hati-hati, Erlan membuka pintu kamarnya.

Nampak sosok Jani yang sedang duduk di lantai, punggungnya dia sandarkan pada ranjang, tatapannya terus menatap kosong pada jendela kaca yang tirainya tidak di tutup.

Sakit—Erlan merasakan hatinya sakit melihat gadis yang dia sayangi dan cintai memiliki luka yang teramat dalam dan banyak. Perlahan Erlan menutup pintunya, tak ingin membuat Jani kaget, Erlan melangkah mendekati Jani dengan hati-hati.

Erlan mendudukkan dirinya di samping Jani, ekor mata Erlan menangkap Jani yang sedang merokok. Dengan lembut Erlan mengambil rokok yang sedang di sesap oleh Jani, Erlan membuangnya ke dalam asbak.

Jani menoleh melihat Erlan dengan tatapan yang terlihat menyedihkan.

"Kenapa?" Suara lirih dan putus asa Jani terdengar seperti sayatan bagi Erlan.

"Nggak bagus buat kesehatan"

"Gue—kelihatan menyedihkan?" Tatapan Jani sudah kembali fokus pada jendela kaca yang memperlihatkan lampu-lampu kota.

"Semua orang punya sisi menyedihkan mereka sendiri" Erlan ikut menatap pada jendela kaca. "Lo tau? setiap orang memiliki kesedihan mereka sendiri, tinggal bagimana kita membuat rasa sedih kita jadi nggak terlihat"

Hening..... Entah kenapa ucapan Erlan membuat hati Jani sedikit menghangat, Erlan bahkan tidak sekalipun bertindak kasar padanya, bahkan saat dirinya sedang kacau seperti ini, sosok Ezra yang katanya adalah pacar Jani entah pergi ke mana.

"Erlan—" panggil Jani lirih, Jani menoleh dan menatap Erlan yang kini juga sudah menatapnya lembut.

Erlan terdiam melihat mata Jani yang sudah basah, tangan Erlan terangkat dan mengusap air mata yang terus saja meneteskan di pipi Jani.

"Ka—kalau gue cium lo, apa air mata lo bakal berhenti?" Erlan tergagap dengan ucapannya sendiri.

Rasanya begitu tersiksa melihat gadis yang dia cintai menangis.

"Mungkin" Jawab Jani lirih.

Entah siapa yang memulainya,kini bibir mereka saling memagut dengan penuh damba. Bahkan saat ini Rinjani sudah berada di atas pangkuan Erlan, Tangan kekar Erlan semakin menarik tengkuk Jani agar dirinya bisa semakin memperdalam ciumannya.

Erlan semakin gencar bermain di b1b1r Jani, meski masih sedikit amatir, Jani berusaha untuk bisa mengikuti permainan yang Erlan berikan, saling menyesap, memagut bahkan terkadang lidah mereka saling membelit di dalam mulut.

Kepala mereka yang bergerak ke kanan dan ke kiri, bahkan suara decapan dari kedua insan yang sedang merasakan gairah, tak mengurangi bagaimana gilanya Erlan malam ini.

Merasa jika dirinya membutuhkan oksigen, Rinjani sedikit menggigit bibir Erlan agak keras, hingga membuat Erlan langsung menghentikan permainan nya di bibir Jani.

Erlan menyatukan kening mereka berdua, dengan nafas mereka yang masih saling memburu,tangan Jani masih terkalung di leher Erlan. Dengan penuh kasih sayang Erlan mengecup kening Jani dan membawa Jani ke dalam pelukannya.

Nafas Erlan masih terdengar belum stabil dengan detak jantung yang sangat luar biasa kacau.

"Gue—nggak pernah segila ini sama cewek" Tangan Erlan mengusap rambut panjang Jani. "Dan gue—nggak pernah sentuh milik orang lain" Erlan mengecup puncak kepala Jani.

"Tapi—" Ada jeda di kalimat berikutnya,Erlan sedikit memejamkan matanya.

Dirinya hanya sedang mengumpulkan sedikit keberanian untuk mengatakan, betapa dirinya di buat gila oleh Jani, dan betapa dirinya begitu menginginkan Jani. Sedangkan Jani dia merasa nyaman di dalam dekapan Erlan yang terasa hangat, Jani merasa aman saat Erlan memeluknya seperti ini.

Entah perasaan macam apa, namun Jani tau jika sebenarnya hati dan cintanya bukanlah untuk Ezra, Jani semakin mengeratkan pelukannya. Air mata yang tadi terus berjatuhan, kini sudah berhenti. Entah sejak kapan, mungkin sejak Erlan menciumnya.

"Tapi—pengecualian buat lo" Erlan ikut mengeratkan pelukannya.

 "Lo udah buat gue sampai ngelakuin hal di luar batas gue, makanya— gue mau lo tanggung jawab sama apa yang udah lo lakuin sama gue"

Mendengar ucapan Erlan, Jani sedikit memberi jarak namun tangannya masih memeluk tubuh Erlan, Jani mendongak dan menatap mata dingin Erlan.

"Tanggung jawab?"

Erlan mengangguk "Iya—lo harus mau jadi pacar gue. Itu tanggung jawab lo." Erlan mengusap pipi Jani lembut.

Rinjani mengerjapkan matanya berulang kali, Jani berpikir mungkin saja kepala Erlan tadi ke pukul jadi Erlan ngomong ngelantur kayak gini.

"Pa–pacar? maksud lo, gue jadi cewek lo? tapi—"

CUP.....

Erlan langsung mengecup bibir Jani, hingga membuat Jani langsung terdiam mematung.

"Makanya, sebelum kamu putus sama dia kita Backstreet dulu, atau kamu mau aku yang putusin hubungan kamu sama dia?"

"Backstreet?" Jani sungguh tidak percaya dengan ucapan Erlan.

Maksudnya mereka selingkuh? ya Tuhan....... memang Rinjani mencintai Erlan tapi—selingkuh? bukannya tadi juga sudah di katakan selingkuh juga ya.

"kamu harus mau, karena kamu udah buat hati aku kacau" Erlan menggesekkan hidungnya dengan hidung Jani.

Gila—ini benar-benar gila, bahkan Jani merasakan hal berbeda saat bersama Erlan, mungkin karena Jani memang menyukai Erlan. Dan semakin gila kini sebutan 'LO' sudah Erlan ganti dengan 'KAMU' dan 'GUE' dengan 'AKU' wah gila emang si Erlan.

"Kalau ketauan, terus Ezra marah gimana?" Suara Jani kini berubah sedikit manja.

Sifat alami cewek kalau sama cowok yang memang buat dia nyaman dan dia sukai.

"Aku yang hadapi, bukannya malah bagus ya kalau dia marah"

"Ya udah" Jawab Jani malu.

"Y—ya... Ya udah? maksudnya kamu mau?" Erlan kembali tergagap.

Jika Damar atau Gibran ada yang melihat pasti Erlan di jadikan candaan oleh merka,Jani mengangguk dan kembali memeluk Erlan erat, perduli apa dengan statusnya yang katanya pacar Ezra. Sedangkan Ezra tidak pernah memperlakukan Jani lembut. Bahkan tadi—Jani di tinggalkan begitu saja.

"Bentar" Jani melepaskan pelukannya pada Erlan.

Jani bangun dari atas paha Erlan dan berjalan ke sudut ruangan di mana ada meja kecil di sana.

"Kotak obatnya di mana?" Jani berdiri di depan meja kecil.

Jani tak mau lancang langsung membuka laci meja Erlan, siapa tau ada sesuatu yang rahasia.

"Di laci paling bawah" Ucap Erlan dengan senyum yang terukir di bibirnya.

Jani mengambil kotak obat dari dalam laci, Jani kembali berjalan dan duduk lagi di atas paha Erlan, sungguh Jani sudah tidak lagi canggung. Bukankah saat ini Erlan juga kekasihnya.

Jani mengambil kapas dan menuangkan cairan antiseptik ke dalam kapas, dengan hati-hati dan lembut Jani mulai mengobati luka di wajah Erlan.

"Udah biasa tubir kayak tadi?" Tangan Jani terus menekan kapas pada setiap luka di wajah Erlan.

"Nggak juga, itu karena mereka yang mulai duluan"

"Bisa—nggak usah kayak gitu lagi?" Tangan Jani berhenti menekan kapas di luka Erlan. "Aku nggak suka kekerasan, aku takut"

Jani menunduk, air matanya kini sudah kembali ingin menetes, namun—dengan lembut dan penuh kasih Erlan membawa Jani ke dalam pelukannya.

"Iya—aku nggak akan kayak gitu lagi" Rasa sayang Erlan pada Jani sudah membuat dinding tinggi yang Erlan bangun runtuh.

Malam ini kamar Erlan menjadi saksi bagaimana cinta bisa membuat manusia kehilangan kewarasan dan juga bisa membuat bahagia secara bersama.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!