JANGAN DIBOM LIKE YA 😊🙏
Reno Pradipta, pengusaha tampan dan kaya raya, pria yang bisa dikatakan sempurna itu nyatanya tak tersentuh oleh wanita manapun setelah patah hatinya di masa lalu.
Karena itulah, banyak rumor beredar yang mengatakan kalau Reno adalah penyuka sesama jenis. Tentu saja, kabar itu membuat Sang Bunda khawatir terhadap anak satu-satunya dan demi menepis rumor itu, Reno harus menikah, itu lah permintaan Bundanya.
Lalu, Reno pun berpikir untuk mencari gadis yang sama-sama membutuhkan status pernikahan, beruntung, Reno bertemu dengan Aliya yang malang.
Aliya yang akan terjun bebas itu diselamatkan oleh Reno yang ternyata akan menjadi takdirnya.
Ikuti kisah cinta Aliya yang berusaha meruntuhkan dinding es diantara dirinya dan Reno💙
Jangan lupa like, komentar dan vote.
Subscribe supaya tidak tertinggal update terbarunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Tidak Tau Diri
Demi membuktikan ucapannya adalah benar, Aliya pun menunjukkan foto pernikahannya dari layar ponselnya.
Semua temannya itu tidak menyangka dan menutup mulutnya masing-masing.
Setelah sadar kalau apa yang dikatakan Aliya adalah benar, mereka pun menjadi heboh.
Aliya pun tersenyum setelah dapat membungkam mulut temannya yang sempat menertawakannya.
Setelah itu, Aliya kembali memasukkan ponselnya ke tas kecilnya.
Sementara itu, dari kejauhan, masih ada Gilang yang sedang memantau, Gilang sendiri merasa bingung dengan Aliya yang nampak baik-baik saja, bahkan, Aliya terlihat ceria.
Dan setelah itu, teman-teman dan sahabat Aliya pun meminta untuk ditraktir, bagi Aliya urusan traktir adalah urusan mudah.
Aliya pun mengajak semuanya untuk makan ke restoran mewah. Aliya mengajak mereka dengan menggunakan dua taksi.
Sesampainya di restoran itu,
"Al. Yakin... kita makan di sini?" tanya Zulfa, ia merasa tidak enak hati, takut akan dikira sebagai parasit setelah Aliya menjadi kaya.
"Tenang aja, Fa! Anggap aja ini traktiran pesta pernikahan aku, ya walaupun nanti ada pesta sungguhan, kalian harus datang!" kata Aliya dengan bersemangat.
"Jangan khawatir, undangan pasti sampai ke tangan kalian!" kata Aliya seraya menatap temannya satu persatu.
"Tentu, kami harus mendapatkan undangan, pasti kami akan datang! Ini pernikahan orang kaya, biar kami tau rasanya kondangan ke pesta konglomerat!" kata teman Aliya yang lainnya, tentu saja, ini adalah salah satu ledekan mereka untuk Aliya.
"Halah, kalian... bisa aja bully aku!" jawab Aliya dan semua tertawa. Bagaimana tidak, teman-teman Aliya juga adalah anak dari orang kaya.
Tidak lama, ada seorang pelayan datang dan Aliya memesan menu spesial hari ini untuk dirinya, sementara teman-temannya bebas memilih.
Dalam hati, "Untung uang yang Pak Reno berikan sangat banyak, enggak akan habis untuk mentraktir mereka semua di tempat mahal seperti ini!"
Setelah menikmati, sekarang, Aliya pun berpisah dengan teman-temannya, Aliya harus segera pulang ke apartemen suaminya, tepatnya, kandang singanya.
Aliya menarik nafas saat teringat dengan apartemennya, terasa membosankan apabila hanya berdua saja dengan Reno.
"Kalau ada yang lain kan seru. Aku bisa pura-pura, terus nyender, mancing emosi dia lah pokoknya!," kata Aliya yang kemudian senyum-senyum sendiri.
Aliya merasa sangat menyenangkan saat harus berpura-pura dengan Reno, lalu, Aliya yang sedang berdiri di trotoar itu menutup wajahnya menggunakan dua tangannya saat teringat kejadian tadi pagi, saat Reno mencium bibirnya.
Tentu saja, Aliya yang senyum-senyum sendiri itu menjadi perhatian oleh pejalan kaki lainnya.
Lalu, Aliya harus berhenti tersenyum saat melihat ada mobil mewah yang tak asing berhenti di depannya.
Mobil itu adalah milik Gilang. Ya, Gilang mengikuti Aliya karena ada sesuatu yang harus dikatakan.
"Masuk!" perintah Gilang tanpa menatap Aliya.
Dan Aliya pun sudah pasti menolak.
"Enggak!" jawab Aliya seraya menatap benci pada Gilang.
Gilang pun menoleh ke arahnya, bagi Gilang, selama Aliya mengandung anaknya, hidupnya tidak akan tenang, ia takut dikejar oleh tanggung jawabnya.
Gilang turun dari mobil. Ia berjalan ke arah Aliya berdiri. Dan Aliya pun mundur setiap Gilang mendekat.
"Ada banyak yang harus kita selesaikan, ayo kita bicara!" ajak Gilang pada Aliya dan Aliya menggelengkan kepala.
"Untuk apa? Bagiku, urusan ku dengan mu itu sudah selesai!" jawab Aliya. Gadis yang rambutnya dicepol itu menitikkan air mata, teringat dengan penderitaan yang Gilang berikan atas cintanya.
"Cukup bagiku untuk jadi bodoh, sampai aku harus ada dalam kesengsaraan, itu karena kamu!" ucap Aliya seraya menghapus air matanya.
"Makanya, ayo kita selesaikan!" ajak Gilang seraya menarik tangan Aliya dan Aliya pun melepaskan tangan Gilang dengan kasar.
Lalu, Aliya pun pergi meninggalkan Gilang saat taksi pesanannya sudah datang.
Gilang yang mendapat penolakan itu menatap benci pada Aliya, ia tak mau kalau kehamilan kekasihnya itu akan merusak reputasi dirinya dan keluarganya. Gilang pun memutuskan untuk mengikuti Aliya sampai ke apartemen Reno.
Dan bodohnya Gilang, ia terlihat mondar-mandir di depan apartemen Reno.
Gilang menunggu Aliya untuk membukakan pintu dan Aliya yang mengetahui siapa yang datang itu menolak untuk membukakan pintu.
"Jadi simpanan siapa dia? Kenapa bisa tinggal di apartemen mewah seperti ini?" tanya Gilang yang gelisah, dalam hatinya, ia yang masih menginginkan Aliya itu memiliki rasa cemburu.
Sialnya Gilang, ia harus tertangkap basah oleh Reno yang sedang ingin pulang cepat untuk beristirahat.
Dan setelah melihat kedatangan Reno, Gilang pun harus pergi, ia tak mau dicurigai tetapi memang sudah dicurigai.
Reno pun mengambil ponselnya dari saku celana. Ia menghubungi Arman yang masih berada di basement.
"Ada yang mencurigakan, selidiki dia, jangan sampai mengganggu ku!" kata Reno seraya mengambil gambar Gilang dari belakang, Reno pun mengirim gambar itu pada Arman.
"Mengurus satu kancil saja sudah merepotkan, aku tidak mau ada mau urusan lain!" kata Reno seraya menyimpan kembali ponselnya.
Dan Reno pun membuka pintu apartemen, pintu yang terbuka itu membuat Aliya terkejut.
Aliya yang berada di balik pintu itu berbalik badan dan merasa lega setelah melihat siapa yang datang.
Aliya yang merasa lega itu segera berjalan ke arah Reno untuk memeluknya.
Reno yang berpikir kalau di dalam sedang ada Bundanya itu mengusap rambut Aliya yang hitam, ia berbisik, "Apa Bunda masih di sini?" tanyanya.
Aliya mengangguk seraya menunjuk foto Reka yang sedang berdiri bersama Reno di ruang tamu.
"Astaga!" ucap Reno dalam hati, seketika, Reno melepaskan Aliya dari pelukan, Reno yang berwajah datar itu meninggalkan Aliya yang menatapnya dari belakang seraya senyum-senyum sendiri.
Lalu, Aliya pun berjalan menyusul Reno dan Reno yang merasakan itu pun menghentikan langkah kakinya tepat di depan kamar.
Reno yang membelakangi Aliya pun bertanya, "Ada apa? Cepat katakan!"
Dengan cepat, Aliya bertanya, "Kapan kita harus pura-pura lagi?"
Tak memberi jawaban, Reno membuka pintu kamarnya lalu menutupnya dengan sedikit keras.
Tetapi, itu tak membuat Aliya takut, sepertinya, Aliya memang sudah gila, ia seolah melupakan ucapan Reno tempo hari lalu yang mengingatkan batasan diantara keduanya.
"Bapak, anda sangat menggemaskan!" kata Aliya yang kemudian pergi ke kamarnya.
Sementara Reno, ia mendapatkan pesan dari Arman. Arman berhasil mencari tau siapa pria itu dengan cepat.
Arman memberitahu kalau pria itu adalah Gilang, kekasih Aliya.
"Tuan, dia kekasih istri anda, dia bernama Gilang, kuliah di kampus yang sama," kata Arman dari sambungan teleponnya.
"Awasi dia!" perintah Reno.
Setelah itu, Reno pun memutuskan sambungan teleponnya.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komen ya, all.
Difavoritkan juga. Dukung karya ini dengan vote/giftnya juga, ya. Terimakasih ☺
hei Aliya...kl km bunuh diri dosa km mlah 2x lipat lho..
km aja bego jd prempuan...