NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ay

"Boleh kita kenal lebih lanjut?" tanya Duta kembali kepada Laras.

Laras menoleh ke arah Duta, membuat mereka beradu pandang. Dengan cepat keduanya berpaling ke sembarang arah. Muka kedua nya sedang merona malu bercampur bahagia.

"Jadi bagaimana dokter?" tanya Duta kembali.

"Hmm? Apanya?"

"Boleh saya kenal lebih dekat dengan dokter?"

"Please, jangan panggil dokter. Panggil nama saja"

"Mmm, iya Ay"

"Kok Ay bang?"

"Ay itu kependekan dari Ayu, bisa kan? Heheehehe, mau nya dipanggil siapa?"

"Terserah abang saja lah"

"Oooh ya sudah berarti abang panggil nya Ay"

Kok Ay sih? Nanti dikira orang-orang itu manggil ayang. Hish apaan sih Ras? panggilan aja masih diperdebatkan. Gumam Laras dalam hati.

"Jadi?" tanya Duta untuk yang ketiga kalinya kepada Laras.

Laras hanya mampu mengangguk dan tertunduk.

"Kenapa abang mau lebih kenal saya?" tanya Laras memberanikan diri.

"Mmm, apa ya? Sesuai kriteria mungkin"

"Kok mungkin sih bang? Jadi masih ragu?"

"Hahahah, gak. Abang gak ragu. Ya ternyata yang diomongin mamah itu bener. Jadi saya gak ada alasan untuk menolaknya. Sesuai lah dengan apa yang menjadi kriteria abang"

"Emang bu Aini cerita apa saja?"

"Mamah bilang itu dokter Laras orangnya cantik, perhatian sama orang tua, berhijab, ceria"

Wajah Laras kembali memerah karena malu. Entah mengapa dirinya senang dipuji seperti itu.

"Abang ingin menjelaskan sesuatu sama kamu,...." ucapan Duta terpotong saat Laras menoleh padanya.

"Jangan dilanjutkan, Laras mohon. Laras bodoh gak tahu profil tentang pak bupati nya sendiri, sampai mengira seperti itu. Laras malu. Laras minta maaf atas ucapan Laras yang tadi"

Duta tersenyum dan mengingat kembali perkataan Laras.

"Ih, kok abang senyum-senyum sih. Menyebalkan!" Laras sudah memasang muka cemberut nya.

Gemaaaasssss, pengen tak cubit rasanya. Gumam Duta yang masih bisa melihat wajah cemberut dari Laras.

"Hahaha, iya-iya maaf"

"Ih, pake acara ketawa lagi. Laras minta maaf sekali lagi untuk hal yang memalukan barusan"

"Iya, udah dimaafkan kok Ay. Jadi abang gak seterkenal yang abang pikir ya? Kamu aja sampai gak tahu bupati kamu. Dulu kamu golput apa gimana sih?"

"Iiihh, abang. Itu lagi yang dibahas. Laras dulu ikut pemilu kok. Tapi karena Laras itu orangnya gak suka nonton berita ataupun baca profil orang makanya Laras itu ngikut pilihan Abi dan Umi. Dulu tuh abi sama umi suruh coblos nomer 1, ya sudah Laras ikut aja" jawab Laras polos.

Duta ingin tertawa tapi takut menyakiti hati Laras.

"Besok lagi kalau ada pemilu dipelajari dulu calonnya, visi misi nya. Pantas saja tadi waktu di rumah sakit kamu kayak gak kenal. Ternyata memang gak kenal"

"Heheheh, aku aja baru tahu tadi waktu kak Ais ngomong. Kalau kak Ais gak ngomong juga gak bakalan tahu aku nya"

Duta benar-benar ingin tertawa mendengar jawaban yang super duper polos dari Laras.

"Jadi abang simpulkan ya? Ay dan abang sepakat mengenal lebih dekat lagi. Begitu kan?"

Laras mengangguk.

"Oke, mari kita saling mengenal. Urusan jodoh biar menjadi urusan Allah, tapi kalau hati ini sudah bergetar Insyaallah akan saya perjuangkan"

Laras kembali tersipu malu. Bergetar, ponsel kali.

"Mmm, kembali ke dalam dulu yuk, beri jawaban atas kedatangan kami. Yang lain menunggu kamu"

Laras hanya mengangguk. Dan kembali ke dalam rumah. Semua tegang saat Laras kembali.

"Mmm, semua. Maafkan ucapan bodoh Laras tadi"

"Tidak papa nak Laras, mamah paham kok"

"Jadi jawabannya apa Ras?" tanya umi mendesak.

"Sabar dong umiii, ini juga lagi mau dijawab. Bismillahirrahmanirrahim, Laras setuju dengan perjodohan ini"

"Alhamdulillah" ucapan syukur keluar dari mulut semuanya.

"Ya sudah, kami pamit pulang dulu ya. Semoga bisa sampai membangun rumah tangga dan kita besanan ya jeng Saodah?"

"Insyaallah, saya sudah tidak sabar menimang cucu jeng hihihi"

"Umiiiiii" Laras sudah melotot kepada umi nya.

Duta memberikan ponsel kepada Laras. Laras bingung untuk apa ponselnya. Semua orang juga bingung

"Tolong tulis nomor ponsel kamu disini"

"Aaahhh, romantis banget sih kalian" ucap umi melihat keuwuan yang terjadi.

"Umiiiii, umi nih lebay deh. Minta nomor ponsel aja dibilang romantis!" protes Laras kepada umi.

"Laras, udah ah. Malu debat didepan calon suami" ucap Abi menengahi ibu dan anak yang sedang bertengkar itu.

Laras dengan segera menerima ponsel Duta dan menuliskan nomor ponselnya. Lalu ia mengembalikan lagi kepada Duta.

Setelah itu Duta dan mamah nya pamit pulang. Umi saodah memberikan beberapa makanan untuk dibawa pulang oleh mamah Aini. Laras menyalami calon ibu mertuanya.

Mobil Duta pun telah berlalu meninggalkan rumah Laras. Laras dan keluarga nya masuk kembali ke dalam rumah.

"Ras, duduk sini. Abi mau bicara"

"Ada apa bi?" tanya Laras yang sudah duduk di sebelah abi.

"Abi harap kamu serius dengan nak Duta. Dia itu calon imam yang sudah sangat siap memimpin rumah tangga. Jadi abi mohon juga kamu mempersiapkan diri menjadi seorang istri"

"Iya bi"

"Lhoh, jam tangannya nak Duta ketinggalan Ras di kamar mandi. Besok kamu antarkan ya?" Umi membawa jam tangan itu keluar ditunjukkan kepada Laras dan abi.

"Kok Laras sih miii?"

"Ya masa umi sendiri yang mengantarkan"

"Laras gak tahu rumahnya"

"Umi kasih alamatnya"

"Hish, umiiii. Getol banget kalau suruh jodoh-jodohin"

"Nih jam nya. Umi mau berberes dulu. Sholat isya dulu sana. Besok lagi kalau mau ngomong itu dicari tahu dulu kebenarannya jangan asal jeplak aja...bla bla bla" Umi mulai ngomel lagi.

Abi dan Laras sampai tutup telinga tak ingin mendengarkan omelan umi nya.

.

Subuh menjelang. Semua larut dalam keheningan bersujud kepada sang pencipta. Laras bermurotal di dalam kamar. Sesekali dia melihat ponselnya tapi tak ada panggilan masuk.

"Kok dia gak telpon-telpon sih? Ih apaan sih alu. Ngapain juga nunggu telponnya" Laras heran dengan dirinya sendiri.

Saat selesai bermurotal ponselnya berdering. Dilihatnya nomor dan nama yang tertera. Kak Ais. Segera digesernya tombol hijau itu.

"Halo assalamualaikum"

Waalaikum salam, gimana hasilnya?

"Lanjut"

Alhamdulillah, ikut seneng kakak. Mobil gimana nih?

"Biar disitu aja lah, nanti biar aku minta tolong supir untuk ambil"

Ya sudah terserah kamu lah. Kakak baru selesai operasi. Kakak tutup dulu. Assalamualaikum

"Waalaikum salam"

Laras menaruh kembali ponselnya dan membereskan mukena nya. Dia segera mandi dan bersiap mengembalikan jam tangan Duta.

"Abi, umi, Laras ngembalikan jam nya bang Duta dulu. Ini rantangan segini banyak nya mau pergi camping apa gimana nih mi?"

"Banyak protes kamu. Sana berangkat!" umi balik memprotes Laras.

Laras menyalami kedua orang tua nya dan berangkat menuju rumah Duta.

.

.

.

1
Erna M Jen
suka ceritanya
Erna M Jen
semoga jodoh dokter laras sama pak bupati
Erna M Jen
mampir juga
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!