Namaku Khoirunnisa, aku anak dari sepasang suami istri yang sholeh dan merupakan ustad dan ustadzah. namun aku bukanlah seorang wanita yang sholehah. aku selalu membuka auratku jika bepergian. aku tak mendengarkan nasihat kedua orang tuaku. hingga malam kelam itu terjadi. aku di nodai oleh orang yang tidak ku kenal. sejak saat itu aku memilih untuk menutup auratku dan tinggal di pesantren sambil meneruskan kuliahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Rahasia
Satu bulan kemudian
Nisa sudah pulang ke rumahnya. Pak Alex sudah membicarakan ini semua kepada pihak Pesantren. begitupun dengan kuliahnya sudah di ijinkan Pak Alex selama satu minggu.
Kediaman Pak Ahmad begitu ramai. ramai dengan kedatangan kerabat dan orang terdekat saja. mungkin semuanya sekitar empat puluh orang.
Tin
Terlihat ada empat mobil berhenti di depan rumah Pak Ahmad. sudah bisa di pastikan jika itu calon besan. dari keluarga Pak Ahmad memilih untuk keluar dan berbaris di depan pintu masuk untuk menyambut tamu. satu persatu dari mereka masuk dengan membawa parsel di tangannya.
Pak Ahmad dan Bu Siti mempersilahkan rombongan calon besan untuk duduk di tempat yang sudah di sediakan. tak lama Pak penghulu juga sudah datang.
"Jadi gimana Ahmad, apakah acaranya sudah bisa di mulai?" tanya Pak Alex
"Dasar Alex tak sabaran sama sekali." ucap Pak Ahmad
"Pah, biar Mamah menjemput Nisa di kamarnya." sahut Bu Siti berbicara kepada suaminya.
"Iya Mah" ucap Pak Ahmad
"Saya ikut Bu" sahut Bu Hilya ingin ikut.
"Ayo!" kini Bu Siti dan Bu Hilya berjalan menuju ke kamar Nisa.
Mereka masuk ke dalam kamar yang kebetulan tidak di kunci.
"Assalamu'alaikum" ucap Bu Siti
"Waalaikum'salam, Mamah" jawab Nisa yang sedang duduk di depan meja rias.
"Wah cantik sekali anak Mamah." puji Bu Siti melihat kecantikan anaknya.
"Iya nih Nisa memang cocok bersanding dengan Alvin." sahut Bu Hilya yang tak kalah terpesona melihat penampilan Nisa.
"Nisa jadi malu" kata Nisa sambil tersenyum.
"Apa sudah selesai Bu meriasnya?" Bu Siti bertanya kepada perias yang merias Nisa.
"Sudah, eh sebentar saya pakaikan peniti dulu." ucapnya lalu memakaikan peniti di jilbab yang di kenakan Nisa agar menutupi dadanya.
Memang penampilan Nisa kali ini menggunakan kebaya muslim warna putih. begitupun dengan jilbabnya dia pakai yang menutupi dadanya.
"Nah sekarang ayo kita turun Nis." ajak Bu Siti
"Iya Mah"
Bu Siti dan Bu Hilya berjalan di samping Nisa. keduanya menggadeng tangan Nisa. kini ketiganya sedang berjalan menurui tangga. semua tamu undangan yang datang menatap takjup calon mempelai wanita. begitupun Alvin menatap Nisa tak berkedip.
"Wah Bro, cantik juga tuh." bisik Gio dari belakang. Gio adalah Asisten Pribadinya di kantor.
"Hm" ucap Alvin dan buru-buru mengalihkan arah pandangnya.
Kini Bu Siti dan Bu Hilya menuntun Nisa dan mengantarkannya untuk duduk di sebelah Alvin.
"Bagaimana, apa sudah bisa di mulai acaranya?" tanya Pak penghulu.
"Bisa Pak" jawab Pak Alex tampak bersemangat.
"Kedua mempelai siap?" kini Pak penghulu bertanya kepada Alvin dan Nisa.
"Siap" jawab mereka berdua.
"Silahkan Ustad Ahmad untuk menikahkan Putrinya." ucap Pak penghulu kepada Pak Ahmad yang kini duduk di sebelahnya.
Kini Pak Ahmad dan Alvin saling berjabat tangan.
Bissmilahirrahmanirrahim
Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Alvin Mahendra Mahardika bin Alex Mahendra, dengan anak saya Khoirunnisa binti Ahmad Al-Malik dengan uang tunai 50juta dan seperangkat alat sholat di bayar tunai.
"Saya terima Nikahnya Khoirunnisa binti Ahmad Al-Malik dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." jawab Alvin dengan lantang.
"Bagaimana para saksi?" tanya Pak penghulu.
"SAH" jawab mereka serempak.
"Alhamdulilah" ucap Pak penghulu lalu melafadzkan do'a. Semua yang hadir ikut mengaminkan.
"Silahkan untuk mempelai pria memakaikan cincin." pinta Pak penghulu.
Pak Alex segera membuka tempat cincin yang dia pegang. lalu di sodorkan kepada anaknya. Alvin segera mengambil cincin itu dan memakaikannya di jari Nisa. setelah itu Alvin mengecup singkah kening Istrinya. mereka langsung tanda tangan di buku nikah. Pak penghulu meminta mereka berfoto dengan memegang buku nikah masing-masing.
Setelah selesai, Pak penghulu berpamitan karena masih harus menikahkan di tempat lain.
Kini Nisa dan Alvin berfoto bersama keluarga secara bergantian di pelaminan. hanya dekorasi seadanya dan sederhana. karena memang acara resepsi inti belum di gelar. setelah selesai berfoto Nisa dan Alvin memilih ke kamar pengantin untuk berganti pakaian. baru mereka kembali turun bergabung dengan keluarganya.
Alvin terkejut melihat foto wanita tanpa hijab yang tergeletak di meja dekat ranjang.
Kenapa foto wanita itu ada disini? apa dia kembarannya Nisa? wajahnya mirip sekali." batin Alvin
Alvin segera keluar kamar itu setelah berganti pakaian. sedangkan Nisa masih di kamar mandi untuk membersihkan riasan yang ada di wajahnya.
Tak terasa hari sudah sore. Pak Alex dan rombongannya berpamitan untuk pulang.
"Alvin, untuk malam ini kamu menginap disini. besok baru memboyong Nisa ke rumah kita." ucap Pak Alex
"Baik Pah" jawab Alvin
"Tapi masih bisa kesana-kemari Nak. karena Nisa juga anak satu-satunya. sepi kalau hanya ada Papah dan Mamah saja di rumah ini." ucap Pak Ahmad kepada Alvin.
"Iya Pah" ucap Alvin sambil tersenyum menatap mertuanya.
"Nis, ajak suamimu ke kamar." pinta Bu Siti
"Iya Mah, ayo Mas!" ajak Nisa
Mas? sumpah demi apa kenapa ini mulut begitu saja mengucapkan kata itu." batin Nisa
"Ayo sayang" ucap Alvin lalu mereka segera melangkah menuju ke kamar pengantin. lebih tepatnya kamar Nisa yang sudah di dekorasi sedemikian rupa.
Cckckck bisa-bisanya aku mengucapkan kata sayang kepada wanita yang masih asing." batin Alvin
Cklek
Nisa membuka pintu kamarnya. dia segera masuk di ikuti Alvin yang berjalan di belakangnya.
"Mas mau mandi dulu atau aku dulu?" Nisa bertanya kepada lelaki yang baru sah menjadi suaminya.
"Aku dulu, kalau cewek pasti mandinya lama." kata Alvin lalu langsung melangkah pergi menuju ke kamar mandi yang ada di kamar itu.
Terlihat Alvin sudah selesai membersihkan diri. kini giliran Nisa yang masuk ke dalam kamar mandi.
Nisa yang sudah selesai mandi tampak mondar-mandir di dalam sana. dia lupa membawa baju ganti. karena biasanya dia tidak pernah berganti pakaian di kamar mandi.
Alvin menatap jam tangan yang melingkar di tangannya. sudah cukup lama Nisa di dalam namun belum keluar juga. karena penasaran dia memilih untuk mengetuk pintu itu.
Tok tok
"Nis, apa kamu dengar aku?" tanya Alvin dari depan pintu kamar mandi.
Sebenarnya Alvin bisa saja bersikap masa bodo. namun sekarang dia sedang ada di rumah mertuanya. jika mertuanya tiba-tiba mencari Nisa, dia harus jawab apa. apa dia harus jawab jika Nisa sedang mandi namun lama sekali. dia juga takut jika Nisa pingsan di dalam. bisa-bisa dia yang di salahkan oleh orang tua Nisa. karena menelantarkan Istrinya yang pingsan di dalam kamar mandi.
"Dalam hitungan ke tiga kalau tidak di buka juga aku dobrak yah." teriak Alvin
Satu dua tiga
Hening tak ada sahutan dari dalam. Alvin memilih untuk mendobrak pintu kamar mandi.
Brak
"Nisa kenapa--" Alvin terkejut melihat Nisa yang sejak tadi tidak keluar.
°°°°
Nisa kenapa yah🤔🤔🤔😅
emng nya org hamil gmpang kn trgntung d kasih nya sm Allah swt .
nyatanya nisa hamil.. tapi... jgn" trlnjur nikah sama c nita lg hadehhhhh hncur hatiku kata nisa .. ikut sedih aku thorr mrskn hti ny nisa