NovelToon NovelToon
After Marriage

After Marriage

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:48.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mayangsu

Anha diceraikan tepat di malam pertamanya ketika suaminya mendapati dirinya yang sudah tidak perawan lagi.

Anha tidak pernah menyangka jika pergaulan bebasnya di masa lalu akan menjadi bumerang untuknya di masa depan.

Setelah bercerai, Anha mencoba untuk memulai hidup baru dan menemukan cinta yang baru. Tetapi apakah lelaki kali ini bisa menerimanya seutuhnya atau jangan-jangan Anha akan ditinggalkan untuk yang kedua kalinya?

***
Contact Person:
Instagram: Mayangsu_
Email: Mayangsusilowatims@gmail.com

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayangsu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Tante Ririn

Mau anaknya sudah makan atau belum, kek. Mau anaknya berangkat kuliah atau tidur seharian di kamar, kek. Mau anaknya ditiduri lelaki, kek. Mama mana peduli.

Aku mengembuskan napas dengan kasar, bahkan aku pernah berpikir, kalau seumpamanya aku mati, palingan Mama juga akan tidak peduli dan lebih memikirkan gajinya akan berkurang jika nanti Mama libur untuk mengunjungi pemakamanku.

Delapan setengah tahun yang lalu, tepatnya ketika aku kelas satu SMP. Saat itu Papa meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Mama yang dulunya hanya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga langsung banting setir bekerja di luar. Bekerja apa saja, asal aku dan Mama bisa makan. Padahal belum genap tiga hari sejak Papa meninggal. Saat itulah awal mula aku mulai marah dengan Mama. Walaupun aku tidak mengungkapkannya secara langsung di depan Mama.

Seharusnya Mama bisa, kan, menunggu seminggu dulu setelah kematian Papa sebelum memutuskan untuk bekerja? Kenapa langsung mencari kerja setelah tiga hari kematian Papa? Bahkan kupingku terasa sangat panas ketika menangkap omongan miring tetangga yang mengatai Mama wanita gila, janda palingan mencari lelaki pengganti suaminya yang meninggal. Dan masih banyak lagi.

Entah aku harus menyumpahi mulut sampah orang lain ataupun menyumpahi Mamaku karena mereka merusak mental anak SMP yang masih lucu-lucunya.

Sejak itulah kehidupanku mulai tidak terurus sama sekali. Aku merasa Mama semakin menjauh. Mama tidak pernah lagi memiliki waktu untukku.

Sudah sering aku menggigit jariku saat acara pengambilan rapor karena Mama tidak pernah datang ke sekolahanku untuk mengambil raporku sama sekali. Alhasil biasanya orang tua temanku yang iba terhadapkulah yang mengamambilkan raporku sekalian, berdrama seolah aku ini anaknya yang lain—anak pungutnya mungkin. Atau terkadang Bik Dar yang mengambilkannya dan berpura-pura menjadi waliku.

Bik Dar terkadang menatapku kasihan. Kadang jika aku terkena demam, Bik Darlah yang berperan ganda menjadi ART dan perawatku.

Seharusnya Mama izin keluar sebentar bisa, kan? Memangnya pergi satu jam dari kantornya akan membuatnya dipecat? Atau akan membuatnya dipotong gaji, begitu? Begitu pun di hari Minggu Mama juga tetap berangkat bekerja. Karena jika Mama berangkat, Mama akan mendapatkan uang lebih yang terhitung lembur per jamnya.

Ah, aku lupa. Kalender di kehidupan Mama itu, kan, warnanya hitam semua. Tidak ada yang berwarna merah. Pun sama jika hari libur lebaran tiba. Mama biasanya memulangkanku terlebih dahulu ke rumah Eyang di Solo. Lalu Mama akan pulang tepat selesai salat 'ied.

Kapan Mama akan peduli kepadaku?

Aku memejamkan mata. Aku lebih baik mengubur dalam-dalam angan-angan kosongku itu.

Aku meminum air setelah menyelesaikan makananku. Bik Dar masih saja berdiri di dekat meja sambil tangannya *** ujung gagang sapu.

"Ada apa, Bik?" tanyaku ketika melihat kegusarannya.

"Anu, Neng. Sebenernya... Sebenernya... Anu..."

Aku mengerutkan kening mendengar perkataan Bik Dar yang membingungkan itu. Anu-anu apa?

"Serius, atuh, Bik!" kataku dengan sebal, penasaran dengan apa yang hendak Bik Dar ucapkan.

"Anu, Neng. Sebenarnya Minggu depan atau depannya lagi, atau depannya lagi... Bibi mau izin sama Ibuk. Mau berhenti kerja. Soalnya cucunya Bibi yang kecil mau masuk SD. Nggak ada yang nganterin dia masuk SD, Neng, karena Mamanya sif pagi," kata Bik Dar dengan wajah sedih. Sama dengan ekspresiku saat ini. Bagaimanapun Bik Dar sudah kuanggap keluargaku sendiri. Mengingat delapan tahun lebih Bik Dar bekerja di rumah ini.

"Terus aku gimana? Bibi tega gitu ninggalin aku? Terus yang beres-beres rumah siapa? Yang nemenin aku siapa?" kataku merajuk seperti anak kecil. Bik Dar hanya terdiam sambil menggaruk kepalanya.

"Bibi janji, deh, Neng. Kapan-kapan Bibi kirimi Neng Anha susu sama roti bakar gosong pakai bluebend," kata Bik Dar dengan wajah yang masih sedih tetapi berhasil membuatku tertawa lepas. Bagaimanapun aku tidak dapat mencegah kepergian Bik Dar. Tapi aku pasti akan lebih kesepian lagi jika Bik Dar pergi.

Ketika aku hendak menaruh piring kotor di ember tempat cucian. Seorang anak kecil dengan semangat berlari ke arahku dan berteriak nyaring sekali.

"KAAAKKK ANHAAAA...!"

"Diego!" balasku berteriak senang, anak kecil itu berlari menghampiriku dan memelukku dengan kuat—lebih tepatnya memeluk kakiku karena dia masih kelas TK dan tingginya hanya sepinggangku. Aku menggendong Diego dan menciumi pipi tembamnya habis-habisan.

"Ke sini sama siapa?" tanyaku.

"Cama Momy, ituh..." Aku tersenyum melihat kelucuannya. Aku memujinya, ternyata dia bisa bahasa Inggris juga. Gaya sekali memakai bahasa Momy segala. Diego menunjuk ke arah pintu yang sedang terbuka. Tante Ririn datang sambil kesusahan membawa tas besar yang diapit di lengannya. Aku hanya menggelengkan kepala. Tante Ririn memang selalu rempong jika datang ke rumahku.

"Akhirnya sampai juga," kata Tante sambil mengusap keningnya yang berkeringat. Mataku membulat ketika menangkap sosok Mama yang berada di belakang Tante Ririn sambil mendorong koper berwarna merah marun milik Tante Ririn.

Benarkan itu Mama? Tidak mungkin! Mengingat selama ini Mama tidak pernah libur sama sekali, aku pasti salah lihat. Tetapi kenyataannya benar, itu adalah Mama yang membantu membawakan koper Tante Ririn.

"Tante mau pindah ke sini?" tanyaku terheran-heran karena barang bawaan Tante Ririn sangat banyak.

"Ya, nggak, lah. Tante bawa koper buat wadah oleh-oleh. Mau shoping dan borong pokoknya. Mumpung lagi di sini."

Aku hanya memanyunkan bibirku mendengarnya. Tante Ririn itu adik dari Mamaku, usia Tante Ririn sendiri saat ini adalah tiga puluh delapan tahun. Dia menikah dengan orang kaya, tinggalnya di perumahan Bukit Cemara, di daerah Semarang.

Maka beberapa bulan sekali Tante Ririn menyempatkan diri untuk datang mengunjungi rumah kami. Biasanya Tante Ririn menginap di sini sekitar dua hari, dan tentunya tak lupa memborong ini itu sampai kopernya penuh.

"Kamu semester berapa? Udah nikah apa belum? Kapan nikah? Alah kamu mana laku," kata Tante Ririn mengejekku.

"Padahal udah cocok, loh, jadi Mama muda gitu bentukannya waktu gendong Diego," lanjutnya mengejekku lagi. Ingin rasanya kulemparkan anaknya ke bawah jika tidak ingat bahwa aku sangat menyayangi adik kecilku yang menggemaskan ini.

"Dia masih semester akhir, Rin. Nanti aja nikahnya habis kuliah," kata Mama menimpali. Mama dan Tante Ririn duduk di tempat makan dan mulai mengambil makanan.

"Kamu udah makan, An?" tanya Mama tanpa memalingkan pandangan pada piringnya dan sibuk menyendok nasi.

"Udah, Ma," jawabku pelan sambil mencium pipi Diego.

"Mama nggak kerja?" tanyaku.

"Mama libur."

Sudah, begitu saja percakapan akward antara kami berdua. Tidak ada percakapan lagi kecuali percakapan antara Mama dan Tante Ririn yang sibuk membicarakan kisah Tante Ririn dengan mertuanya yang jahat.

Jadi...

1
⚞ል☈⚟ MymooN
maaf thor jd bingung nih. yg diceraikan dimalam pertama saya udah rapi baca. jd yg ini harusnya dibaca duluan ya ?
Cobain 77
Kecewa
Cobain 77
Buruk
Jannah Cantik
novel yg dulu selalu ak tunggu kelanjutannya sampe ak gak bisa tenang
🔵🐌Ay Yana
piye kabre tor ,izin baca lagi ,,dulu baca masih d tahun 2020 akhir kayanya
RithaMartinE
luar biasa
Nursamsi Mci
udah ngulang baca yg ke 3x nya,wlu ceritanya ber alur lambat,tp ttp setia baca ulang,krn benar2 ngena dan trasa nyata.lebih2 saat Anha di selingkuhi,ya Allah kerasa sakit nya smpe kayak tersayat hati ku😭
Ms. Belle
lanjutan dari bab ini mana lagi ya?
dulu pernah baca sampe udh punya anak Anha nya.. hehe

pengen baca lagi nihh, ada yg tau gak lanjutan nya dmn?
Mayangsu: hai kak. Lanjutannya judulnya: Diceraikan di Malam Pertama ya. Ada di akunku. Pencet aja profilku ini
total 1 replies
Adriana
9
Mayangsu
danmu danmu
Endah Dwika
udah jodohkan aja Anha dan hamkan thooorr
Endah Dwika
buat anha hidup bahagia nantinya toor dan buat ikram menyesal seumur hidup nya
Endah Dwika
kok aku deg degan ya baca bab2 ini jangan2 ikram memang selingkuh kasihan ana
Auristela Allisya
aku g' tau cara nya cari novel "dinikahi berondong kaya"
udah coba ta' ketik sana sini ko' g' bisa2.
author ayolah bantu aku yg hampir putus asa ini
Titin
jujur thor kdg suka bingung sama nih titik2 ****** apaan yak
Titin
kebyanyak emg laki2 kayak pemikiran si ikram ini banyak loh.. membandingan dirinnya yg suci. harus dpt yg lebih pulak..
Titin
Saharusnya kamu jujur anha.. jika ikram memang mencintai kamu dia pasti akan menerima kamu apada nya.
Titin
sy suka novel nya thor...
Ayu Ap
ijin promo ya thor

jangan lupa mampir juga di ISTRI BAYARAN.
trims
Zerazat
kok baca Anha kencan sama Sean,aq kok nggak suka banget ya nggak sreg sama sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!