Seorang suami harus kehilangan istri yang sangat dia cintai dan seorang anak harus rela kehilangan kasih sayang ibu nya. karena insiden kecelakaan.
Mampukah Aditya hidup tanpa istrinya dan membesarkan putri nya seorang diri.
Lalu bagaimana dengan putri mereka setelah kehilangan sang bunda.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Saat malam hari Vina mulai mengemasi semua keperluan suaminya, mulai dari pakaian sampai ke makanan semua sudah dia masukkan kedalam koper. Vina keluar setelah dia selesai mengemas rapi semua yang akan dibawa oleh suaminya. Saat sampai di luar dia melihat Adit duduk termenung di depan televisi.
"Kak sedang apa?" tanya Vina.
"Sedang nonton."
"Kakak bohong! kakak sedang mikirin apa itu maksud Vina."
Adit tersenyum dan menarik istrinya untuk duduk di dekat dirinya dia memang tak bisa berbohong dengan istrinya.
"Lain kali jangan beri jajanan terlalu banyak ya buat Arga dan Bima. Kita memang belum memiliki anak tapi kakak gak mau kamu di sakiti. Kamu boleh beri ke Saga dan Ken tapi lihat apa dulu orang tua nya suka atau tidak. ya."
Vina meneteskan air mata dia bisa merasakan kesedihan dari nada bicara suaminya.
"Maaf ya kak! Gara - gara Vina pasti bang Rian marah sama kakak. Mungkin Vina yang gak sempurna kak. Jadi kakak yang harus mendapat teguran dari bang Rian." ucap Vina.
"Kamu gak salah mereka hanya takut saja jika Arga dan Bima lebih dekat dengan kamu sayang. Sudah jangan sedih besok kan ayah sama bunda akan datang kamu bisa bawa semua yang kamu beli untuk mereka sayang."
Vina menggeleng dia takut akan seperti Rian saat dia memberi sesuatu untuk keponakannya.
"Biar nanti Vina kasih ke anak tetangga saja kak. Vina takut nanti bang Chan dan Aisyah marah kalau Vina kasih Saga banyak jajanan, kayak bang Rian marah ke kakak." Jawab Vina.
"Dengar Vin, bang Chan dan Aisyah gak akan seperti itu mereka pasti seneng, sudah bawa saja ingat saat kamu bawa mobil hati - hati jangan ceroboh." ucap Adit mengingatkan istri nya yang selalu ceroboh jika membawa mobil.
"Iya Vina akan hati - hati. Vina akan jemput ayah bunda di bandara ya kak." pinta Vina.
"Iya." Adit menghapus air mata istri nya dia tak ingin melihat istrinya menangis atau pun bersedih saat dia akan pergi besok.
*****
Di kediaman keluarga Abimana mereka. mulai berkemas, memasukkan sedikit pakaian untuk di bawa, saat semua persiapan sudah selesai Abi menemui Vino.
"Vino bagaimana dengan urusan kantor?" tanya sang ayah.
"Aman yah. Semua sudah beres gak akan terganggu oleh urusan perusahaan." jawab Vino.
"Bagus lah kalau begitu ini sudah malam pergi lah tidur, besok kita akan berangkat." ucap sang ayah.
Vino bukan nya pergi tidur setelah ayah pergi, dia malah menatap langit dengan tatapan sedih, entah kenapa dia merasa sesak di dadanya.
"Ada apa Vin?" tanya Jesika setelah dia menidurkan putranya.
"Entah Yang! Tiba - tiba dada saya sesak dan rasa nya ingin nangis." ucap Vino.
"Kamu pasti rindu Vina, besok kan kita akan bertemu dan kamu bisa sepuas nya gangguin dia saya gak akan cemburu." ucap Jesika.
"Gila aja kamu cemburu sama adik saya." jawab Vino dengan merangkul istrinya.
"Ayo tidur besok kita berangkat." ajak Vino.
Malam semakin larut semua orang tertidur pulas, Hingga pagi menjelang Vina bangun dan mandi dengan cepat karena semalam mereka habis melakukan ibadah.
"Kak buruan bangun hampir subuh." ucap Vina.
"Sayang sudah mandi?" tanya Adit.
"Sudah. kakak buruan bangun mandi." ucap Vina.
"Kakak semalam sudah mandi saat kamu tidur. Sudah sana bersiap kita sholat." ajak Adit.
Setelah selesai sholat mereka berdua bersiap Vina bersiap untuk mengantar suami pergi sekalian dia menjemput kedua orang tuanya dan saudara nya yang lain. Sedangkan Adit memasukkan koper nya kedalam mobil yang akan digunakan istrinya.
"Ayo berangkat kak. Nanti kakak kesiangan lagi." ucap Vina.
Adit melajukan mobil menuju ke rumah sakit dan saat sampai dia sudah di tunggu oleh bis yang akan membawa nya ketempat pengungsian. Vina bisa melihat Rian yang datang mengantar istri nya bersama kedua anak nya.
"Aunty... ! teriak Arga dan Bima saat melihat Vina dan Adit.
Mereka berlari menuju kearah di mana Adit dan Vina berada, Rian tak bisa berbuat apa - apa saat melihat kedua putranya berlari menuju kearah Adit dan Vina. Vina menatap suami nya yang hanya memberi kode tersenyum.
"Aunty terima kasih cemilan nya ya." ucap Bima dengan memeluk Vina.
"Iya sayang." ucap Vina.
Seperti biasa Arga akan menagih coklat saat dia bertemu dengan Vina dan meminta uang saku ke Adit saat dia melihat Adit. Karena sudah kebiasaan mereka jika bertemu selalu mendapat coklat dan uang saku tambahan.
"Mana coklat nya aunty?" tanya Arga.
Rian hanya menatap saja apa yang di lakukan kedua putra nya. Dia hanya bisa menarik nafas panjang dengan apa yang dia lihat.
"Sudah lah mas biarkan saja mereka juga keponakan Vina dan Adit." ucap Vivian.
"Kamu lihat kan mereka lebih dekat dengan Adit." ucap Rian.
"Itu hanya perasaan mas saja." ucap Vivian.
Rian berjalan menghampiri kedua anak nya, karena ingin mengantar mereka ke sekolah.
"Aunty lupa sayang beli coklat." ucap Vina.
Mendengar jika Vina lupa membeli coklat membuat kedua nya menunduk sedih. Adit yang melihat raut wajah sedih kedua keponakannya langsung saja menghibur.
"Lain kali aunty akan beli coklat yang banyak, kemarin kan aunty beli jajanan banyak." bujuk Adit.
"Janji ya aunty gak akan lupa lagi." ucap Bima dengan jari kelingking nya.
Vina hanya tersenyum dia berdiri sedikit menjauh dari kedua anak Rian saat dia melihat Rian mendekat dan fokus pada suaminya.
"Kakak hati - hati ya. Telpon Vina jika sudah sampai. Jangan lupa yang Vina bawa di makan jangan sampai kakak sakit." ucap Vina.
"Iya sayang kamu hati - hati bawa mobil jangan sampai nabrak." ucap Adit yang selalu mengingatkan istrinya.
Setelah memastikan Adit pergi Vina menghampiri Vivian sebentar untuk menyampaikan jika ayah dan bunda serta keluarga lain hari ini akan datang.
"Vi! Hari ini ayah dan bunda akan datang jika ingin kerumah mereka ada di rumah lama." ucap Vina.
"Kamu yang jemput?" tanya Vivian.
"Iya. saya pergi dulu ya. saya pamit bang." ucap Vina kearah Rian.
Vina pergi dengan menjaga jarak antara dia dan kedua putra Vivian. Dia melajukan mobil nya menuju bandara tak lama dia sampai dan duduk menunggu di kursi tunggu di luar bandara. Vina mencoba menghubungi Ibu nya untuk menanyakan apa mereka sudah berangkat apa belum
"Bunda sudah dimana?" tanya Vina.
"Di bandara sayang tinggal tunggu berangkat saja, ada apa?" tanya Keyla.
"Gak ada cuma mau bilang Vina sudah ada di bandara jemput bunda? " ucap Vina.
Alhamdulillah akhirnya Adit sadar jg.
yg sabar Vina jangan dengarkan omongan orang lain, fokus sama kesembuhan Adit aja
Alhamdulillah sadar juga Adit ,,bikin kejutan paginya buat Vina ya ..biar Vina bahagia...
sabar Vin, walaupun ujianmu sangat berat.
Kagum sekali sama keluarga besar Vina yg saling suport saat ada anggota keluarganya yg lg sedih dan rapuh,,,
Jangan dengerin apa kata si Ryan Vin,, kamu itu bukan pembawa sial sebaliknya kamu adalah sumber kebahagiaan buat Adit dan penguat buat Adit,, berdoa terus ya Vin,mudah²an Adit segera sadar,,,
Mahen kenapa harus disembunyikan sch luka hati kamu,, coba kamu bisa lebih terbuka,pasti beban hati kamu akan berkurang,,,
aduh Hendra galau sih blh tapi knpa malah nyentuh minuman kayak gitu sih gak sayang apa sama diri kamu sendiri
ternyata oh ternyata dulu Hendra di tolak cintanya sama Anita toh
tapi kata² Anita nya bikin Hendra kecewa tuh nyakitin hati ya omongan nya bikin Hendra kecewa dan benci
bicara dulu baik baik berdua
kali aja ada kesempatan, kalo masih cinta yaaa di perjuangin
Nita nya aja ga jaga jarak loh