NovelToon NovelToon
PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Ruang Ajaib / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Time Travel
Popularitas:448
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

#ruang ajaib

Cinta antara dunia tidak terpisahkan.

Ketika Xiao Kim tersedot melalui mesin cucinya ke era Dinasti kuno, ia bertemu dengan Jenderal Xian yang terluka, 'Dewa Perang' yang kejam.

Dengan berbekal sebotol antibiotik dan cermin yang menunjukkan masa depan, yang tidak sengaja dia bawa ditangannya saat itu, gadis laundry ini menjadi mata rahasia sang jenderal.

Namun, intrik di istana jauh lebih mematikan daripada medan perang. Mampukah seorang gadis dari masa depan melawan ambisi permaisuri dan bangsawan untuk mengamankan kekasihnya dan seluruh kekaisaran, sebelum Mesin Cuci Ajaib itu menariknya kembali untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Intrik di kediaman Jendral Xian

"TENANG!” Jenderal Xian berseru kepada puluhan prajurit yang berjajar, memegang tangannya yang ramping dan asing itu di depan semua orang. “Aku telah kembali, membawa stabilitas, dan juga perwira sakti dari medan tempur. Berikan hormat kalian, sebagaimana engkau memberikan seluruh rasa hormat kepadaku.”

Letnan He, dengan wajah pucat yang dihiasi keringat dingin, maju beberapa langkah dari ambang pintu gerbang Kediaman Jenderal Xian. Dia berdiri lalu membungkuk penuh rasa hormat, melihat puluhan mata pengawal Istana yang tampak meragukan. Xiao Kim mengenakan tunik yang tidak terawat dan gaya rambut modern, jauh dari etiket yang disanjung. Kerabat dekat Xian harus dihentikan dari kemarahannya.

“Tuan Dewa Perang Kerajaan, sungguh Kepulihan Tuan menjadi kabar baik yang teramat agung. Aku telah memerintahkan para pelayan istana untuk mempersiapkan segala sesuatu. Tetapi Tuan…,” Letnan He menunjuk Xiao Kim, keraguan menodai suaranya. “Bagaimana status wanita aneh yang Tuan wajibkan untuk tinggal di sayap Kediaman yang paling berharga itu? Engkau sudah tahu bahwa Nyonya Lin telah menunggu untuk mendapatkan penjelasannya.”

Xian tersenyum dingin, wajahnya menunjukkan dia sudah sepenuhnya kembali normal — siap berperang lagi, tetapi pertarungan ini bukan fisik di medan kotor, melainkan kekuatan politik di Ibukota. Dia menepis kritik He.

“Nona Xiao Kim adalah petugas kebersihanku, dan pelindung kesehatan pribadiku. Aku sudah mengatakan itu kepadamu di medan perang,” jawab Xian, menarik Kim masuk ke dalam lingkaran keramaian yang mulai membara oleh bisikan-bisikan aneh. “Aku tidak akan membahas jabatan resminya di hadapan seluruh penjaga Istana. Dia wajib masuk ke kediamanku sekarang juga. Dan kau, Letnan He, wajib memastikan: semua yang aku miliki sekarang harus disucikan dari racun dan juga mata-mata kotor!”

Kim mengikuti langkah Xian, bahunya gemetar. Bau Ibukota terlalu memualkan: percampuran antara dupa mahal dan sisa-sisa polusi kuda dan kereta kotor. Ia merasa asing dan cemas. Mereka melangkah melewati koridor panjang Kediaman Xian, dinding marmer di sisi kiri dan kanannya membuktikan bahwa Xian adalah sosok Dewa Perang yang berada di puncak piramida Kerajaan Naga Langit.

“Mengapa para pelayan wajib membicarakan seluruh penampilan diriku dengan bisikan kotor dan aneh. Padahal mereka tidak dapat menyembuhkan Tuan!” bisik Kim kepada Xian, menjaga suaranya tetap formal. “Ini adalah penghinaan yang mutlak bagi saya sebagai penyelamat!”

“Tugasku untuk membela Anda secara verbal akan segera saya mulai, Gadis Laundry,” Jenderal Xian mengangguk kecil. “Jangan khawatir tentang intrik busuk ini. Aku akan memberimu ruang di sisi selatan Kediaman. Ruang yang dilengkapi dengan gudang pribadi yang terlampau jauh dari pandangan Nyonya Lin. Tugas Anda: sembuhkan aku secara penuh, sebelum kami menghadap kepada Kaisar.”

Mereka memasuki koridor bagian dalam. Letnan He memberikan salam terakhir lalu segera menjauh — harus menyebar kabar tentang Xian yang selamat, sekaligus mematikan seluruh gosip buruk tentang Putri Yong Lan yang gagal menjadi istri sang Jenderal Dewa Perang.

Xiao Kim akhirnya memasuki kamar pribadinya yang ditunjuk: sayap kecil yang jauh tersembunyi, dengan tirai sutra dan kayu merah mahal — jauh lebih kecil daripada kamar tidur Xian di tenda! Kim memeriksa ruangan itu; Xian telah menyajikan berbagai jenis kain, sutra, dan kapas tipis, semua bersih. Ia menemukan satu pintu menuju ruang gelap: sebuah gudang kosong yang dulunya adalah tempat mencuci linen dan baju zirah tua.

“Saya sudah memilih ini bagimu, Nona Kim,” Xian berujar, suaranya tenang dan yakin. “Ini adalah ruang pribadimu. Hanya ada beberapa orang yang diperbolehkan melintasinya. Jikalau engkau memerlukanku, silakan gunakan seluruh kemampuan logistikmu. Tetapi ingatlah: rahasiamu wajib disembunyikan.”

“Gudang ini sangat berharga! Saya akan menjadikannya tempat kediaman baruku, Jenderal Xian. Aku janji, engkau tidak akan menyangka bagaimana saya dapat menstabilkan seluruh pasokan kesehatan dan kebutuhan saya tanpa perlu keluar dari Kediaman,” balas Kim. Dia segera berlutut di sudut, menarik seluruh tas bekal yang ia tinggalkan di kereta: cucian kotor dari Dinasti lain.

“Apakah seluruh kekuatan sihir milikmu masih dapat bekerja dengan maksimal? Di sini, jauh dari medan perang yang penuh gejolak,” Xian bertanya, matanya menyiratkan kecurigaan halus meskipun ia sudah menyaksikan keajaiban portal dimensional yang paling brutal.

Kim menyeringai. “Tuan. Mesin Cuci M19 yang agung adalah portal lindung. Ia dapat berfungsi di mana saja. Jikalau ada banyak kain, kami hanya membutuhkan tempat tenang yang terkutuk ini. Gudang tua. Sempurna. Tidak ada lagi ancaman kebisingan. Tidak ada lagi prajurit. Kami harus mendapatkan privasi untuk mengurus transaksi dimensional.”

Xian mengangguk puas, memberikannya gelang giok tipis. “Ini adalah tanda dari kediamanku. Jangan berani melepasnya, agar seluruh pelayan Kediaman berhati-hati dengan seluruh ucapan kotor mereka. Sekarang, tugasku yang utama: kami akan menghadap Kaisar, memberikannya laporan resmi. Engkau tidak perlu khawatir.” Xian mengecup punggung tangan Xiao Kim dengan lembut.

Kemudian... meninggalkan Kim di keheningan sendirian. Suara langkahnya memudar di koridor. Kim memejamkan mata, melihat gudang di sudut ruangan itu — bau minyak tanah, cuka, dan deterjen busuk di Dinasti ini.

“Saatnya untuk mengisi kembali tenaga, wahai Dewa Perang yang tersisa,” gumam Kim, matanya menyala dengan tekad baru.

Kim bergerak cepat ke dalam gudang kotor, menutup pintunya dengan suara berderit kecil. Gudang itu gelap, dengan beberapa karung linen busuk dan wadah pencuci logam tua — sempurna. Dia meletakkan cucian modernnya (kemeja kotor dan selimut dari dunia modern) di pojokan, harus memulainya lagi dari sini. Dia memegang cermin saku ajaib, memejamkan mata, memusatkan dirinya — visual M19 di gudang laundry kembali jelas.

Kim berhasil mengaktifkan pusaran energi dimensional di tumpukan cucian itu. Ruang itu bergetar sebentar, dan dalam keheningan mutlak, dia masuk dan lenyap di Ruang Ajaib. Segera dia mendapatkan pasokan: dua botol deterjen ultra-konsentrat (disamarkan sebagai ‘pasta sihir’), sekotak biskuit renyah modern, kantong plastik berisi selai kacang dan beef jerky, serta paket berisi dua buku: Sistem Medis Dasar Abad 21 dan buku terjemahan bahasa Mandarin Han kuno untuk Menguasai Etiket Bangsawan.

“Saya perlu bertindak sesuai hirarki. Tidak ada cara lain. Ini adalah keahlian yang terpenting: bertahan hidup secara sosial,” Kim berbisik, memasukkan seluruhnya ke dalam karung linen yang ia klaim kotor. Ia menghirup udara dari dimensi lain sejenak, sangat merindukan kebebasan dan makanan cepat saji itu.

Setelah mendapatkan seluruh pasokan utamanya, Kim kembali ke gudang gelap Kediaman Jenderal. Tubuhnya mendarat dengan aman, energi M19 padam seolah tidak pernah hadir. Dia berjongkok, mempelajari sekilas bukunya, lalu menarik nafas — mulai membaca seluruh intrik, mempelajari bahasa Han tradisional yang sudah diubahnya ke dalam tulisan Romawi, sebuah keuntungan bagi sang petugas laundry yang tak mengenal Han kuno.

Kim beradaptasi. Dia mengajari para pelayan wanita di sayap itu untuk membersihkan diri dengan sabun cair, memurnikan seluruh pakaian Xian dari minyak, noda, dan bau tak sedap dengan bubuk putih ‘sihir’ (soda kue, boraks, dan deterjen kimia modern). Keahlian Kim mulai membuat seluruh Kediaman berbau wangi dan bersih.

Waktu berlalu dalam keheningan relatif selama tiga hari. Jenderal Xian fokus di Istana, Kim fokus di gudang. Hingga suatu sore, ketika Kim baru saja melipat beberapa potong pakaian pribadi Xian yang sudah bersih dan harum (dari M19), pintu ke ruang sayap itu tiba-tiba terbuka lebar, menghadirkan aroma dupa dan kain sutra mahal. Seorang wanita berpenampilan angkuh melangkah masuk.

Dia adalah Nyonya Lin — bibi Xian dari pihak ibunda, kerabat utama yang ditugaskan mengurus Kediaman selama Xian sibuk di perbatasan. Nyonya Lin memiliki wajah tajam, hidung mancung, dan aura kebangsawanan yang memancar keluar. Dia membawa tongkat ukiran dan diikuti oleh dua pelayan Istana yang tampak angkuh.

“Engkau adalah makhluk asing yang Jenderal panggil dengan julukan ‘Gadis Laundry’, benarkah itu,” Nyonya Lin berkata, suaranya dingin, setiap kata diucapkan dengan intonasi otoritas yang sempurna. Dia sama sekali tidak melihat ke arah Kim, hanya melihat noda di taplak meja.

Kim segera berlutut dengan etiket yang baru ia pelajari, kaki kanannya menunduk, meraih bantalnya untuk membungkuk di hadapan otoritas absolut itu. "Nyonya, sungguh, hamba bernama Xiao Kim. Hamba diutus secara mutlak oleh Jenderal Dewa Perang Kerajaan untuk mengambil tugas suci kebersihan dan perlindungan beliau di sayap selatan ini. Saya datang sebagai petugas kebersihan.”

Nyonya Lin mendengus seperti desisan ular, menyentuh pinggiran vas kuno. “Tugasku adalah memelihara moral Kediaman, dan tugas kebersihan harus dilaksanakan oleh orang yang terlampau jauh dari Sayap Utama — dan engkau melanggar semua protokol,” katanya, menjatuhkan tongkatnya di lantai kayu dengan bunyi yang nyaring dan menakutkan.

“Aku sudah mengetahui latar belakang yang buruk mengenai dirimu. Kau seorang gipsi yang ditemukan Jenderal Xian di kubangan darah dan kain kotor. Kau memiliki penampilan asing dan tidak terawat. Apakah engkau tidak menyadari bahwa dirimu wajib mengenakan kain sutra yang anggun saat berada di dalam Kediaman yang agung ini? Anda mengenakan pakaian yang longgar, bukan baju kemeja. Engkau wajib memiliki kesopanan dasar untuk menghormati gelar Xian.”

“Jenderal Xian telah memberikanku sebuah mandat mutlak, Nyonya. Bahwa pakaianku yang saya miliki adalah seragam logistik yang saya gunakan untuk membersihkan infeksi dari tubuhnya,” balas Kim, tetap berlutut, berusaha untuk tidak mengangkat matanya. Ia menyadari: konflik ini akan menjadi penentu seberapa keras dia akan bertahan di dunia Dinasti.

“Omong kosong! Seluruh kerajaan telah meributkan engkau. Perdana Menteri Yong telah mendengar bisikan tentang dirimu! Nyonya Yong hanya menunggu kesempatan mutlak — kesempatan busuk untuk menjatuhkan Jenderal Agung, tepat setelah ia menyembuhkan diri! Engkau, dengan kehadiran kotoran ini, telah menjadi titik kelemahan terbesar yang Jendral miliki saat ini! Engkau wajib pergi, dan lari sekarang!” Lin membentaknya, pandangannya merobek seluruh rasa ketakutan di hati Kim.

Kim kini sudah marah — marahnya bukan karena penghinaan, tetapi ancaman ini nyata. Nyonya Lin sudah mendengar tentang status Yong Lan, dan Xian berada di dalam bahaya mutlak — ia membutuhkan pernikahannya untuk kestabilan Dinasti.

“Nyonya Lin wajib sadar, bahwa jika ia menyentuhku, ia telah melanggar perintah Kepala Perwira Kerajaan. Xian akan murka, Nyonya,” Kim mengancamnya dengan kata-kata paling baku, berdiri perlahan.

Nyonya Lin membentak lagi, matanya yang tua dipenuhi api amarah yang berapi-api. “Kau akan menyesal. Karena keberanian dan keangkuhanmu dalam mengambil tempat ini. Kediaman ini bukan tempat penampungan untuk kotoran sosial dari medan tempur!” Lin membalikkan badannya, kain sutra halusnya mendesis seolah mengakhiri pembicaraan, lalu pergi dengan seluruh pelayannya, meninggalkan Kim sendiri dalam keheningan yang tajam.

Xiao Kim menunggu sampai suara langkah Lin menghilang sepenuhnya. Rasa jijik melanda dirinya, dan dia bergetar, meraba beef jerky yang baru saja dia ambil untuk mencari kehangatan dari Abad ke-21. Ia tahu Nyonya Lin bukanlah ancaman konyol dan kecil.

“Mengapa Nyonya harus mencari perhatian dari sang kotor,” Kim merenung. Ia menyadari: dirinya harus berhadapan dengan Lin tanpa menggunakan kekuatan M19 — Xian tidak menginginkannya terungkap. Ia harus memenangkan peperangan sosial yang tidak terlihat ini.

Di detik itu, cermin saku ajaibnya berkedip, tiba-tiba memancarkan cahaya kemerahan — tanda bahaya personal. Kim buru-buru meraihnya dari saku, matanya terfokus. Pandangan cermin ajaib segera menampakkan kembali citra Nyonya Lin, yang sedang duduk di sebuah paviliun kecil, berhadapan dengan salah satu pelayan wanitanya, di sekeliling air mancur kuno Kediaman Jenderal.

Cermin itu menangkap masa depan dekat: Nyonya Lin meraih selembar surat kuno yang kusam dan kotor, lalu menaruh sepotong giok mahal yang ukirannya mirip logo dinasti. Lin membisikkan instruksi ke telinga pelayannya yang berwajah cerdas, tampak penuh dengan intrik yang brutal. Dia menyerahkan giok itu, lalu menunjuk ke arah sayap tempat Kim tinggal — tempat gudang kotor itu berada. Wajahnya menunjukkan kemenangan.

Pelayan itu mengangguk dengan ekspresi licik. Dia akan menjalankan perintah busuk Nyonya Lin: merencanakan untuk menyusupkan barang mahal dan kotor (Giok Keluarga, bernilai Dinasti!) ke dalam tumpukan cucian Kim yang harus Kim cuci, agar Kim dapat dituduh mencuri! Lin akan mempermalukan dirinya di hadapan Kaisar, memastikan seluruh gosip di Ibukota menjadi nyata.

Xiao Kim menelan ludahnya, hatinya membeku karena rencana yang terlalu kejam dan cepat itu. Tiba-tiba, sebuah konflik politik dan status baru melandanya — dia sudah dalam bahaya mutlak. Xian baru saja pergi untuk laporan formal. Nyonya Lin telah merencanakan kudeta domestik! Kim harus mengambil tindakan rahasia segera. Jika tidak, Xian akan kembali dari Istana dan menemukan Kediamannya dipenuhi skandal yang tidak terelakkan.

Nyonya Lin kini terlihat menyeringai dengan brutal, di cermin yang rusak itu. Jantung Kim berdebar. Dia harus bergerak lebih cepat, menemukan Giok itu, atau menaklukkan Nyonya Lin! Kim segera mengurus dirinya, lalu berputar di sisi gudang kecilnya. Giok kotor itu akan tiba di Kediamannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!