NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Tuan Muda

Skandal Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Office Romance
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: itsclairbae

Nadira Elvarani yakin hidup pahitnya akan berakhir setelah menerima lamaran Galendra, lelaki mapan yang memberinya harapan baru.
Tapi segalanya berubah ketika ia terlibat skandal dengan Rakha Mahendra—anak bos yang diam-diam menginginkannya—menghancurkan semua rencana indah itu.
Di antara cinta, obsesi, dan rahasia, Nadira harus memilih: hati atau masa depan yang sudah dirancang rapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsclairbae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 — Bukan Tentang Cinta Saja

Nadira tampak sibuk menyiapkan bahan-bahan di dapur. Malam ini, ia tetap memasak—bukan untuk Galendra, melainkan untuk Rakha. Ia juga telah mengirim pesan kepada Galendra, mengatakan bahwa dirinya tidak jadi datang, agar lelaki itu tidak mengetahui apa yang telah ia lihat di apartemennya.

“Kamu yakin ingin memasak?” tanya Rakha sambil menghampiri Nadira di dapur. Bukan karena ia meragukan kemampuan memasak Nadira, melainkan karena perempuan itu jelas sedang tidak dalam kondisi baik.

“Saya yakin, Pak. Bapak duduk saja dan tunggu,” jawab Nadira tanpa menoleh ke arah Rakha karena masih sibuk menyiapkan bahan-bahan di dapur.

“Kita sedang tidak di kantor, Nadira,” ucap Rakha, mengingatkan bahwa Nadira tidak perlu bersikap seformal itu.

Dulu, sebelum Rakha terjun ke dunia kerja dan Nadira sering datang ke rumah keluarga Mahendra, perempuan itu selalu memanggilnya dengan sebutan A Rakha.

Rakha anak tunggal, tetapi dipanggil “Aa” oleh keluarganya karena mereka keturunan Sunda dan sempat mengira Rakha akan memiliki adik.

Namun sekarang, setelah Rakha mulai bekerja, Nadira menjadi sangat formal. Bahkan di luar kantor pun, ia masih sering menyebut Rakha dengan sapaan “Bapak.”

“Iya, maaf,” ucap Nadira, seperti seseorang yang enggan memperpanjang masalah. Ia kemudian menoleh ke arah Rakha yang berdiri di sampingnya. Karena perbedaan tinggi badan, Nadira sedikit mendongak.

“Sekarang kamu bisa duduk,” pintanya, memberi isyarat agar Rakha berpindah ke meja makan.

“Perlu bantuan?” tanya Rakha, mengabaikan ucapan sekaligus isyarat Nadira.

“Tidak perlu, saya bisa sendiri. Saya juga tidak mungkin meminta bantuan tamu saya,” ujar Nadira, kembali memberi isyarat agar Rakha duduk.

Namun, Rakha tetap berdiri di tempat. Ia tidak datang sebagai tamu, melainkan sebagai lelaki yang ingin memastikan perempuan yang dicintainya benar-benar baik-baik saja. Ia sama sekali tidak berniat bersikap seperti tamu.

“Rakha...” Nadira menegur karena lelaki itu tidak juga menurutinya.

Ia tahu, ia tidak bisa begitu saja mengatur anak bos yang secara tidak langsung juga atasannya. Namun, saat ini mereka berada di apartemennya, bukan di perusahaan Mahendra.

"Saya yang ingin kamu meminta bantuan saya," ucap Rakha, bersikeras tetap berada di sana.

Nadira menghela napas. Memang sulit berurusan dengan orang yang sejak kecil keinginannya selalu dituruti. Akhirnya, ia membiarkan Rakha tetap di sana, sementara dirinya mulai sibuk memotong sayuran dan mencuci bahan makanan mereka.

Nadira memasak, bergerak ke sana kemari di dapurnya, tanpa meminta bantuan apa pun dari Rakha dan tanpa menyuruh Rakha pergi.

"Kamu suka pedas?" tanya Nadira sebelum memasukkan cabai ke dalam masakannya. Ia sendiri sebenarnya tidak bisa makan pedas, tapi ia akan memasak sesuai selera Rakha.

"Suka," jawab Rakha sambil mengamati gerak-gerik Nadira di dapur.

Nadira menoleh sebentar. Di matanya, Rakha tetaplah anak bosnya yang dulu saat remaja dikenal sebagai berandalan nakal. Bagaimanapun penampilan Rakha sekarang, yang ada di benaknya tetaplah Rakha si anak SMA yang dulu memanggilnya teteh.

Sebenarnya, panggilan di antara mereka ini terdengar manis dalam konteks romantis—yang satu dipanggil Aa, dan yang satunya Teteh. Namun, ada banyak hal yang membuat mereka tidak bisa bersatu sebagai pasangan.

"Tapi kamu tidak bisa makan pedas," lanjut Rakha, membuat pergerakan tangan Nadira yang hendak memasukkan cabai ke masakannya terhenti.

Nadira kembali menoleh, menatap Rakha. Kali ini, tatapannya lebih lama, karena ternyata Rakha mengetahui sesuatu tentang dirinya—tentang dirinya yang tidak bisa makan pedas.

Hanya hal sederhana, memang. Namun, bagi seseorang yang jarang diperhatikan seperti Nadira, itu bukan hal sederhana. Hatinya tersentuh karena ada yang tahu tentang dirinya, meski hanya dalam hal kecil.

"Saya suka pedas, tapi masih bisa makan makanan yang tidak pedas. Beda dengan kamu yang memang tidak bisa makan pedas," ucap Rakha lagi, secara tidak langsung menyampaikan bahwa Nadira tidak perlu memasukkan cabai ke dalam masakan mereka.

Nadira hanya mengangguk, lalu meletakkan kembali cabai di tempatnya, dan melanjutkan masakannya. Ia tidak ingin terlalu terbawa perasaan hanya karena Rakha mengetahui hal kecil tentang dirinya.

Rakha terus berdiri tanpa melakukan apa-apa, karena setiap kali ingin membantu, Nadira selalu mengatakan tidak usah. Ia baru bisa membantu saat mulai menghidangkan makanan ke meja makan—itu pun karena memaksa.

“Biar saya saja yang simpan ke meja makan,” ucap Rakha, tidak memberi kesempatan untuk ditolak, karena ia sudah cukup banyak menerima penolakan saat Nadira memasak tadi.

Nadira akhirnya membiarkan Rakha membantu. Ia tahu, Rakha sudah mulai kesal karena terlalu sering ditolak olehnya.

***

Setelah semua makanan terhidang di atas meja, Nadira tidak langsung bergabung dengan Rakha. Ia masih sibuk menyiapkan minuman di dapur—lebih tepatnya es americano, minuman yang hampir tidak pernah ia lewatkan, baik saat makan maupun saat membutuhkan penyegar di kantor.

“Hanya buat satu?” tanya Rakha ketika Nadira membawa minuman itu ke meja makan.

“Kamu mau?” Nadira balik bertanya sambil menyodorkan minuman di tangannya kepada Rakha.

“Saya cuma mau coba sedikit saja,” jawab Rakha, lalu menyedot minuman itu sedikit tanpa benar-benar mengambilnya.

“Udah,” ucapnya kemudian.

Nadira tertegun. Bukan karena tidak mau meminum minuman bekas Rakha, tetapi karena mereka belum sedekat itu untuk saling berbagi minuman—apalagi menggunakan sedotan yang sama. Bukan soal jijik, hanya saja terasa kurang pantas.

“Tidak perlu dipikirkan, Nadira. Kalau kamu ganti sedotannya, pasti Rakha akan tersinggung,” gumamnya pada diri sendiri, lalu menarik kursi dan duduk.

Lagipula, itu hanya bekas bibir Rakha. Tadi saja di mobil, ia sudah merasakan bibir itu secara langsung—bahkan mereka sempat bertukar saliva.

“Oh ya, apa kamu akan tetap melanjutkan pernikahanmu?” tanya Rakha, tepat saat Nadira baru saja duduk di kursi.

Ia ingin memastikan apakah Nadira benar-benar mencintai Galendra sedalam itu—hingga tetap ingin menikah dengan lelaki yang katanya sudah berselingkuh.

“Saya masih perlu membicarakan ini dengan Galen,” jawab Nadira pelan, lalu menyedot es americano-nya sedikit dan meletakkannya di atas meja.

Rakha tersenyum agak sinis. Nadira masih ingin membicarakannya dengan Galendra setelah semua yang terjadi, sementara dirinya langsung mendapat penolakan dari perempuan itu. Ia jadi bertanya-tanya, apa hebatnya seorang Galendra Wiranegara.

“Cinta memang kadang membuat seseorang buta,” ucapnya setengah menyindir. Menurutnya, Nadira terlalu dibutakan oleh cintanya pada Galendra sampai sebegitunya.

“Sekarang bukan hanya tentang cinta, tapi undangannya sudah terlanjur disebar,” ucap Nadira menanggapi perkataan Rakha dengan tenang, lalu mulai menyantap makanannya.

Ya, ini bukan lagi soal cinta. Ini tentang undangan yang telah tersebar. Nadira bisa menahan ejekan karena belum menikah di usia akhir dua puluhan, tetapi ia tidak yakin bisa menghadapi cemoohan jika pernikahannya batal setelah undangan tersebar.

1
Syaira Liana
lanjutt kak
Rian Moontero
mampiiir🖐🤩🤸
Syaira Liana
awas aja keira 😡😡😡😡
Syaira Liana
sebel banget sama keira 😡😡😡
ALRININGSIH ALRININGSIH
awal cerita yang bikin penasaran 😊
Clair Bae: Makasih udah mampir ❤
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Clair Bae: Terimakasiu sudah mampir, semoga suka sama ceritanya 🙏
total 1 replies
Syaira Liana
lanjuttt kaka
Syaira Liana
Luar biasa
Clair Bae: Terimakasih sudah memberi ulasan ❤
total 1 replies
Susanti
semangat
Clair Bae: Terimakasih banyak ❤
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Jangan sampai ketinggalan!
Diva Rusydianti
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Beerus
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!