Inema Shalimar adalah seorang gadis yang hidup sebatang kara yang harus merelakan cinta pertamanya dan terpaksa harus menikahi lelaki yang tidak dikenalnya.
Karena merasa ini tidak adil maka Arjun dirgantara berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari pernikahan itu. Namun orang tuanya tetep kekeh pada pernikahan anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joshin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
...🌸 Happy reading 🌸...
Pelukan Inem semakin erat seakan tak mau lepas lagi. Begitu juga dengan air matanya yang selalu saja menetes membasahi pipi mulusnya.
"Nak Arjun,,, kemarilah!"
Arjun berdiri dan berjalan memenuhi panggilan Ayu.
"Bunda titip Inem ya! Tolong jaga dia dan sayangilah dia. Jadilah Imam yang sholeh dan bertanggung jawab! " Pesan Ayu.
"Baik bunda." Jawab Arjun singkat.
"Semoga kalian selalu bahagia dan dikaruniai anak - anak yang lucu, pintar dan juga berbakti!"
"Amin bunda." Lagi - lagi Arjun menjawab dengan singkat.
"Hmmm,,, ini adalah moment yang bahagia. Ayo kita abadikan moment ini! Celoteh Selly sambil memegang ponsel.
"Ide yang bagus. " Sahut Angga.
Merekapun bersua berfoto ria. Berbagai gaya diambilnya. Jepret sana jepret sini entah sudah berapa jepretan yang diambil seolah Selly dan yang lainnya nggak ada lelahnya bergaya.
Melihat kebahagiaan ini, Ayu pun tersenyum lega. Seolah dia telah rela melepas semuanya.
"Ya Tuhan,,, jangan pernah engkau renggut kebahagiaan mereka." Doanya dalam hati.
Tit,,, tit,,, tit,,,
Terdengar suara dari alat deteksi jantung. Suaranya mulai pelan dan jarang yang menandakan detak jantung pasien saat ini sangatlah lemah. Dokter yang menyadari hal itu langsung memeriksa pasien.
"Ada apa dok? Apa yang terjadi?" Tanya Arjun yang menangkap kecemasan sang dokter.
Dokter diam tak menanggapi pertanyaan Arjun. Dia fokus memeriksa pasien yang kini tengah terkulai lemas tak sadarkan diri. Semua orang yang tadinya tersenyum kini terdiam dan nampak kegelisahan di raut wajah mereka.
Tiiiiiiiiitttttt ---------------
Kini monitor detektor jantung menunjukan garis yang lurus, Semuanya berhenti dan tak ada pergerakan lagi dari jantung pasien.
"Dok,,, " Inem menatap sendu dokter meminta penjelasan apa yang telah terjadi.
Dokterpun menghela nafas panjang.
"Sepertinya ibu Ayu sudah tidak lagi bersama kita. Saya turut berduka cita atas kepergiannya." Ucap dokter.
DUEEERRR,,,
Bagai tersambar petir ditengah hujan yang deras. Seketika Inem merasakan hatinya hancur lebur berserakan tak menentu. Tubuhnya lemas bersimpuh dipelukan ibunya tercinta. Air matanya berurai deras sederas air terjun yang tinggi.
"Bundaaaa,,,,, bunda jangan pergi,,, bunda jangan tinggalin Inem bunda. Inem nggak mau sendirian, Inem sayang bunda,,,, bunda,,, bunda,,, " Inem mengguncang - gungcangkan tubuh Ayu yang sudah tak bernyawa itu.
Suasana ruangan sekarang menjadi mencekam. Semua orang yang ada disana terdiam larut dalam kesedihan.
"Sayang,,, sudah ya sudah. Kita relakan bunda pergi ya! Kita berdoa biar bunda tenang disana! Kamu nggak sendirian, ada kami yang akan selalu bersama kamu." Hibur Selly sambil menjauhkan tubuh Inem dari ibunya dan memeluknya dengan erat.
"Inem mau bunda,,, bunda jangan pergi!" Inem terisak dalam pelukan Selly.
"Tenang ya sayang,,, kamu harus bisa ikhlasin bunda!" Selly mengusap lembut kepala Inem.
Inem terus saja menangis. Kesedihan yang dirasanya sangatlah berat. Rasa tak rela menyelimuti relung hatinya. Kepergian orang yang dicintainya membuatnya begitu terpukul dan hanyut dalam kekelaman.
...****************...
Kini jasad Ayu telah dikebumikan, semua orang yang melayat sudah pergi meninggalkan rumah duka. Inem duduk termenung sendiri diteras rumahnya. Pikirannya kacau, hatinya terasa hampa dan tatapannya kosong.
Terdengar derap langkah kaki mendekat. Sesosok pria duduk disampingnya dan menggenggam tangan Inem.
"Maafkan aku,,,, aku nggak ada disampingmu saat itu!" Ucap pria itu.
"Bimo,,,, " Inem menatap Bimo dan mulai menangis lagi.
"Hei,,, jangan menagis lagi. Aku sudah ada disini, aku akan selalu menemanimu." Bimo mengusap air mata Inem dengan ibu jarinya.
Mendengar perkataan Bimo, Air mata Inem malah semakin mengucur deras, disandarkannya kepalanya dibahu Bimo dan Bimopun lalu membalas dengan pelukan hangat.
"Sudah jangan bersedih lagi! Kamu harus bisa mengikhlaskan kepergian bunda. Kalau kamu terus - terusan bersedih seperti ini malah akan membuat bunda ikut bersedih disana. Kita berdoa saja buat bunda ya,,, semuga bunda mendapatkan tempat terindah disisiNYA dan bahagia dalam damai." Hibur Bimo.
"Bukan,,, bukan hanya itu yang membuatku bersedih saat ini. Bimo maafkan aku,,, aku tidak bisa memperjuangkan hubungan yang baru kita jalin. Maafkan aku tidak bisa menjaga hatimu. Maafkan aku,,, !" Itulah kata - kata yang selalu terngiang dalam batin Inem.
Inem terisak dalam pelukan Bimo. Selain merelakan ibunya, dia juga harus merelakan cintanya.
"Oh Tuhan,,, begitu berat cobaan yang Engkau berikan kepadaku saat ini!" Batin Inem lagi.
Dari kejauhan Arjun memperhatikan dua sejoli yang sedang berduaan. Entah kenapa ada sedikit rasa tidak suka yang dirasakan Arjun saat melihat keduanya. Semuanya terjadi secara tiba - tiba tanpa direncana olehnya.
"Sial,,, rasa macam apa ini?" Guman Arjun.
Karena sudah tidak tahan lagi, Arjun pun memalingkan pandangannya dan lalu pergi beranjak dari tempatnya menjauh dari dua sejoli itu.
...🌸Bersambung 🌸...
suka banget sama karakternya selly,, sungguh konyol 😁😅
aku suka sama ceritanya bagus banget dan juga menghibur