Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buah YuanQi Murni Dan Kolam Sepritual!!!
Di Hutan Pegunungan Beku
Udara masih dingin, namun aroma daging panggang memenuhi tempat itu.
Chen Yu perlahan membuka matanya. Tubuhnya terasa ringan, tapi pikirannya kacau. Ia mengangkat tubuhnya dan duduk perlahan. Di hadapannya seorang pria berjubah merah, duduk santai sambil memanggang potongan daging besar di atas api unggun.
Pria itu...
Terlihat seperti dirinya sendiri.
Chen Yu terkejut.
“Kau… siapa kau?”
“Kenapa aku merasa seperti melihat diriku sendiri?”
Zingtian menoleh dan tersenyum santai, sambil membalikkan daging panggang dengan ranting kayu.
“Heh… jangan berpikir terlalu keras. Santailah. Mumpung masih bisa makan makanan enak.”
“Sebelum aku pergi, setidaknya kau harus mencicipi daging rusa es ini. Jarang bisa dapat yang segar seperti ini.”
Chen Yu berdiri, wajahnya waspada.
“Jawab aku! Kenapa kau mirip denganku? Siapa sebenarnya kau!?”
Zingtian hanya tertawa kecil. Tawa yang entah mengandung rasa sinis, atau sedih.
“Aku bukan musuhmu, dan juga bukan temanmu.”
“Dan satu hal yang harus kau tahu…”
Ia menatap api, lalu menambahkan:
“Setelah aku pergi, kau tidak akan mengingatku lagi.”
Chen Yu melangkah maju.
“Apa maksudmu!? Kenapa!? Siapa kau sebenarnya!?”
Zingtian tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap Chen Yu dengan mata dalam.
“Kau akan baik-baik saja Chen Yu. Kau punya jalan sendiri yang harus kau tempuh. Ingatanku, kehadiranku… semua hanya akan menjadi beban dalam jalanmu.”
Zingtian menjentikkan jarinya. Cahaya merah mengelilingi Chen Yu. Dunia terasa berputar.
“Maaf, aku harus menghapusnya.”
Chen Yu membuka mulutnya, hendak menolak tapi tiba-tiba Cahaya menyelimuti segalanya.
Aula Utama Sekte Langit Cerah
Tangisan pilu memenuhi udara aula megah. Beberapa tetua berkumpul, murid-murid senior berdiri membisu.
Di tengah ruangan, Xining berlutut dengan wajah basah oleh air mata.
“Chen Yu... dia... dia mati menyelamatkanku…!!”
Para tetua saling berpandangan. Sorot mata mereka penuh ketegangan dan keterkejutan.
Tetua wanita Qingwei berusaha menenangkan Xining.
“Tenanglah, anakku. Ceritakan dari awal. Siapa yang menyerang kalian?”
Xining menggigit bibirnya, mencoba mengingat...
Namun tiba-tiba wajahnya berubah pucat. Matanya kosong.
“Aku... aku...”
Ia memegang kepalanya, tampak bingung.
“Tunggu… aku… aku tadi ingin menceritakan seseorang… dia berpakaian merah… tapi…”
Wajah Xining mulai panik. Dia menoleh ke semua orang.
“Aku tidak ingat... Aku... Aku barusan mengingatnya jelas... Tapi sekarang... kosong... siapa... siapa dia…?”
Semua tetua terdiam.
Qingwei menatap Xining dengan prihatin.
“Mungkin kau masih syok. Mungkin ingatanmu kabur karena trauma.”
Xining hanya terisak, dadanya berguncang hebat. Ia menunduk dan menangis dalam diam, tubuhnya lemas di lantai marmer putih aula.
“Chen Yu… kau benar-benar sudah pergi…?”
Sementara itu... Di tempat lain
Chen Yu terbangun lagi.
Ia duduk sendirian di padang es. Tak ada api, tak ada aroma daging, tak ada jejak Zingtian.
Ia menatap tangannya… perasaan aneh menyelimuti hatinya.
Ada kosong…
Seperti ia melupakan sesuatu yang sangat penting…
Namun dia tak tahu apa itu.
Sekte Langit Cerah
Setelah Xining melapor dengan tangis dan kehilangan sebagian ingatannya, suasana di aula utama sekte berubah muram. Para tetua dan murid senior masih berdiri dalam keheningan.
Ketua Sekte, seorang pria tua bermata elang bernama Jian Xu, berdiri sambil memejamkan mata. Di sampingnya, Tetua Qingwei menghela napas berat.
“Anak itu… bahkan belum satu bulan di sekte. Tapi sudah mengorbankan dirinya demi misi dan rekan satu sekte,” ucap Qingwei.
Seorang tetua tua lainnya berkata pelan:
“Tindakannya… layak dihormati. Tapi terlalu cepat…”
Jian Xu membuka mata, suaranya datar namun tegas.
“Beri dia tempat di Monumen Kesetiaan Murid. Sekalipun dia baru, dia membuktikan keberaniannya.”
Seketika semua tetua mengangguk pelan.
Tapi… di antara mereka, ada satu tetua yang diam-diam menatap langit-langit dengan dahi mengernyit.
"Anehnya… aku merasa aura anak itu belum sepenuhnya padam…"
Klan Mu – Aula Utama, Kota MuXing
Di kursi utama aula keluarga Mu, duduk MuTuzhi, patriark keluarga. Di sampingnya, MuWan berdiri diam. Di tangan MuWan tergenggam erat surat dari sekte yang mengabarkan:
“Chen Yu gugur dalam misi.”
MuWan menunduk, matanya merah, namun tak ada air mata keluar.
“Jadi dia benar-benar mati…” ucapnya lirih.
MuTuzhi terdiam cukup lama, lalu berkata pelan:
“Kau tidak perlu terlalu bersedih. Dia bukan pilihan yang sepadan untukmu sejak awal.”
MuWan mendongak, menatap ayahnya dengan tatapan tajam.
“Ayah… justru karena itu aku merasa bersalah. Aku yang menjebaknya ke dalam pernikahan ini.”
“Kalau aku tidak ikut rencana ayah, mungkin dia tidak akan berakhir seperti ini.”
Suasana hening beberapa saat.
MuTuzhi akhirnya menghela napas panjang.
“Aku… juga bersalah.”
Tangannya mengepal di atas meja batu giok.
“Aku pikir menjodohkanmu dengannya hanya untuk melindungi kehormatan keluarga. Tapi anak itu ternyata bukan pengecut seperti yang kita pikirkan.”
Klan Wen – Aula Kegelapan, Kota Baiwen
Berbeda dengan kesedihan di dua tempat lainnya, aula utama klan Wen justru dipenuhi senyuman tipis dan raut puas.
Wen Gaoyang, tetua pertama, berdiri di depan peta politik antar klan, sementara Wen Shao, tuan muda mereka, duduk santai sambil memainkan cawan anggur.
“Jadi... bocah Chen Yu itu mati?” tanya Wen Shao dengan suara ringan.
Seorang informan membungkuk.
“Benar, Tuan Muda. Diperkuat oleh laporan dari Sekte Langit Cerah. Tubuhnya jatuh ke jurang dan tak ditemukan.”
Wen Gaoyang tertawa ringan.
“Hah! Langkah batu pertama sudah berhasil dan tidak sia sia.”
Wen Shao mengangkat cawan anggurnya tinggi-tinggi.
“Sudah saatnya kita mengirim surat perjodohan resmi kepada Klan Mu.”
“Jika MuWan menjadi istriku… maka fondasi kekuatan klan Wen akan naik satu tingkat. Sekaligus menghapus jejak aib pernikahan sebelumnya.”
Kini ekspresi Wen Shao menunjukkan ekspresi mesum lalu berkata.
"Tentu saja aku akan menidurinya sepanjang hari, aku tidak akan berhenti sebelum aku benar-benar kelelahan. "
Tetua lainnya mengangguk dan sebagian tertawa. Aura licik menyelimuti ruangan itu.
“Bersiaplah. Kirim utusan dalam tiga hari. Dan jangan lupa… hadiah pernikahan yang tak bisa ditolak siapa pun.”
Saat ini ditempat Chen Yu berada.
Langit sudah mulai memerah, pertanda senja mendekat. Angin hutan bertiup lembut, membawa aroma dedaunan liar dan embun lembap. Di antara bebatuan besar dan pohon-pohon purba, Chen Yu melangkah perlahan menyusuri lembah yang belum pernah dijelajahinya sebelumnya.
Ia berhenti sejenak di depan sebuah pohon kuno yang tumbuh di atas tebing kecil. Di atas cabangnya, bergelantungan satu buah bewarna keemasan, mengeluarkan cahaya halus yang berdenyut perlahan. Bahkan udara di sekitarnya terasa menghangat.
“Ini… buah YuanQi murni?”
Chen Yu mengulurkan tangan. Saat ia menyentuhnya, energi kuat mengalir melalui kulitnya, terasa hangat dan padat. Sebuah buah langka yang hanya tumbuh di tempat di mana energi langit dan bumi selaras sempurna.
Tanpa ragu, Chen Yu menyimpannya ke dalam cincin penyimpanan, hadiah dari Puyou sebelum keberangkatan Chen Yu dalam misi.
“Terima kasih Puyou. hadiahmu benar-benar berguna.”
Setelah itu, ia terus menyusuri lereng, melompati akar-akar besar dan bebatuan lembap, hingga tiba-tiba
Suara gemuruh lembut.
Chen Yu mendorong semak yang menghalangi pandangan, dan...
“Ini…”
Di hadapannya terbentang sebuah kolam spiritual alami. Airnya berwarna biru keperakan, memantulkan cahaya senja seperti kristal. Kabut putih tipis menari di atas permukaannya, dan aroma khas YuanQi murni memenuhi udara.
Kolam itu hidup.
Tubuh Chen Yu secara naluriah merasa tertarik. Tekanan energi di tempat itu begitu padat namun lembut, seolah memeluk siapa pun yang mendekatinya.
“Tempat ini... sempurna untuk kultivasi. Aku tak boleh menyia-nyiakannya.”
Ia menanggalkan seluruh pakaiannya, melipatnya rapi di atas batu besar di tepi kolam. Tanpa sehelai kain pun, Chen Yu melangkah perlahan ke dalam kolam, air hangat menyelimuti tubuhnya.
Kabut menutupi tubuhnya sepenuhnya, membuat pemandangan tampak seperti ilusi dunia roh.
Begitu seluruh tubuhnya terendam, ia duduk bersila di dasar yang dangkal. Uap spiritual melingkupi dirinya, berputar mengelilingi titik-titik akupunktur di tubuhnya.
Matanya tertutup.
Sunyi.
Tak ada suara selain bisikan YuanQi yang mengalir masuk ke meridiannya. Setiap helaan napas membawa masuk kekuatan, memperbaiki retakan, memperkuat fondasi.
“Kolam ini tidak biasa. Seperti membangkitkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar energi.”
Wajah Chen Yu tenang.
Namun di balik ketenangan itu, YuanQi dalam jumlah luar biasa mulai berkumpul di sekitarnya, membentuk pusaran lembut di atas permukaan air.
Jauh di atas langit, awan mulai berputar pelan… seolah langit ikut bernafas bersama Chen Yu.
Dan di dalam kolam itu, tak terlihat dari luar, sesuatu dalam dirinya mulai bergerak… sesuatu yang telah lama tersegel....
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya