NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9

Odelia tengah berbaring tengkurap sambil memainkan ponselnya, sejak pulang dari mall tadi senyumnya tak pernah luntur sedikitpun sampai membuat mamanya heran.

Odelia tengah memandangi kontak yang dia namai 'Om Edgar' itu. Sejak tadi dia ingin menghubungi nomor itu namun dia merasa ragu sekaligus malu.

"Chat nggak ya?" gumam Odelia.

Dia membuka kontak yang tidak ada foto profilnya itu, sejenak mengamati membuat Odelia sedikit curiga.

"Ini beneran nomor Om Edgar bukan ya?" gumam Odelia ragu.

"Tapi kalo cuma nomor ngasal masa bisa kesimpen ya?"

Odelia mencoba mengetikkan pesan untuk membuktikan sedikit keraguannya.

Me : Om Edgar...

Terbukti pesan yang dikirimkan Odelia centang dua, artinya nomor itu benar-benar aktif. Odelia menunggu pesannya dibalas hingga beberapa menit, namun sampai saat ini pesannya tak kunjung dibalas.

Odelia bahkan tak keluar dari room chatnya agar sewaktu-waktu Edgar membalasnya dia bisa langsung membalas pesan Edgar.

Sampai mata Odelia terasa pedas, pesan yang dia kirimkan tak kunjung dibalas. Odelia menggeram sebal, dia bangun dari tidurnya lalu duduk.

"Ini kok nggak dibales sih? Beneran nomor om Edgar bukan sih?" gumam Odelia kesal.

Tok.

Tok.

"Masuk."

Pintu kamar Odelia terbuka, Tessa masuk sambil membawa sepiring buah kelengkeng kupas untuk Odelia.

"Nggak makan malam Del?" tanya Tessa sambil memeletakkan piring ke depan Odelia.

"Males mah." jawab Odelia setengah kesal.

"Kenapa wajah anak mama yang cantik ini cemberut, hem?" tanya Tessa sambil mengelus pipi Odelia lembut.

Odelia menatap mamanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Odel lagi kesel mah."

"Kenapa? Ada yang jahatin kamu?"

Odelia menggeleng pelan. "Bukan."

"Terus?" tanya Tessa.

"Odel kasih tahu tapi mama jangan ketawa ya?"

Tessa tersenyum lalu mengelus pucuk kepala Odelia.

"Iya, janji."

"Sebenernya Odel suka sama seseorang mah." lirih Odelia.

"Wah, siapa cowok yang beruntung disukai anak mama yang cantik ini?"

"Tapi dia nggak ngerespon Odel mah."

Tessa membelakan matanya tak percaya. "Apa dia rabun nak?"

"Ih mama, orabg Om itu ganteng kok mah."

"A-apa, O-Om?" tanya Tessa sedikit terbata.

Odelia meringis kemudian mengangguk pelan.

"Mah, jangan marah ya?" mohon Odelia sambil menggoyang-goyangkan lengan mamanya.

"Tapi dia nggak punya istri kan?"

Odelia menghela nafas pelan. "Nggak tahu mah."

Jawaban Odelia membuat Tessa mengerutkan keningnya.

"kenapa gitu?"

"Y-ya emang nggak tahu mah, kita baru ketenu tiga kali. Belum juga kenalan lebih jauh."

"Ooo, jadi anak mama ini kena syndrom cinta pandangan pertama?" goda Tessa.

Odelia menahan senyumnya, dia sangat malu dengan mamanya.

"Tapi mama nggak papa kan kalo Odel suka sama yang lebih tua?"

"Tergantung sih."

"Kok tergantung sih mah? Dari wajahnya aja dia orang kaya kok, tipe-tipe pewaris kekayaan tujuh turunan gitu."

"Huss, kamu apa-apaan sih. Mana bisa mandang seseorang dari kasta sosialnya?"

Odelia tertawa kecil. "Kan Odel pengen jadi nyonya besar mah, jadi harus cari cowok yang kaya dong."

Tessa menggeleng sambil tertawa pelan, jika hanya soal materi Odelia tak pernah kekurangan sejak kecil. Menjadi anak tunggal membuat dia dan suaminya begitu memanjakan Odelia.

"Iya, mama doain suatu saat nanti Odelia jadi nyonya besar."

"Amin." ucap mereka bersamaan kemudian tertawa.

"Ya sudah mama keluar dulu, di makan ya kelengkengnya."

"Siap mama."

Setelah mamanya keluar, Odelia kembali melihat pesan yang dia kirim ke Edgar namun masih belum dibaca. Odelia mendesah pelan kemudian memakan kelengkengnya.

"Apa gue telpon aja ya?"

Senyum Odelia terbit, dengan keberanian penuh dia mencoba menekan tombol telepon kemudian menempelkan ponselnya ke telinga.

Tut.

Tut.

Terdengar suara sambungan telepon yang terhubung namun tak kunjung diangkat. Odelia mencoba kembali menelpon nomor itu namun masih tetap tak di angkat juga.

"Ih, kok nggak diangkat sih?" gumam Odelia kesal.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi harinya, Odelia terbangun karena suara alarm pada ponselnya. Dia meraih ponselnya kemudian membuak matanya lebar-lebar. Pertama kali yang Odelia buka adalah chat yang dia kirimkan semalam pada Edgar yang sampai saat ini belum dibuka.

Odelia mendesah pelan kemudian meletakkan poselnya dengan kasar ke ranjang. Dia mendengus pelan lalu turun dari ranjang kemudian masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, Odelia bersiap untuk pergi ke sekolah.

Tap.

Tap.

Suara sepatu Odelia beradu dengan lantai terdengar, dia menuruni anak tangga menuju ruang makan. Disana sudah ada mama dan papanya yang tengah mengobrol.

"Hari ini bareng papa aja ke sekolahnya, mau?"

Odelia yang tengah mengoleskan selai coklat ke roti mendongak menatap papanya.

"Kenapa pah? Tumben?"

"Pengen aja, udah lama sejak kamu pakai mobil sendiri kita jadi nggak pernah berangkat bareng."

Odelia merasa tersentuh dengan ucapan papanya, dia meletakkan rotinya ke piring kemudian berdiri lalu memeluk papanya.

"Papa, Odel jadi pengen nangis deh."

Alan mengelus lengan Odelia yang melingkari lehernya.

"Anak papa udah besar ya sekarang."

Odelia tersenyum kemudian mengecup pipi Alan, dia kembali duduk lalu memulai sarapannya. Setelah sarapan, Odelia masuk ke mobilnya lalu berangkat ke sekolah.

Suasana pagi ini cukup cerah namun tak secerah hati Odelia yang sedang dilanda galau karena Edgar tak kunjung membaca pesanya.

"Eh, eh. Ini kenapa mobil gue." gumam Odelia saat mobilnya tiba-tiba berhenti.

"Aduh, masa mogok sih?"

Odelia mencoba menyalakan mesin mobilnya berkali-kali namun mobilnya tak mau hidup.

"Arghh, sial banget."

Odelia memutuskan keluar dari mobil lalu membuka kap mobilnya.

"Uhuk uhuk."

Odelia terbatuk-batuk saat mobilnya mengeluarkan asap.

"Masih pagi loh ini. Udah sial aja."

Odelia menatap sekeliling yang nampak sepi, bahkan rumah warga pun sangat jauh dari daerah sini.

"Kenapa gue nggak bareng papa aja sih tadi? Apa aipa udah punya firasat ya kalo mobil gue bakal mogok?"

"Duh, gimana dong ini."

Odelia mengambil ponselnya yang berada di mobil kemudian mencoba menghubungi kedua sahabatnya.

"Tck, mereka pada kemana sih kok nggak diangkat?" ucap Odelia kesal.

Tak lama kemudian, Odelia melihat ada mobil hitam lewat. Dengan terpaksa dia mencoba melambai untuk menghentikan mobil itu, Odelia mencoba mencari peruntungan siapa tahu bisa membantunya.

Tin.

Tin.

Odelia berdiri ditengah jalan sambil merentangkan tangannya.

"Ada apa The?"

"Itu tuan, ada yang berdiri ditengah jalan."

Tok.

Tok.

Odelia mengetuk kaca mobil hitam itu.

"Tolong dong pak, mobil saya mogok mana nggak ada bengkel lagi. Saya udah telat mau ke sekolah."

"Gimana ini Tuan?"

Tok.

Tok.

Odelia tak berhenti mengetuk kaca mobil membuat orang yang di panggil tuan itu merasa geram.

"Kita ada rapat sebentar lagi, kita sudah tak ada waktu."

Sang supir mengangguk kemudian berencara pergi meninggalkan gadis yang meminta tolong itu. Namun di luar dugaan, gadis itu dengan berani kembali menghadang mobilnya.

"Berhenti The. Biar saya hadapi bocah ingusan itu."

"Tapi tuan."

Orang yang berada dikursi belakang tiba-tiba membuka pintu mobilnya dan membuat Odelia senang. Akhirnya dia bisa dapat bantuan.

Saat pemilik mobil keluar, senyum dibibir Odelia luntur digantikan dengan eskpresi terkejut bukan main.

"Kamu!!" tunjuk Odelia pada orang yang baru saja keluar dari mobil.

1
Reni Anjarwani
suka deh bisa doubel up keren ceritanya
Liana Alda: happy reading kak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
keren bgtt kalau bisa doubel up thor
Liana Alda: on proses kak, punya 2 on going soalnya. masih susah bagi waktu 😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
ceritanya bagus kalau bisa doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel. up seru ceritanya
EatYourHeartOut
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
Kiran Kiran
Menghibur banget!
Liana Alda
terima kasih kembali
Bunny Koo
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!