Pencuri Hati Dokter Cantik

Mark membelalakan kedua matanya melihat wanita cantik yang sangat sulit ia taklukkan. Wanita lain akan dengan mudah terpikat dengannya, namun Luna, lagi- lagi ia yang terjatuh oleh tipu daya wanita ini.

Mark menghela napas, menggelengkan kepala. "Luna, kamu memang wanita yang unik," katanya pada dirinya sendiri.

Ia memandang Luna yang sedang berjalan menjauh, senyum manis di wajahnya membuat Mark merasa semakin tak berdaya. "Aku tidak tahu bagaimana cara menaklukkanmu," gumamnya.

Saat ini Mark dan Luna sama-sama sudah memakai kembali pakaian mereka. Namun Mark masih kesal dengan keinginannya yang belum ia dapatkan. Mark mengingat kembali percakapan mereka sebelumnya, bagaimana Luna dengan mudah membalikkan keadaan dan membuat Mark merasa seperti orang bodoh. "Kamu memang licik, Luna," katanya dengan nada kagum.

Tiba-tiba, Luna menoleh ke arah Mark dan tersenyum. "Apa yang kamu pikirkan, Mark?" tanyanya dengan mata berbinar.

Mark terkejut, "Tidak ada, Luna. Aku hanya... memikirkan pekerjaan," jawabnya dengan cepat.

Luna tersenyum, "Pekerjaan? Atau mungkin kamu memikirkan cara untuk menaklukkan aku?" katanya dengan nada menggoda.

Mark merasa pipinya memanas, "Luna, kamu memang...," katanya dengan nada setengah menyerah.

Luna tertawa, "Aku memang wanita yang sulit ditaklukkan, Mark. Tapi aku suka tantangannya," katanya dengan mata berbinar.

Mark menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapimu, Luna," katanya dengan nada jujur.

Luna tersenyum, "Mungkin kamu perlu belajar lebih banyak tentang aku, Mark. Lalu, kita lihat siapa yang akan menaklukkan siapa," katanya dengan nada menggoda.

Mark menarik pinggang ramping Luna, lalu berbisik "Akan kupastikan kau akan menjerit di bawah tubuhku, Sayang."

Luna terkekeh lalu melepaskan pelukan Mark, "Kau terlalu percaya diri. Lihatlah dirimu sudah berapa kali kau terpedaya olehku?" tanya Luna dengan bangga.

Mark merasa sedikit malu, mengingat kembali berapa kali ia terjatuh dalam perangkap Luna. "Aku... aku hanya ingin tahu apa yang kamu inginkan, Luna," katanya dengan nada sedikit lemah.

Luna terkekeh lagi, "Oh, Mark. Kamu terlalu mudah ditebak. Aku suka itu," katanya dengan mata berbinar.

Mark menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapi kamu, Luna. Kamu seperti memiliki kendali atas aku," katanya dengan nada frustrasi.

Luna tersenyum, "Itulah yang aku inginkan, Mark. Aku ingin menjadi pusat perhatianmu, dan aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya," katanya dengan nada percaya diri.

Mark merasa sedikit takut, tidak tahu apa yang akan dilakukan Luna selanjutnya. "Luna, apa yang kamu rencanakan?" tanyanya dengan nada waspada.

Luna hanya terkekeh lagi, "Aku tidak akan memberitahumu, Mark. Kamu harus menebaknya sendiri," katanya dengan mata berbinar.

"Gadis nakal, tunggu pembalasanku!" gumam Mark dengan suara pelan.

Luna mengajak Mark untuk bergabung dengannya menikmati sarapan pagi dengannya. Mark duduk di samping Luna, merasa sedikit tidak nyaman karena masih belum bisa membaca apa yang ada di pikiran Luna. Ia memandang Luna yang sedang mengambilkan makanan untuknya, dan tidak bisa tidak memujinya. "Kamu memang cantik, Luna," gumamnya pada dirinya sendiri.

Luna kembali dengan sepiring makanan dan meletakkannya di depan Mark. "Silakan, Mark. Makanlah," katanya dengan senyum.

Mark tersenyum, "Terima kasih, Sayang. Kamu memang baik padaku," katanya sambil mengambil makanan.

Luna duduk di samping Mark, "Aku hanya ingin membuatmu nyaman, Mark. Agar kau tidak menagih semua uang yang telah aku curi," katanya dengan jujur.

Mark terkekeh lalu mendekati wajah Luna, "Semuanya akan kuberikan untukmu Sayang, asal kau mau bersamaku."

Luna tersenyum mendengar ucapan Mark, sejenak ia merasa dicintai dengan segala ucapan dan bujuk rayu Mark. Namun ia kembali mengingat pria ini adalah Casanova yang selalu bergonta-ganti wanita.

Di dalam hati, Luna merasa bahwa semua ucapan Mark hanya omong kosong belaka. "Dia hanya ingin mendapatkan apa yang dia inginkan, dan aku tidak akan menjadi korban berikutnya," gumamnya pada dirinya sendiri.

"Luna, aku penasaran bagaimana kalian saling mengenal satu sama lain?" tanya Mark penasaran dengan persahabatan Luna dengan Raja dan Birel.

"Raja baru bergabung dua tahun belakang ini, entah aku tidak tahu bagaimana pertemuannya dengan Birel. Tapi kami cocok dengan Raja, berkat kepandaianya dan kecekatannya kita tidak pernah tertangkap" jawab Luna apa adanya.

"Mengapa kau bertanya seperti itu?" tanya Luna selidik.

"Aku cemburu, melihat kedekatanmu dengan Raja dan Birel. Rasanya aku ingin mematahkan tangan Birel apabila ia berani merangkulmu," balas Mark dengan bibir mengerucut.

Luna memandang Mark dengan mata yang tajam, "Mark, aku ingin bertanya sesuatu padamu," katanya dengan nada yang sedikit serius.

Mark memandang Luna dengan rasa ingin tahu, "Apa itu, Sayang? Tanya saja," katanya dengan senyum.

Luna memandang Mark dengan mata yang tidak berkedip, "Mark, apa yang kamu inginkan dari aku? Apakah kamu hanya ingin bermain-main denganku, atau ada sesuatu yang lebih serius?" tanyanya dengan nada yang langsung.

Mark terdiam sejenak, entah penasaran atau hanya menginginkan tubuhnya saja. Namun Luna telah berhasil membuatnya terlihat bodoh, tidak mungkin ia jatuh cinta dengan pencuri cantik ini.

"Entahlah!"

Mark merasa sedikit waspada, tidak tahu apa yang ada di balik kata-kata Luna. Namun, ia sangat menikmati makanan yang lezat dan suasana pagi yang cerah. "Makanan ini enak sekali, Luna. Kamu memang memasak dengan baik," katanya sambil menikmati makanan.

Luna tersenyum, "Terima kasih, Mark. Aku senang kamu menikmati," katanya sambil memandang Mark dengan mata yang sedikit kecewa.

Untuk apa ia merasa kecewa, pria ini memang tidak bisa memahami arti cinta. Luna menghela napas, memutuskan untuk tidak berharap pada Mark. "Aku tidak boleh terlalu dekat dengan buaya satu ini" ucap Luna pada diri sendiri.

Mark bangkit dari duduknya, "Sayang, aku harus pergi. Tolong kembalikan ponselku, ada banyak data dan nomor penting di sana. Aku akan mengirimkan uang untukmu sebagai gantinya."

Luna pun bangkit dari duduknya lalu mengambil ponsel milik Mark yang sempat ia curi. Luna lalu memberikannya kepada Mark, pertama kalinya ia memberikan barang curiannya kepada pemiliknya.

Mark tersenyum karena mendapatkan kembali ponselnya, "Terima kasih, nanti aku akan kirimkan uang kepadamu. Aku harus pergi sekarang, pastikan jangan terlalu dekat dengan pria lain." Mark mengecup bibir Luna membuat Luna melotot kepadanya.

"Apa hakmu? Kau bukan kekasihku" protes Luna kesal dengan Mark yang mulai mengatur.

"Aku sudah memindai seluruh tubuh indahmu dalam benakku, dan kupastikan kau telah menjadi milikku" bisik Mark lalu pergi begitu saja meninggalkan Luna.

Untungnya Mark mendapatkan kembali ponselnya, ia mendapatkan pesan dari Axel. Untuk melakukan test DNA Raja dan Tuan Angelo, Mark dengan cepat menuju kendaraannya lalu meninggalkan tempat itu.

.....

Gaess mohon maaf aku belum bisa up banyak karena ponselku sedang diopname🤣

Jangan lupa dukung terus Raja Ratu yes ... Jangan lupa like komen