Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.
Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Adalah Pengecualian (Luan dan Arya)
...🍊🍊🍊...
Hari Senin sore, disaat para Siswa-Siswi SMA Batrisyia Ciara atau di singkat SMA BaCa sudah banyak yang pulang ke rumahnya masing-masing, Arya malah harus mengalami hal yang membuatnya pusing.
“Kalian ini bagaimana, ini sudah hampir sebulan kegiatan belajar mengajar berjalan tapi belum ada program osis yang dimulai.” Kata guru kesiswaan, marah.
Arya yang sudah lelah tak mau menanggapi rasanya, maka dari itu ia hanya berkata.
“Saya dan anggota usahakan segera pak.”
“kinerja osis tahun ini paling lamban! Kalau kamu tidak mampu, mengundurkan diri saja!”
Arya tercekat, dadanya sesak mendengar ucapan itu, ia ingin menangis karena lelah dan tekanan yang bertubi tubi
“Kamu terpilih hanya karena tampang, dan tidak becus, harusnya-.”
“Maaf pak izin menyela.” Luan angkat bicara tiba-tiba, entah sejak kapan ia di sana.
“Sebuah program dapat berjalan jika segala macam hal yang mendukung program tersebut telah terpenuhi, bukan begitu pak?.” Kata Luan lagi.
Kesiswaan itu diam masih menatap Luan dengan angkuh.
“Sedangkan program kami, masih kekurangan satu hal, yaitu dana. Dan terkait hal ini, kami sudah berkali-kali mengajukan proposal kegiatan kepada kesiswaan, akan tetapi belum ada kejelasan sama sekali.” Jelas Luan dengan tegas.
“Bukankah itu berarti kesalahan ada di pihak bapak, bukan di pihak kami.” Tambah Luan dengan senyumnya
“Kamu-“ Kesiswaan itu hendak angkat bicara
“Tolong jangan dulu disela pak. Dan terkait terpilih berdasarkan tampang seperti yang bapak bilang, itu juga bukan salah kami, silahkan salahkan kandidat lain yang tidak semenarik kami.” Kata Luan lagi.
Luan diam lalu memperhatikan kesiswaan itu dalam-dalam dari atas ke bawah.
“Ckckck, tapi saya kasihan pada kandidat satunya, pantas tidak setampan Arya dan saya, toh gen nya dari bapak.” Tambah Luan ambil menggelengkan kepala dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat di wajahnya.
Benar, kandidat ketua osis selain Arya adalah putra dari kesiswaan tersebut, itulah mengapa guru itu selalu mencari-cari kesalahan Arya dan anggotanya.
“Lancang sekali kamu.” Kata guru kesiswaan itu.
“Memangnya siapa kamu?!” tambahnya lagi dengan marah.
“Tidak hafal tatanan osis padahal osis berada di bawah tanggung jawab kesiswaan saja sudah membuat bapak kelihatan tidak profesional lho pak.” Jawab Luan.
“Saya Luan Pak, wakil ketua osis, lebih lengkapnya Luan Andhanu Frizqy.” Tambahnya lagi diakhiri senyum.
Mendengar kata Andhanu dari mulut si anak murid membuat guru itu menciut, Andhanu adalah keluarga terhormat dan disegani, sudah seperti sumber dana bagi yayasan sekolah.
Sang guru pun terburu-buru keluar dari ruangan staff inti osis.
“Ditunggu dana programnya pak!” Teriak Luan sebelum guru itu dengan keras membanting pintu.
Kini hanya tinggal Luan dan Arya di ruang itu. “Terimakasih.”
“Untuk apa?”
“Terimakasih sudah membantu saya.” Kata Arya
“Sama-sama, sudah menjadi tugas saya.” Jawab Luan
Luan memang kelihatan supel dan jahil serta suka bercanda pada Arya, jika berada di depan orang-orang, namun saat berdua saja dengan Arya, Luan akan menjadi sosok yang kaku dan bicara seperlunya.
“Wajah Anda pucat.” Kata Luan sambil memperhatikan Arya.
“Saya baik-baik saja.” Jawab Arya membantah.
Di ruang staff inti osis hanya ada mereka berdua, sekretaris dan bendahara sudah izin pulang terlebih dahulu.
“Saya pikir anda tidak suka memakai nama keluarga anda untuk memecahkan masalah.” Kata Arya lagi
“Memang.” Balas Luan
Arya mengerutkan keningnya hendak kembali berbicara
“Tetapi anda adalah pengecualian.” Sela Luan dengan tersenyum.
“Maksudnya?” Tanya Arya.
“Saya rasa saya akan lebih menyesal jika tidak dapat membantu anda dibandingkan dengan menyesal karena harus bergantung pada nama keluarga saya.”
Arya menatap Luan bingung.
“Sudah sore sebaiknya anda pulang dan beristirahat, proposalnya biar saya yang serahkan lagi.” Kata Luan
“Terimakasih.”
Tapi belum sempat Luan pergi, Arya yang memang sudah kelihatan pucat sejak tadi akhirnya tidak sadarkan diri
“Aduh bagaimana ini?”
Hari sudah sore menjelang pukul 6, UKS sudah dikunci dan sekolah sudah mulai sepi, Luan yang kebingungan pun akhirnya memutuskan untuk membawa Arya ke rumahnya atau lebih tepatnya rumah pamannya.
... 🍊🍊🍊...
#Di rumah paman Luan (Ayah Irsyam)
‘Pusing sekali, di mana ini?’ Batin Arya yang baru terbangun sambil memegangi kepalanya.
“Anda sebaiknya istirahat lebih lama, dokter bilang anda kelelahan.”
“Saya di rumah anda?”
“Lebih tepatnya rumah paman saya.”
“Terimakasih, saya sudah banyak merepotkan anda hari ini.”
“Tidak masalah.”
Luan lalu maju, duduk di sudut ranjang di sebelah Arya, tangannya terangkat, telapaknya ia letakkan di dahi Arya.
“Syukurlah sudah tidak sepanas tadi.”
Arya diam saja, belum ada yang seperhatian ini pada dirinya sebelumnya, Ibu Arya lebih sibuk dengan selingkuhan-selingkuhannya sedangkan Ayahnya sibuk bekerja.
“Kenapa anda membantu saya?”
“Anda mau saya menjawab jujur atau bohong?” Jawab Luan
“Bohong.” Kata Arya
“Karena anda adalah seorang teman.”
“Bagaimana dengan jawaban yang jujur?”
“Karena anda cantik.”
“Hah?” kata Arya
“Benar, karena anda cantik, saya tidak tega meninggalkan anda di sana.”
“Ish, saya ini laki-laki!” Kata Arya tidak terima.
“Haha” Luan tertawa sambil mengacak pelan rambut Arya.
“Saya mau pulang!”
... 🍊🍊🍊...
Arya berbaring di tempat tidur di rumahnya sambil memainkan poni rambutnya yang sudah agak panjang.
“Sebenarnya dia menganggap saya apa?”
Arya bingung dengan Luan dan segala perubahan sikapnya, sesekali Luan akan menjadi menyebalkan, tapi di lain kesempatan dia jadi sangat perhatian, namun ada kalanya juga Luan menunjukkan ketidakpedulian.
Baru sekitar dua bulan Arya mengenal Luan, dari saat pendaftaran calon ketua osis, lalu pemilihan, sampai terpilih dan menjalankan tugas bersama. Luan menjadi wakil Arya karena tidak berhasil terpilih menjadi ketua osis, dia di posisi kedua setelah Arya.
Sebelumnya Luan dan Arya berbeda kelas namun tahun ini Arya berhasil masuk XII Mipa 1, jadilah mereka sekelas.
Arya sedikit banyak, berterimakasih pada Luan karena mau menerimanya menjadi teman? Apa iya mereka teman? Arya bukanlah orang yang pandai bersosialisasi, tak banyak teman yang ia miliki.
Bahkan teman sekelas Arya tidak begitu dekat dengannya, Arya tidak mengerti cara berkomunikasi, sejak kecil ia sudah tinggal dan dibesarkan oleh sang Ayah yang seorang guru bahasa Indonesia, maka dari itu bahasa Arya terkesan baku.
Tidak ada yang merasa nyaman berlama-lama mengobrol dengan Arya, mereka bosan atau mungkin menganggap Arya aneh dan tidak kekinian.
Tapi Luan berbeda, Luan mau beradaptasi dengan Arya, Luan rela mengubah gaya bicaranya ketika berdua saja dengan Arya, dan Arya bersyukur akan keberadaan Luan.
“Kenapa Luan mau melakukan senua itu untukku?” gumam Arya sebelum terlelap dalam tidurnya.
... 🍊🍊🍊...
_Pagi harinya_
✉Luan
{Selamat pagi Yaya}
Arya yang sedang sarapan mendapatkan notifikasi di handphonenya
^^^✉Arya^^^
^^^{Yaya?}^^^
✉Luan
{Iya, boleh kan saya memanggil anda Yaya, anda juga boleh memanggil saya apapun sesuka anda}
^^^✉Arya^^^
^^^{Terserah}^^^
^^^{Saya akan memanggil anda Luan}^^^
✉Luan
{Baiklah terimakasih Yaya}
^^^✉Arya^^^
^^^{Sama-sama Luan}^^^
Luan tersenyum sambil menatap ponselnya, dia juga sedang duduk di meja makan sambil bertukar pesan.
“Lucu.” Gumamnya.
“Siapa yang lucu?” Tanya Irsyam yang baru turun dari kamarnya dan hendak sarapan.
“Kepo.” Kata Luan
“Palingan juga orang yang lu bawa kemarin ke rumah ya.” Jawab Irsyam lagi.
“Lo liat?”
“Liat lah! Kan gue punya mata.”
Irsyam mengunyah roti berselai coklat miliknya lalu kemudian kembali angkat bicara.
“Saya, anda, geli banget, Hahaha.” Katanya mengejek.
“Ck, diem lo.” Jawab Luan jengkel kemudian meminum habis susu putihnya.
“Gue duluan.”
“Hmm” Jawab Irsyam sambil mengunyah sarapannya.
Jika Irsyam diantar oleh sopir keluarga, maka Luan berbeda, ia diberi kendaraan sendiri oleh sang paman, Ia membawa motor cbr kesayangannya yang ia namai Kitty.
“Good Morning kitty.” Kata pemuda itu sambil mengelus motornya.
“Ayo kita menuntut ilmu, walau ilmu tidak salah apa-apa.” Kata luan hendak menaiki motornya
*Tring
Namun tidak jadi karena notifikasi di handphone nya
^^^✉Arya^^^
^^^{Terimakasih banyak untuk yang kemarin}^^^
✉Luan
{Sama-sama Yaya}
... 🍊🍊🍊...
“Atas nama Arya?”
“Iya pak.” Jawab Arya menaiki ojek online pesanannya.
“Ke SMA BaCa?”
“Benar Pak.”
Arya pergi berangkat sekolah dengan ojek online tersebut namun di tengah perjalanan
*Tring! ponselnya berbunyi
✉Luan
{Yaya sudah tidak demam?}
Arya hendak membalas chatt temannya Itu tapi posisinya sulit sekali untuk bisa mengetik.
✉Luan
{Yaya sudah sarapan?}
^^^✉Arya^^^
^^^{Sdh}^^^
Jawab Arya mengetik dengan susah payah, Akhirnya Arya memutuskan untuk mengambil foto selfie dirinya sendiri dan mengirimnya ke Luan, untuk menjelaskan bahwa ia sulit membalas karena sedang di perjalanan
✉Luan
{Oh, lagi di jalan ya, hati-hati Yaya}
{Sampai bertemu di kelas, tidak usah dibalas, taruh saja hp nya.}
Kini giliran Arya yang tersenyum menatap ponselnya. Arya selalu merasa harinya biasa saja, tetapi pagi ini rasanya berbeda, Arya merasa lebih semangat dari biasanya entah kenapa, Arya Pun tidak tahu Alasannya.
Sedangkan di sisi Lainnya Luan juga tersenyum dengan lebarnya.
“Aba-aba dulu dong, biar hati saya nggak cenat-cenut.” Kata Luan pada ponselnya yang menampilkan foto Selfie yang dikirim Arya.
“Idih, SMA BaCa harus berduka, wakil ketua osisnya udah gila.” Ledek Irsyam yang ternyata sudah berada di luar ia sudah selesai sarapan dan hendak berangkat juga.
“Nyenyenyenye, ikut campur aja lo bocil.” Tanggap Luan sambil berangkat dengan Kitty.
Luan tersenyum sepanjang perjalanan.
‘Sepertinya hari ini akan menyenangkan.’ Kata sudut hati Luan.
...🔅🍊🫐🍒🔅...