Hubungan yang terus di tentang keluarga, membuat pria tampan bernama RahardiAwan putra Biantara mau tak mau menyerah dan pasrah melepas cintanya pada seorang wanita yang ternyata seorang pekerja sex komersial.
Patah hati hebat itulah membuat ia mendadak menjadi seorang yang dingin dan tak acuh pada apapun termasuk wanita lain. Hingga akhirnya keluarga besar menjodohkan putra mahkota Biantara itu dengan seorang gadis kecil yang baru saja lulus SMA. Sifatnya yang ceria dan bar-bar di yakini keluarga akan bisa mengembalikan sosok Awan yang hangat seperti dulu.
Mampu kah Awan bertahan dengan pernikahan paksa nya itu?
Atau sang istri akan menyerah karna sering kali menajadi bayang-bayang sang Mantan suami?
Yuk kepoin ceritanya yang mungkin akan sedikit bikin darah tinggi 🤧🤧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang k-3
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Jatuh cinta atau enggak itu urusanku, karna pakai hatiku bukan hatimu!" jawab Mentari sambil bangun dari duduknya tapi langsung di cegah Awan.
"Aku gak mau nyakitin kamu"
"Ya udah, cintai aku kalau gak mau aku sakit hati, gitu aja kok di bikin susah, pake ngatur segala, lagi" oceh nya lagi menantang.
Keduanya saling menatap dengan sorot mata berbeda, jika bukan karna janjinya pada Lisya ingin rasanya Awan menggangtung wanita itu di atas pohon kedongdong belakang rumahnya. Tapi sayang, Awan sudah berjanji untuk baik dan sabar pada istrinya seolah dia itu adalah Lisya.
"Ada seseorang di hatiku, dan kamu gak akan bisa menggantinya" jelas Awan penuh penekanan.
Awan meraih tangan Mentari untuk bangun dari duduk. Ia bawa gadis itu keluar dari kamarnya menuju halaman belakang. Sama seperti di rumah utama, kediaman Biantara pun ada beberapa hewan peliharaan.
"Kalau aku kerja, dan di rumah gak ada siapa-siapa kamu bisa main sama mereka" ucap Awan saat sampai di kandang Ular besar.
"Kamu mau bunuh aku?" tanya Mentari kesal yang dengan cepat bersembunyi di balik punggung suaminya.
"Dia baik, udah jinak. Kalau marah paling cuma pengen peluk kamu doang, kaya gini nih"
Awan menarik lengan istrinya untuk masuk kedalam pelukan. Ia dekap tubuh mentari begitu etar seperti Phyton memangsa tawanannya.
"Sakit!"
"Masa? kamu belum pernah di peluk ya? di peluk gitu aja sakit" jawab Awan dengan senyum seringainya.
Setelah dari kandang hewan melata, Awan mengajak Mentari ke kandang burung yang tentunya bisa mereka masuki, ada beberapa macam hewan bersayap di sana dengan warna yang cukup mencolok indah. Suara kicauan dan celoteh dari si burung kaka tua membuat Mentari tak henti melayangkan senyum.
"Aku disini, ini lebih baik di banding yang tadi" ucap Mentari sambil mengelus kepala burung Beo berwarna putih.
"Lakukanlah apapun maumu." balas Awan.
Hampir satu jam disana, Mentari meminta kembali ke kamar. Ia yang belum hafal di mana letaknya tentu tak ingin tersesat dan jadi bahan perbincangan keluarga barunya.
.
.
.
.
"Kamu mau main? besok hari terakhirku dirumah karna setelahnya aku akan sibuk di kantor. Jadi aku masih ada waktu mengajakmu sekedar jalan jalan" tawar Awan setelah makan malam dengan keluarganya.
"Aku lebih seneng dirumah"
"Oh, baguslah. Setidaknya aku tak membuang waktu lebih banyak untukmu" sahut Awan dengan lega hati.
"Siapa bilang, aku dirumah pun banyak melakukan aktivitas. Jadi tetep aja kamu harus temenin aku, contohnya saat aku sedang menonton drama"
"Temenin doang kan? tar gue temenin sambil tidur" jawab Awan sambil tertawa meledek.
Dan benar saja, malam pengantin mereka di isi dengan menonton beberapa film. Tak seperti pasangan baru menikah lainnya yang akan melakukan hak dan kewajiban di atas ranjang.
Hal tersebut seakan tak pernah terlintas di otak Awan yang duduk di sebelah Mentari yang sedang tersenyum simpul dengan sorot mata kearah TV LED besarnya. Awan sesekali melirik kearah gadis itu yang nampak nyaman dan tak takut padanya padahal Awan jelas sering meninggikan nada bicaranya jika sedang kelepasan, bagaimana pun ia belum terbiasa ada wanita lain di dekatnya kecuali Lisya.
"Kenapa?" tanya Mentari saat ia menoleh sebab merasa di perhatikan.
"Gak apa apa, cuma aneh aja" sahut Awan sambil mengubah posisi duduknya sedikit menghadap sang istri.
"Aneh kenapa? emang aku ngapain?"
.
.
.
.
Aneh aja, kenapa lo tiba-tiba dateng dan jadi orang ketiga buat gue sama Lisya...