Meilika seorang siswi kelas 11 berparas cantik dan pintar...tapi akibat ulahnya sendiri dia merasakan akibat dari permainannya sendiri...
"Stop...hentikan..mas, aku hamil anak kamu". Semua orang terkejut mendengar ucapan gadis cantik yang menangis terisak, yang ditujukan pada mempelai pria tersebut.
Ya gadis itu adalah Meilika yang usianya baru 17 tahun
"Siapa kamu, aku tak mengenalmu..bagaimana aku bisa menghamilimu" ucap mempelai pria yang terkejut dengan ucapan meilika.
Penasaran? baca aja yuk
oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759🤭🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Bagaimana Bisa
Kaka terbangun dari tidurnya karena mendengar suara handphonenya yang berbunyi. Kaka mengambil handphonenya di atas dan melihat nama Alex yang terdapat di layar handphonenya. Kaka pun segera langsung mengangkatnya.
"Ya hallo, bagaimana?" tanya Kaka, Kaka pun mendengar ucapan Alex.
"Bagaimana bisa? Kamu lagi nggak becanda kan, Lex," jawab Kaka yang terkejut dan kesal mendengar penjelasan Alex di telepon.
Kaka pun langsung mematikan teleponnya dengan penuh amarah. Ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan meredakan amarahnya.
Keesokan harinya, seperti biasanya Kaka masuk ke kantornya. Sejak kejadian dirinya yang batal menikah, Kaka sering marah-marah pada semua karyawannya.
Di dalam ruangannya, Kaka memeriksa laporan perusahaannya.
"Hallo Sin, siapa yang buat laporan pemasaran?" tanya Kaka pada Sinta sekretarisnya dari sambungan telepon.
"Ya pak, pak Budi yang mengurus laporan pemasaran, pak," jawab Sinta.
"Suruh dia ke ruanganku," lanjut Kaka dan mematikan sambungan teleponnya.
"Hah... laporan apa ini?" ucap Kaka bermonolog sambil menghela nafas panjang.
tok..tok..tok..
Kaka pun menoleh ke sumber suara dan menganggukkan kepalanya lalu mempersilahkan pak Budi masuk. Pak Budi masuk dengan perasaan cemas karena ia tidak pernah di panggil ke dalam ruangan atasannya.
"Permisi pak, ada apa ya, bapak memanggil saya?" ucap pak Budi yang ketakutan.
"Anda yang buat laporan ini? Laporan apa ini?" bentak Kaka dengan melemparkan laporan itu ke arah pak Budi.
"M... Ma... ma... af pak, me... mang be... tul sa...saya yang buat laporan ini. Saya minta maaf pak kalau ada yang salah akan sa..saya perbaiki pak." Pak Budi terbata-bata menjawab pertanyaan Kaka. Pak Budi memunguti berkas yang dilempar oleh Kaka.
"Anda sudah berapa lama hah... kerja disini? Apa Anda mau saya pecat?" bentak Kaka.
"5 tahun pak, to... tolong ja... jangan pecat saya pak," jawsb pak Budi masih dengan terbata-bata, dan matanya memerah menahan tangisnya.
"5 tahun bukan waktu yang sebentar, kenapa masih saja salah hah? secepatnya kamu perbaiki itu. Kalo masih saja salah, kamu saya pecat. Dengar tidak? Keluar Kamu!" Kaka mengusir pak Budi keluar dari ruangannya.
Tak lama Alex masuk ke dalam ruangan Kaka. Alex melihat kemarahan Kaka terhadap karyawannya tadi.
"Hei, kenapa masuk tidak mengetuk pintu," marah Kaka pada Alex, tetapi Alex tak menghiraukan ucapan Kaka.
"Kasian tu pak Budi, lo jadiin pelampiasan kemarahan Lo," ucap Alex.
" Apa maksud lo? Ada perlu apa loh?" tanya Kaka.
"Gue mau bahas yang semalem Ka, gue juga sempat kaget sama orang suruhan gue karena nggak bisa nemui sedikit informasi tu cewek, sepertinya musuh elo bukan orang biasa, sampe bisa menutup semua akses gadis suruhannya itu," ucap Alex pada Kaka.
"Jadi, lo cuma mau ngasih tau hasil kerja lo yang payah dan nggak ada hasilnya ini. Mending lo pergi aja deh, gue udah pusing mikirinnya." Kaka yang kesal karena Alex tidak membuahkan hasil.
"Sorry bro, lo jangan ngambek kaya gitu dong. Gue tadi pagi ke restoran Xx meminta rekaman CCTV kemarin. Kita bisa lihat gadis itu menemui siapa di sana. Lo tenang aja, gue udah dapetin rekamannya," ucap Alex dengan tersenyum, dan menunjukkan flashdisk di tangannya.
"Lo sudah tau siapa yang ditemuinya?" tanya Kaka.
"Gue belom tau sih," jawab Alex dengan tertawa.
"Udah, buruan liat! Gue penasaran nemuin siapa gadis itu di private room." Kaka yang penasaran mengambil flashdisk dari tangan Alex dan menaruhnya di laptopnya.