NovelToon NovelToon
KAKEK PEMUAS

KAKEK PEMUAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putri muda

seorang kakek yang awalnya di hina, namun mendapat kesaktian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Pagi hari yang dingin, Kakek Surya terbangun dengan perasaan kurang enak, karena tidurnya tidak nyenyak. Suara krasak-krusuk di ruangan ini mengganggu tidurnya, mungkin disebabkan oleh tikus-tikus yang berkeliaran di gudang ini.

Kakek Surya pun segera keluar untuk pergi ke kamar mandi guna membasuh mukanya. Kos-kosan ini sebenarnya dilengkapi dengan kamar mandi dalam, namun karena Kakek Surya tinggal di gudang, itu sebabnya ia harus menggunakan kamar mandi luar yang biasanya hanya dipakai untuk mencuci oleh para penghuni lainnya.

Di sini terdapat banyak kamar, namun tampaknya beberapa belum ada yang menempati. Setelah selesai membasuh muka, Kakek Surya keluar dari kamar mandi dan duduk di teras kos-kosannya.

Tak lama kemudian, terlihat Joko keluar dari kamar kosnya, diikuti oleh istrinya, Ratna. Lalu Joko memeluk istrinya sejenak sebelum berpisah untuk bekerja. Dari pakaian yang dikenakan Joko sudah terlihat bahwa ia bekerja di sebuah toko swalayan, karena merek market tersebut tertera pada seragamnya.

Hari ini Ratna tampak masih mengenakan daster selutut yang sama seperti kemarin, dengan tali kecil di atas yang membuat sesuatu itu cukup menonjol. Lalu Joko melihat ke arah Kakek Surya dengan tatapan datar yang sulit diartikan.

Beberapa penghuni kos lainnya juga terlihat sibuk pagi ini. Mereka keluar dari kamar, menaiki sepeda motor, dan langsung berangkat bekerja tanpa ada sapaan di antara mereka. Kakek Surya merasa heran, seolah-olah semua penghuni kos itu seperti orang asing di tempat ini. Ia tidak melihat atau mendengar mereka saling bertegur sapa. Tidak seperti di desanya, kalau bertemu pasti saling menyapa.

Setelah kepergian para penghuni itu, terlihat beberapa istri yang mengantar suaminya pergi juga kembali masuk ke kamar kos.

Kakek Surya hanya duduk-duduk di sana, sambil terus berpikir ke mana ia harus mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya selama tinggal di kos-kosan ini.

“Ah, mungkin aku bisa coba tanya Mas Tukang Bakso. Siapa tahu dia punya kenalan yang bisa memberikanku pekerjaan, walaupun hanya untuk makan selama sebulan ini. Setelah 41 hari dari sekarang, aku pasti akan pulang ke kampung untuk memelihara sapi lagi,” pikirnya.

Lalu Kakek Surya bangun dan berniat ganti pakaian, karena pakaiannya ini sudah ia pakai dua hari berturut-turut. Ia tidak banyak membawa pakaian karena memang tidak punya, dan sebenarnya ia sudah tidak memperhitungkan penampilan lagi selama di kampung. Asal ada pakaian untuk dipakai mencari rumput, itu sudah cukup.

Setelah berganti pakaian, Kakek Surya keluar untuk menemui si tukang bakso. Namun, setelah sampai di jalan, ternyata penjual bakso itu masih tutup, mungkin karena masih pagi.

“Ah, nanti siangan saja aku ke sana sambil beli bakso. Mudah-mudahan dia kenal dengan seseorang yang bisa memberikanku kerjaan untuk mengisi perutku selama di sini,” gumam Kakek Surya. Ia tidak berbalik, melainkan pergi ke warung yang ada di dekat penjual bakso itu.

“Mau belanja, Pak?” tanya seorang penjual perempuan bertubuh gemuk, yang umurnya sudah di atas 50 tahun.

“Ya, Mbak. Saya mau beli kopi,” jawab Kakek Surya.

“Sebentar Pak, saya buatin dulu ya,” sahut pedagang itu. Kakek Surya pun duduk di sebuah kursi panjang yang ada di depan warung tersebut.

Tak lama kemudian datanglah seorang perempuan muda dengan seorang anak kecil yang digendongnya. Perempuan itu keluar dari pintu gerbang kos-kosan.

“Pak, tukang warung ada?” tanya perempuan itu sambil tersenyum ramah. Ia adalah seorang ibu muda berusia 26 tahun dengan tubuh cukup seksi.

Dengan mengenakan kaos berwarna pink dipadukan dengan celana kain di atas lutut berwarna cokelat muda, membuatnya cukup menggoda karena kulit mulusnya terpampang jelas.

“Ada, Neng. Dia lagi buat kopi. Mau belanja ya?” tanya Kakek Surya sopan.

“Iya nih, mau beli jajanan untuk si kecil, sekalian mau beli deterjen untuk nyuci nanti,” jawab perempuan itu. Perempuan itu bernama Aulia, tetangga kos-kosan Kakek Surya yang tinggal bersebelahan dengan Ratna. Suaminya mungkin kerja kantoran, karena tadi Kakek Surya ingat, suami Aulia pergi menggunakan pakaian rapi khas karyawan kantor.

“Mau beli apa, Mbak?” tanya si tukang warung setelah memberikan segelas kopi pada Kakek Surya.

“Ini, Mbak mau beli deterjen sama jajanan untuk si Dion,” jawab Aulia.

Mereka pun mengobrol dengan si tukang warung, khas obrolan ibu-ibu, sementara Kakek Surya hanya diam mendengarkan. Rupanya mereka sedang membicarakan ibu kos yang suka bergosip ke sana kemari dan tidak bisa menjaga rahasia.

“Ngomong-ngomong, Pak, Bapak tinggal di kos-kosan juga ya? Dari kemarin saya lihat dari dalam kos, Bapak mondar-mandir saja,” tanya Aulia tiba-tiba, di sela obrolannya dengan si tukang warung.

“Iya, Neng. Bapak ngekos di sana,” jawab Kakek Surya.

“Memang Teh Hera begitu orangnya. Dia senang sekali mengerjai orang. Bapak disuruh tinggal di gudang ya? Tadi aku lihat Bapak duduk depan gudang,” tanya Aulia.

“Nggak tahu, Neng. Padahal saya sudah membayar sesuai dengan yang dia suruh, namun dia tetap meminta saya tinggal di tempat itu. Di sana cukup sempit, juga dipenuhi dengan barang-barang yang tak terpakai. Saya hanya ada tempat untuk tidur saja, tapi saya tidak apa-apa. Yang penting saya diterima ngekos di sini,” jawab Kakek Surya.

“Iya, Pak. Bapak yang sabar ya. Nanti coba saya omongin sama Teh Hera, kasihan Bapak, apalagi Bapak sudah membayar,” jawab Aulia.

“Makasih, Neng,” sahut Kakek Surya.

“Ya sudah, saya mau pulang dulu,” ucap Aulia lalu meninggalkan Kakek Surya di sana.

Setelah Kakek Surya menghabiskan kopinya lalu membayar, ia pun kembali ke kos karena si tukang bakso belum juga buka, mungkin karena masih pagi.

Lalu Kakek Surya duduk di teras depan kamar kos-kosannya lagi. Saat itulah tiba-tiba Ratna keluar sambil membawa ember berisi pakaian, karena kelihatannya ia mau mencuci di kamar mandi luar.

Kakek Surya melihat ke Ratna, memperhatikan ibu muda itu saat keluar dari kos-kosannya.

“Ngapain lihat-lihat?” tanya Ratna sambil menatap Kakek Surya, disertai sedikit senyum. Ucapannya kali ini tidak seperti kemarin yang judes, melainkan terdengar lebih menggoda.

Kakek Surya hanya diam saja saat mendapat peringatan seperti itu. Namun, entah sengaja atau tidak, Ratna saat melangkah ke kamar mandi yang ada beberapa meter di depan gudang tiba-tiba sedikit berbelok, mendekat ke arah Kakek Surya.

“Jangan memandang saya lama-lama, nanti jatuh cinta. Saya sudah punya suami,” ucap Ratna memperingatkan Kakek Surya, namun nadanya sedikit mendesah diikuti senyuman menggoda.

Kakek Surya sangat kaget melihat perubahan sikap Ratna seperti itu. Biasanya ia sangat judes dan terlihat jijik melihat dirinya.

Kakek Surya lalu mengalihkan pandangannya ke tempat lain, melihat ke pintu masuk kos-kosan. Ia tidak menjawab ucapan Ratna itu.

Lalu Ratna terlihat melangkah ke kamar mandi dengan cara yang membuat Kakek Surya sempat melirik. Gerakannya tampak seperti menggoda.

Di depan kamar mandi ada tempat mencuci yang terbuat dari beton persegi cukup luas, tingginya pas jika seseorang berjongkok untuk mencuci.

Kembali Kakek Surya melirik ke arah Ratna. Ibu muda itu terlihat menaruh embernya dan mengambil beberapa gayung air dari kamar mandi untuk merendam cuciannya. Saat melakukan aktivitas itu, gerakannya tampak lambat dan penuh godaan. Sesekali ia menoleh ke arah Kakek Surya sambil tersenyum.

Kakek Surya yang melihat perubahan sikap Ratna seperti itu langsung teringat pada rajah pengasihan pemberian Kakek Udin, yang ternyata ampuh walau kemarin ia hanya tidak sengaja mengucapkan kata cantik pada istri Joko itu.

Hari ini perubahan sikap Ratna sangat nyata. Tidak ada lagi wajah ketus juga tatapan jijik, malah beberapa kali tersenyum memperlihatkan pesonanya untuk menggoda Kakek Surya.

Tak lama setelah Ratna selesai merendam pakaiannya, ia pun jongkok untuk mulai menyikat cuciannya sambil sesekali menuang deterjen. Namun, sesekali ia menoleh ke arah Kakek Surya, bibirnya terus tersenyum.

Melihat itu, Kakek Surya semakin memperhatikan. Ia ingin tahu apakah Ratna benar-benar mempunyai rasa atau hanya sekadar prasangka belaka.

Namun sengaja atau tidak, posisi jongkok Ratna perlahan berubah arah, kini menghadap ke Kakek Surya sambil sesekali menoleh.

Dan perlahan... sengaja atau tidak, rok yang dipakai Ratna sedikit terbuka, memperlihatkan sesuatu berwarna pink.

Kakek Surya langsung terbatuk-batuk karena mendapat pemandangan seperti itu dari ibu muda yang cantik itu.

Saat Kakek Surya kelabakan dengan pemandangan tersebut, Ratna malah makin membuka, hingga kain kecil itu semakin terlihat — entah dipertontonkan dengan sengaja atau tidak.

Bersambung...

1
Haru Hatsune
Cerita yang bikin baper, deh!
Apaqelasyy
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!