NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 : Penari Asing Membawa Simbol Penghinaan

Di sisi lain, Lyanna berada di sebuah ruang kecil tempat para tentara bayaran dan kepala mata-mata biasanya menerima laporan tentang berbagai masalah kerajaan. Beberapa hari terakhir, ia memang sengaja melibatkan diri di sana...kadang hanya duduk mendengarkan, kadang membuka suara untuk menilai kasus yang dibahas.

Ia tidak segan menegur ketika sebuah tuduhan berpotensi menjatuhkan orang yang tak bersalah. Namun, dengan sikap yang sama tegasnya, ia juga menunjuk kesalahan jika seseorang memang bersalah, meski orang itu memiliki kedudukan penting di istana.

Meski belum benar-benar akrab dengan semua orang, Lyanna cukup dekat dengan salah satu perempuan di ruangan itu. Sosok itu kerap menemaninya berbincang ringan dan menerimanya dengan ramah, meski kehadiran Lyanna sering membuat kepala mata-mata mereka sedikit pusing karena perbedaan pendapat yang tajam.

Namun, tak bisa dipungkiri, keberadaan Lyanna beberapa kali membantu menyelesaikan kasus tanpa melibatkan korban yang tak bersalah. Kini, saat ia kembali membuka pintu ruang itu, beberapa orang sudah berkumpul mengelilingi meja besar di tengah.

Alis Lyanna berkerut. Ia tahu, jika suasana setegang ini, pasti ada masalah yang cukup serius.

“Ada apa di sini?” tanyanya sambil melangkah mendekat.

Salah satu orang menjawab singkat, “Ada masalah baru.” Namun, suara tegas pria yang berdiri di tengah ruangan segera menyusul. Tatapannya menusuk, kedua lengannya terlipat di dada.

“Apa yang dilakukan Tuan Putri di sini lagi?”

Lyanna melirik sekilas. Pria itu… Arion, kepala mata-mata kerajaan adalah orang yang paling sering berseteru dengannya soal cara pandang.

Tanpa menanggapi ketusnya Arion, Lyanna terus berjalan hingga beberapa orang memberi celah. Ia menarik selembar laporan dari atas meja dan membacanya. Alisnya berkerut begitu menemukan kalimat yang mencolok: ‘Penari asing membawa simbol penghinaan.’

Arion menjelaskan dengan nada dingin, “Kami mendapat laporan dari salah satu bangsawan. Pada festival sebelumnya, ada penari asing yang mengenakan pakaian dengan simbol penghinaan. Beberapa pihak menuntut agar penari itu segera ditangkap.”

Lyanna mendongak, menatapnya tajam. “Apa kau sudah menyelidikinya sebelum menerima laporan ini?”

Arion mengangguk. “Aku sudah menemui dua orang di tempat berbeda, seorang penjamu yang menghadiri festival, dan penari itu sendiri. Penarinya mengaku tidak tahu arti simbol di pakaiannya. Tidak masuk akal, bukan? Jika dia tidak mengerti, mengapa tetap mengenakannya? Itu jelas provokatif.”

Lyanna menatap kertas di tangannya, lalu menarik kursi dan duduk. Matanya menajam, seolah menimbang setiap kata yang ia dengar. Perlahan ia bergumam, “Kalau dia tidak mengerti… kenapa ia tetap memakainya?”

Ia mengangkat pandangan ke arah Arion. Suaranya kini lebih tegas, penuh tekanan.

“Dan kenapa kau hanya menemui dua orang? Penjamu dan penari? Kenapa tidak mendatangi pelapornya juga?”

Arion terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan nada datar,

“Kenapa aku harus mendatangi pelapor juga?”

Lyanna hanya memutar matanya, menahan kesal yang jelas terlihat di wajahnya. Ia menghela napas panjang, seolah sudah menduga jawaban itu akan keluar dari mulut Arion.

“Aku sudah tahu kau pasti tidak akan melakukannya,” gumamnya.

Ia lalu menoleh pada salah satu orang di ruangan itu dan memberi perintah tegas,

“Panggilkan Veyra, adikku, ke sini.”

Arion langsung mengernyit, wajahnya dipenuhi rasa heran.

“Untuk apa kau memanggilnya?” tanyanya dengan nada penuh sangsi.

Lyanna menoleh kembali, tatapannya dingin namun mantap.

“Karena Veyra… adalah sumbernya.”

Suasana di ruangan mendadak hening. Beberapa orang saling berpandangan, sementara salah satu dari mereka segera bergegas keluar untuk melaksanakan perintah. Yang lain hanya bisa menunggu dengan perasaan campur aduk.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka kembali. Seorang wanita masuk dengan langkah tenang, diikuti oleh anggota yang menjemputnya. Rambutnya yang panjang terikat rapi dalam ikatan kuncir, meski beberapa helainya tetap menjuntai hingga menyentuh pinggul...ciri khas yang membuatnya mudah dikenali.

Ia berhenti di ambang pintu, menyandarkan tubuh pada kusen kayu sambil melipat kedua tangannya. Tatapannya tajam, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis penuh sinisme.

“Butuh informasi apa, nona?” ucapnya dengan suara dingin yang membuat beberapa orang di ruangan itu menahan napas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!