Menceritakan tentang seorang dokter tampan,mapan dan baik hati yang belum menikah di umurnya yang menginjak 37 th,yang bernama Lucky.
Alasan dia belum menikah,bukan karena dia adalah lelaki yang pemilih atau trauma menjalin hubungan atau pun karena ingin fokus pada karier. Tapi alasan kenapa ia belum menikah itu semua karena dokter Lucky tidak tertarik dengan lawan jenis alias dirinya penyuka sesama jenis.
Namun hidupnya berubah 360° saat ia terpaksa menikahi Ayu karena sebuah insiden. Insiden yang membuat mama Lucky salah paham dan memutuskan untuk menikahkan dirinya dengan Ayu.
Akan kah pernikahan dokter Lucky dengan Ayu bisa bertahan lama?
Kira-kira bagaimana reaksi Ayu kalau tau laki-laki yang ia nikahi sebenarnya penyuka sesama jenis? Apakah Ayu akan tetap bertahan dan bisa mengembalikan dokter Lucky ke jalan yang benar? Atau Ayu memilih menyerah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Lucky dan Ayu tak menjawab ledekan ibu Endang,mereka kompak hanya mengulas senyum tipis sambil menarik kursi meja makan tempat orangtua Ayu dan orangtua Lucky berada.
"Jam berapa baru tidur kalian?" Goda ibu Endang lagi.
Sedangkan pak Andar, papa Lutfi dan mama Tyas hanya diam saja sambil senyum-senyum mendengar godaan yang di lontarkan ibu Endang pada Ayu dan Lucky.
"Apaan sih buk. Udah akh jangan bahas yang macem-macem deh. Jangan bikin malu Ayu di depan mas Lucky dan di depan papa-mama." Protes Ayu pada ibu Endang.
Ibu Endang memutar bola matanya malas karena mendapat omelan dari sang putri.
"Nih Yu." Saat Ayu sedang mengomel,tiba-tiba saja Lucky memberikan sepiring beef steak yang sudah ia potong-potong ke hadapan Ayu.
Mata Ayu terperanga dengan perhatian kecil yang Lucky berikan padanya di pagi pertamanya menjadi istri dari seorang Lucky.
Padahal Lucky melakukan itu hanya untuk meyakinkan sang mama kalau dirinya sedang berusaha kembali ke jalan yang lurus.
"Ya ampun Yu,suami kamu kok manis banget sih. Udah ganteng,mapan dalam karir,eh...perhatian banget lagi. Ibu jadi pengen tukar tambah bapak mu sama yang modelnya suami kamu." Puji ibu Endang melihat sikap Lucky yang perhatian pada putri sulung plus putri satu-satunya itu.
"Ah..Ibu bisa aja." Jawab Lucky yang merasa tersanjung dengan sanjungan ibu mertuanya itu.
Sedangkan yang ingin di tukar tambah langsung membulatkan matanya sebesar jengkol saat sang istri ingin menukarnya dengan laki-laki seperti menantu mereka.
Seandainya saja ibu Endang tau kalau menantunya itu lebih suka beradu terong di banding terong di cabein,apa ibu Endang masih mau menukar tambah suaminya dengan laki-laki seperti Lucky?!
"Kok malah bengong Yu? Dimakan dong." Ucap Lucky karena melihat Ayu yang malah asyik memandangi wajahnya dan tidak kunjung menyentuh beef steak yang sudah ia potong-potong.
"Ah..iya mas. Makasih yah mas." Balas Ayu saat tersadar dari rasa kagumnya terhadap perhatian sang suami.
Mereka pun kembali melanjutkan menyantap sarapan yang telah tersedia di meja makan.
Sarapan pun telah usai,setelah selesai menyantap sarapan pagi dan berbincang-bincang dengan para orangtua. Ayu dan Lucky pun kembali ke dalam kamar mereka untuk bersiap-siap pulang ke apartemen Lucky yang jaraknya sangat lah jauh dari rumah orangtua Lucky.
Sengaja Lucky tinggal di apartemen yang jaraknya berjauhan dengan rumah orangtuanya,bukan karena ingin bebas namun karena apartemen yang Lucky tinggali memiliki jarak yang sangat dekat dengan rumah sakit tempat Lucky bekerja.
Dengan semangat empat lima,Lucky membereskan barang-barangnya. Namun tidak dengan Ayu,karena Ayu merasa masih belum puas menikmati masa-masa pengantin baru berduaan di kamar suite room bersama suaminya. Karena alasan Lucky cepat-cepat keluar dari hotel karena ada panggilan operasi nanti malam dan sekaligus mempersiapkan bahan untuk seminar minggu depan.
Padahal mama Tyas sudah membooking kamar itu selama tiga hari tiga malam,agar anak dan menantunya bisa memiliki waktu berduaan sebelum Lucky kembali ke dunia dokter yang jam kerjanya kadang harus lebih banyak memakan waktu di rumah sakit kalau banyak pasien darurat yang datang ke rumah sakit tempat Lucky bekerja di banding di rumah.
Awalnya mama Tyas tidak percaya dengan alasan yang diberi Lucky tapi setelah papa Lutfi mencoba mengecek tentang kebenaran alasan anaknya itu ke salah satu dokter senior yang tak lain adalah teman papa Lutfi yang juga bekerja di rumah sakit tempat Lucky bekerja,barulah mama dan papa Lucky percaya dengan alasan anaknya itu dan mau tidak mau mereka mengizinkan Lucky dan Ayu check-out dari hotel siang itu juga.
Sedangkan orangtua Ayu setelah selesai sarapan,langsung pamit pulang ke kota M,karena pesawat yang mereka naikki juga berangkat di siang hari.
"Kok manyun-manyun gitu Yu?" Tanya Lucky saat tak sengaja melihat istrinya memasukkan barang-barangnya ke dalam koper dengan raut wajah merengut.
"Gak pa-pa mas." Jawab Ayu menutupi rasa kesalnya.
"Udah buat si Apem cenat-cenut,malah sekarang pulang cepet. Udah gitu nanti malam langsung di tinggal kerja lagi!!! Emangnya gak bisa cuti apa!!!" Gerutu Ayu dalam hatinya.
"Kamu marah gara-gara kita check-out sekarang?" Tebak Lucky.
"Gak mas. Kan mas bilang ada panggilan operasi nanti malam. Masa Ayu mau marah sih mas." Jawab Ayu.
"Kalau kamu masih mau nginap di sini,ya udah nginap aja. Kan kamar ini udah mama booking selama tiga hari tiga malam. Nanti kalau kamu mau pulang baru aku jemput." Kata Lucky lagi tanpa berdosa.
Mata Ayu membulat mendengar kata-kata suaminya,bisa-bisa nya suaminya berkata seperti itu. Apa suaminya itu tidak berpikir kalau status mereka masih pengantin baru,tapi bisa-bisa nya suaminya itu menyuruhnya tinggal di kamar suite room hotel sendirian dan baru akan menjemputnya kalau dirinya sudah mau pulang.
Ayu menghela nafasnya untuk meredakan emosinya karena kata-kata Lucky. Meski kecewa tapi Ayu berusaha sebisa mungkin menutupi rasa kecewanya terhadap Lucky.
"Gak mas. Aku tuh manyun-manyun bukan karena kita mau check-out sekarang,tapi aku tuh kesel campur sedih karena bapak sama ibu cepet banget disini. Padahal aku kan masih kangen sama mereka." Jawab Ayu memberi alasan,agar suaminya itu tak lagi membahas soal check-out,alasan yang sebenarnya membuat Ayu manyun-manyun.
"Kalau memang kamu masih kangen, kamu ikut sama bapak dan ibu aja. Kamu bisa tinggal di rumah bapak-ibu sampai kamu puas,aku gak pa-pa kok kamu tinggal lama." Ucap Lucky lagi dengan santainya. Ia tak sadar ucapannya itu malah membuat tanda tanya besar di hati Ayu.
"Mas Lucky apa-apaan sih!!! Masa kita baru nikah udah nyuruh aku ikut bapak-ibu pulang?! Dimana-mana tuh pengantin baru gak mau istrinya kemana-mana,di kurung terus di dalam kamar,lah ini malah nyuruh istrinya ikut pulang sama orangtuanya." Gerutu Ayu dalam hatinya.
"Gak usah mas, kita kan baru nikah, apa kata orang-orang di kampung kalau aku ikut bapak-ibu pulang." Jawab Ayu.
"Ya udah terserah kamu aja. Aku kan cuma gak mau lihat kamu murung karena masih kangen sama bapak-ibu."
Ayu tak menjawab kata-kata Lucky. Mereka pun kembali membereskan barang-barang mereka.
Setelah selesai membereskan barang-barang,Lucky dan Ayu pun keluar dari dalam kamar suite room menuju lobi dengan menggunakan lift.
Seperti laki-laki pada umumnya,tanpa disuruh,Lucky langsung berinisiatif membawakan koper Ayu.
Ting. Pintu lift terbuka tanda kalau mereka sudah sampai di lobi.
Lucky dan Ayu pun keluar dari dalam lift.
Baru beberapa langkah keluar dari dalam lift,tiba-tiba saja ponsel Lucky berdering dengan sangat nyaring tanda ada panggilan masuk.
BERSAMBUNG...
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
🙏🙏🙏