Alvonso adalah seorang Mafia dan juga CEO terkenal dingin dan kejam. Sangat tampan digilai banyak wanita tapi Alvonso tidak pernah tertarik terhadap wanita manapun.
Kasandra seorang gadis cantik, genius dan baik hati. Namun sayang keluarga besarnya lebih menyayangi anak angkatnya dibandingkan dirinya. Lebih parahnya lagi mereka sering menyiksa Kasandra akibat fitnah keji anak angkatnya.
Hingga suatu ketika anak angkatnya mengajaknya pergi ke hotel untuk merayakan ulang tahun temannya. Ternyata dirinya di jebak agar tidur dengan pria paruh baya.
Kasandra yang tidak ingin ternoda berusaha kabur namun seorang pria tampan yang bernama Alvonso menariknya hingga akhirnya Kasandra kehilangan apa yang dijaganya selama ini.
Alvonso yang merasa bersalah mengajaknya menikah dan Kasandra setuju agar bisa keluar dari keluarga besarnya yang tidak menginginkannya.
Apakah pernikahan mereka berakhir bahagia mengingat keluarga besarnya Kasandra berusaha memisahkan mereka? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membalas Dendam
"Pengawal, antar kami ke rumah sakit!" Teriak Ayah Vino sambil menahan rasa sakit teramat sangat.
Para bodyguard berusaha untuk bangun karena habis di hajar oleh anggota mafia milik Alvonso. Kemudian mereka membantu memapah Ayah Vino, Ibu Vina, Bino, Beni, Bima, Bowo dan Bela.
Lalu mereka pergi meninggalkan kediaman Keluarga Besar Alexander menuju ke rumah sakit. Mereka sangat dendam terhadap Alvonso dan Kasandra karena sudah membuat mereka sangat menderita.
Singkat cerita kini mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung di bawa ke ruang ugd. Hingga lima belas menit kemudian mereka keluar dari ruangan ugd.
Mereka kemudian ditempatkan di ruang perawatan kelas satu dan di rawat di ruangan yang sama. Di mana wajah mereka lebam-lebam dan ada beberapa anggota tubuh yang di perban.
"Aku akan membunuh Kasandra dan juga pria murahan itu." Ucap Ibu Vina sambil menahan amarahnya karena baru kali ini diperlakukan seperti itu.
"Betul sekali." Jawab mereka dengan serempak.
Setelah itu mereka terdiam beberapa saat sambil sesekali meringis menahan rasa sakit karena efek obat biusnya mulai habis.
"Eh tunggu." Ucap Ayah Vino tiba-tiba yang mendapatkan ide brilian.
Serempak mereka menatap ke arah Ayah Vino dan menunggu kalimat selanjutnya.
"Pukulan yang diberikan anak buahnya Alvonso untuk kita, kita tidak perlu membalasnya." Ucap Ayah Vino.
"Maksud Ayah, kita harus menerima atas apa yang mereka lakukan ke kita?" Tanya Ibu Vina dengan nada ketus.
"Maksudku. Kasandra sebentar lagi akan menikah dengan Alvonso, bukankah itu berarti Ayah akan menjadi Ayah mertua Alvonso." Jawab Ayah Vino sambil tersenyum penuh bahagia.
"Kalau begitu, kita bakal kaya raya dan menikmati kekayaan Alvonso." Ucap Ibu Vina sambil ikut tersenyum bahagia dan membayangkan dirinya setiap hari belanja dan menghambur-hamburkan uang bersama teman sosialitanya.
"Apa yang dikatakan Ayah ada benarnya jadi kita tidak perlu membalasnya. Karena Keluarga Danuarte adalah keluarga terkaya nomer satu di negara kita." Ucap Beni.
"Berarti Aku sebentar lagi akan menjadi Kakak Ipar Alvonso. Aku akan meminta mereka untuk mengeluarkan uang yang sangat banyak dan menjadikan Aku penyanyi terkenal di mancanegara." Sambung Beni yang bekerja sebagai penyanyi.
"Jika Alvonso memberikan sedikit uang untuk kita, maka keluarga kita tidak akan lagi kekurangan uang." Ucap Bino.
"Betul sekali. Dengan bantuan Alvonso maka desain milikku akan menjadi terkenal di manca negara." Ucap Bimo.
Kemudian mereka membayangkan Alvonso memberikan mereka uang dan perhiasan yang sangat banyak. Mereka bisa mandi uang setiap hari dan belanja tanpa takut kekurangan uang.
Mereka tersenyum bahagia sambil masih membayangkan yang tidak mungkin terjadi. Hanya satu gadis yang tidak bahagia, siapa lagi kalau bukan Bela.
Bela sangat iri dengan keberuntungan Kasandra yang bisa menikah dengan pria yang sangat tampan dan kaya raya.
"Aku sangat iri sama Kakak Kasandra. Padahal sifatnya sangat buruk dan sering tidur sama pria sembarangan tapi kenapa bisa menikah dengan Kak Alvonso? Kenapa Aku gadis yang baik-baik, tidak diberikan kesempatan seperti Kakak?" Tanya Bela sambil menampilkan ekspresi sedih.
"Bela, apakah kamu mau menikah dengan Alvonso?" Tanya Ibu Vina yang tidak tega melihat Bela sedih.
Bela hanya menganggukkan kepalanya sambil mengeluarkan air mata buayanya. Sedangkan Ibu Vina yang melihat hal itu langsung tersenyum.
"Ini sangat mudah. Kita tinggal menyuruh Kasandra untuk membatalkan pertunangan lalu kamu yang menikah dengan Alvonso." Ucap Ibu Vina.
"Apa yang dikatakan Ibu memang benar. Terlebih Bela lebih pengertian dari Kasandra dan lebih baik dalam segala hal. Jadi lebih baik kita meminta Kasandra untuk memutuskan hubungan dengan Alvonso dan menggantikannya dengan Bela. Karena itu lebih menguntungkan untuk keluarga kita." Ucap Bino.
"Kak Bino tenang saja, setelah Aku menikah. Aku pasti mengutamakan keluarga dalam segala hal." Ucap Bela dengan penuh semangat.
"Tapi ... (menjeda kalimatnya) ... Bagaimana kalau Kakak tidak setuju?" Tanya Bela.
"Kasandra tidak mungkin berani menolak permintaan kita." Ucap Bino.
"Apakah kamu sudah lupa? Kalau Dia sering menjilat kita selama bertahun-tahun. Jadi mana mungkin Dia berani melawan perintah Ayah dan Ibu." Sambung Bino.
"Apa yang dikatakan Kak Bino memang benar. Selama kita bersikap baik padanya, bukankah Dia sangat senang?" Tanya Beni.
"Benar sekali. Asal kita setuju Kasandra kembali ke keluarga kita maka Dia pasti akan sangat berterima kasih dan bisa dipastikan Kasandra akan membatalkan pertunangannya." Ucap Bima.
"Dengan kata lain, Kasandra tidak pantas menikah dengan orang hebat seperti Alvonso. Jadi tugas Ayah dan Ibu adalah mengajak Kasandra agar segera kembali pulang." Ucap Bowo.
"Baiklah." Jawab kedua orang tuanya dengan singkat.
"Menjadikan Kasandra sebagai pelayan kita maka sudah menjadi kehormatan besar baginya." Ucap Ayah Vino.
"Ibu setuju." Ucap Ibu Vina yang masih membutuhkan Kasandra untuk merawat dirinya.
"Baik. Kalau begitu kita akan hadir dengan pakaian rapi untuk menghadiri pesta pertunangan Bela dengan Alvonso." Ucap Ayah Vino sambil tersenyum jahat.
Mereka tersenyum bahagia karena sebentar lagi menikmati kekayaan Alvonso yang tidak pernah habis tujuh turunan.
Sedangkan di tempat yang berbeda di mana Kasandra, Alvonso dan Mommy Angel berada di dalam mobil duduk di kursi belakang pengemudi.
"Nyonya Besar dan Tuan Muda. Terima kasih banyak karena sudah menolongku dan suatu saat nanti Aku akan membalas kebaikan Nyonya Besar dan Tuan Muda." Ucap Kasandra sambil menatap ke arah Mommy Angel lalu menatap ke arah Alvonso.
Di mana Alvonso sedang mengetik sesuatu setelah beberapa saat Alvonso mengirim pesan tersebut ke orang kepercayaannya.
"Kita sebentar lagi akan menjadi keluarga. Jadi kamu tidak perlu begitu sungkan terhadap kami." Ucap Mommy Angel dengan nada lembut.
"Nyonya Besar, sebenarnya kemarin malam Aku dan Tuan Muda ..." Ucap Kasandra menggantungkan kalimatnya sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa sangat nyeri.
"Kasandra, kamu kenapa?" Tanya Alvonso dengan wajah kuatir sambil memeluk Kasandra dari arah samping karena melihat wajah Kasandra terlihat pucat seperti kapas.
"Aku tidak tahu kenapa perutku tiba-tiba sangat sakit." Jawab Kasandra sambil msih memegangi perutnya dan menyandarkan tubuhnya ke dada bidang Alvonso.
"Tolong antar kami ke rumah sakit secepat mungkin." Pinta Mommy Angel dengan wajah panik melihat wajah pucat Kasandra.
"Baik, Nyonya Besar." Jawab bodyguard tersebut yang merangkap sebagai sopir.
"Baik." Jawab sopir tersebut sambil menambah kecepatan mobil.
Kasandra yang tidak bisa menahan rasa nyeri membuat kesadaran Kasandra perlahan mulai hilang hingga akhirnya Kasandra memejamkan matanya dan tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.
Alvonso yang merasakan tubuh Kasandra berat membuat Alvonso melihat Kasandra. Alvonso sangat terkejut ketika Kasandra memejamkan matanya.
"Kasandra, apa yang terjadi denganmu?" Tanya Alvonso dengan wajah panik sambil menepuk perlahan pipi Kasandra.
Namun ketika tangannya menyentuh pipi Kasandra, Alvonso sangat terkejut dan menahan amarahnya. Hal ini dikarenakan dirinya baru tersadar kalau ke dua pipi Kasandra lebam-lebam.
"Ada apa Alvonso?" Tanya Mommy Angel penasaran yang melihat perubahan wajah Alvonso.
"Mommy, coba lihat ke dua pipi Kasandra." Ucap Alvonso tanpa menjawab pertanyaan Ibunya.
Mommy Angel langsung menatap ke arah ke dua pipi Kasandra yang terlihat lebam dan memerah serta bengkak.
Mommy Angel dapat melihat dengan jelas telapak tangan yang berbeda yang membekas di kedua pipi Kasandra. Bukan itu saja ke dua sudut bibir Kasandra pecah dan mengeluarkan darah segar.
"Mereka sangat jahat dan bukan manusia." Ucap Mommy Angel sambil menahan amarahnya.
"Iya, Mom. Untung saja Mommy membawanya karena jika tidak maka kita tidak tahu apa yang terjadi dengan Kasandra." Ucap Alvonso sambil masih menahan amarahnya.
("Luka yang kamu terima akan Aku balas berkali-kali lipat." Sambung Alvonso).
"Alvonso, hidup Kasandra ternyata sangat menderita jadi Mommy harap kamu menyanyanginya dengan tulus." Pinta Mommy Angel.
"Iya, Mom." Jawab Alvonso dengan patuh.
("Kasandra, kamu tenang saja. Aku akan membantumu membalas dendam terhadap mereka. Agar mereka merasakan apa yang selama ini mereka lakukan padamu." Sambung Alvonso).
anak Buan mu jg ga di hukum
Kasandra tunggu hasilnya dr Bella yg songong dan tdk tahu malu itu.