David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
bela memesan makanan untuk david namun satu hal yang membuat bela bingung adalah dia tidak tau makanan apa yang diinginkan oleh bosnya, ingin bertanya pasti david marah, tidak bertanya juga pasti david marah. akhirnya bela memilih makanan dengan random sebagai jalan tengah
"semoga dia suka jika tidak maka habis riwayat ku" gumam bela sambil berjalan menuju ruangan bosnya
bela membuka pintu setelah mengetuk karena david pasti tidak mendengar
"tuan, makan siang anda sudah siap" ucap bela sambil meletakkan makanan diatas meja
seperti biasa david sedang sibuk dengan layar komputer, jangankan mendengar ketukan pintu bela berbicara saja dia tidak tau bahkan tidak melihat bela masuk
"tuan!" panggil bela
tidak ada jawaban
"tuann!! makanan anda sudah siap ingin makan atau tidak!!!" teriak bela dengan suara 5 oktafnya
david langsung terkejut bahkan sampai memegang dadanya karena suara bela memenuhi ruangan
brakkk
david menggebrak meja, matanya menyala menatap bela karena ada yang berani mengganggunya
"belaa!!" teriak david menggebu-gebu
"ehh ma,,, maaf tuan maaf" ucap bela dengam cepat sambil menunduk karena tidak berani menatap bosnya
"beraninya kau berteriak dengan bos mu hah!!" sekarang david yang mengeluarkan suara 5 oktafnya hingga bela memejamkan mata
"tu,,,tuan saya sudah memanggil anda dengan keras tapi tidak ada sautan nah saya coba memanggil dengan keras eh ternyata didengar" ujar bela cengengesan
"ganti saya untuk bekerja sementara makan siang!" titah david sambil berjalan kearah sofa
bela membulatkan matanya mendengar ucapan david, bagaimana bisa dia bekerja dengan perut kosong
"kenapa diam!? keberatan?" tanya david dengan suara pelan namun mematikan
"tidak tuan haha saya akan menggantikan anda" jawab bela langsung mengambil kursi kecil didepan meja
"gunakan kursi itu!" ucap david menunjuk kursi kebesarannya dengan kepala
"ta,,,tapi,,,"
"hey kenapa kau suka sekali membantah!!" kata david kesal menaruh sendoknya dengan kasar
"baik tuan, kali ini tidak akan membantah" jawab bela dengan cepat lalu duduk di kursi kebesaran milik david
sebenarnya bela harus makan siang karena takut mag nya akan kambuh namun yaa karena tuntutan pekerjaan perutnya harap maklum
ceklek
tiba tiba seseorang masuk tanpa permisi
"da,,,,vid kenapa david berubah menjadi wanita?" tanya riki teman sekaligus rekan kerja david
"ada apa!" jawab david acuh sambil memakan makanannya
riki memutar kepalanya menghadap samping dan melihat david sedang santai memakan makan siangnya
"siapa?" tanya riki menunjuk bela dengan kepalanya
"sekertaris" jawab david singkat
"wow" riki terkejut melihat bela karena dia adalah satu-satunya wanita yang diberi kesempatan untuk duduk di kursi kebesaran milik david
"perkenalkan nama saya bela tuan, senang bertemu dengan anda" sapa bela berdiri lalu membungkuk sebagai tanda hormat dan kembali duduk untuk bekerja
"mimpi apa semalam??" tanya riki menghampiri david
david mengehentikan makannya lalu menatap riki
"untuk apa kemari, apa kau tidak punya kesibukan selalu menganggu ku" ucap david kesal dan mengabaikan pertanyaan riki
"weehh santai bos aku tau kau sibuk oleh karena itu aku membawa makanan untuk mu" kata riki meninju bahu temannya
"pulang sana aku tidak butuh makan siang mu, kau pikir aku miskin selalu diberi makanan" ujar david semakin kesal
"tidak masalah mungkin nona ini lapar, aku lihat dia belum makan siang karena sibuk disiksa oleh bosnya" ucap riki menatap bela
bela hanya tersenyum menanggapi perkataan riki karena apa yang dia katakan memang benar namun setelah melihat tatapan tajam dari bosnya bela acuh saja dan melanjutkan pekerjaannya