"Om Bima! Apa yang Om lakukan padaku!"
Sambil mengernyitkan dahi dan langkah pelan mendekati Sang Gadis yang kini menjaga jarak waspada dan tatapan setajam silet menusuk netra tajam Bima.
"Seharusnya, Saya yang bertanya sama Kamu? Apa yang semalam Kamu lakukan dengan Alex?"
Bima, Pria yang masih menggunakan handuk sebatas lutut kini menunduk mendekati Laras, Perempuan yang seharusnya menjadi Calon Menantunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Tiri
"Bener Kamu mau nyetir sendiri? Padahal Saya bisa kasih Sopir untuk antar jemput Kamu tanpa harua Kamu capek-capek nyetir Ras."
"Ya ampun Om! Selama ini juga Aku nyetir sendiri malah naik turun angkot juga biasa! Ga usah lah! Masih muda! Harus banyak gerak!"
"Maksud Kamu nyindir Saya tua gitu?"
"Tuh kan padahal Saya gak ngomong tapi sensinya sih udah terjawab sendiri ya! Canda Pak Suami!" Mana bisa Laras serius semua dibawa santai saja.
Suasana sarapan pagi yang damai seketika berubah saat Alex dengan wajah kusut dan terlihat sekali baru bangun tidur tiba-tiba duduk dimeja makan bersama Laras san Bima.
"Jam berapa Kamu pulang Lex?"
"Papa peduli sama Aku?"
"Kamu jangan kurang ajar sama Papa Lex!"
Dengan seringainya Alex menatap keduanya bergantian, "Mungkin Papa keasikan sama Istri baru Papa, sampe Aku pulang Papa gak tahu!"
"Alex!" Bima semakin terpancing emosi namun ditahan Laras saat hendak bangkit.
"Itu bukan urusan Kamu! Kamu yang kurang ajar ikut campur urusan orang tua Alex! Dengernya, sebagai ANAK TIRI dan AKU INI IBU TIRI KAMU, Kamu harus jaga ucapan Kamu!"
"Prang!" Alex menghentakkan sendok dan garpu disisi piring kemudian meninggalkan meja makan dengan rasa kesal dan marah.
"Maaf,"
"Sudah lanjutkan saja Om, Kita gak ada waktu buat ngurus dia!" Laras memilih melanjutkan sarapannya begitupun Bima.
Sejujurnya Bima salut dengan Laras, meski usianya muda seumuran Alex namun Laras terlihat lebih santai menghadapi hari dan kenyataannya.
Bima tahu, tak muda menjadi Laras. Menjadi Istri Bima dan memiliki anak sambung yang tak lain adalah mantan pacar sekaligus laki-laki yang mengkhianatinya, tentu bukan situasi yang nyaman.
"Om nanti pulang jam berapa?"
"Kenapa? Mau Saya jemput lagi?"
"Ish, bukan gitu!"
"Ya terus kenapa dong? Mau ngajak Saya kencan?"
"Kencan gak tuh bahasanya!"
"Ras,"
"Ok Om. Jadi gini, Saya mau ijin mau pergi sama Nara, Mau beli buku untuk disumbangkan ke Perpustakaan Kampus. Sebagai persyaratan apalah itu, boleh kan?"
"Boleh. Oh ya ini," Bima mengeluarkan sebuah kartu yang tentu saja membuat Laras membelalakan matanya.
"Ini pakai sama Kamu. Semua kebutuhan Kamu Kamu pakai saja dengan ini. Jangan minta uang lagi sama Papa. Karena Kamu kan sekarang tanggung jawab Saya."
"Makasi! Ah, berasa punya sugar Daddy! Tapi jalur halal! Gak perlu jadi Ani-Ani jadi peliharaan Gadun!"
"Ras,"
"Iya sih, canda doang!"
"Oh ya Ras, besok Kamu kosongin waktu ya. Dari pagi kalau bisa."
"Besok sih emang gak ada acara ke Kampus. Tapi mau ngapain Om?"
"Saya minta Kamu temani unyuk acara makan malam sama Klien, jadi pagi Kita ke butik cari pakaian buat Kita berdua terus selebihnya Kamu perawatan sama ke salon, malam Kita berangkat."
"Serius nih Om mau ngajak Saya?"
"Istri Saya kan Kamu Ras, masa Saya ajak yang lain!"
"Oh, udah berani?"
"Kamu yang mulai!"
"Oke. Sip lah!"
"Oh ya Om, Anak Kita gak diajak tuh besok? Kan dia calon pewaris Om! Gak sekalian dikenalin sama kolega Om?"
"Anak Kita? Kamu udah siap memang malam pertama sama Saya?"
"Kan, pikirannya? Berasa sama Gadun habis dikasih Black Card minta skidipapap gak tuh!"
"Bahas Kamu aneh-aneh aja Ras!"
"Duh gap age Kita kejauhan deh Om! Gini nih kalau Gen Z ketemu Baby Boomers! Gak nyambung!"
"Saya gak setua itu ya!"
"Iya deh! Dari pada ngambek ntar Black Cardnya diambil lagi!"
"Alex gak pernah mau kalau diajak ke acara begitu! Jadi Kita aja yang pergi berdua."
*
"Mbak bayar pakai ini aja." Laras mengeluarkan Black Cardnya membayar makanan yang Ia dan Nara makan di sebuah tempat makan kekinian di sebuah Mall setelah mencari buku.
"Dikasih sama Om Bima."
"Widih! Istri Sultan lain deh! Berasa Nagita Slavina gak sih Lo!"
"Jiah! Gua malah berasa kayak Ani-Ani!"
"Hus! Ngaco! Lo Istri SAH Laras!"
"Masih siri cuy!"
"Ya resmiin aja lah! Bikin resepsi sekalian! Biar Bella makin kepanasan aja! Tapi kalo Bella beneran jadi sama Alex, Lo bakal jadi Ibu Mertua dia dong!"
"Hahaha, Iya lagi! Gue gak kepikiran. Jadi kepikir pas Lo ngomong. Kira-kira Gue bakal jadi Ibu Mertua gimana ya enaknya buat Si Pelakor!"
"Ya terserah Lo Ras! Asal jangan modelan kayak Ibu Mertua di Sinetron Ikan Terbang aja! Norak!"
"Iyalah! Gue bakal jadi Bu Mer yang elegan tapi bikin horor!"
"Hahaha, bisa aja! Eh tuh Lo gak mau mampir kesitu?"
Laras melirik arah telunjuk Nara kemana, " Gila! Lo nyuruh Gue pake baju kurang bahan begitu!"
"Ya, gapapa lah! Lo kan udah jadi Istri Om Bima! Secara, Lo itu penganten baru! Lagi hot-hotnya dong! Beli lah buat nyenengin Laki Lo!"
"Geli Gue!" Membayangkannya saja Laras bergidik ngeri apalagi memakainya.
"Ya ampun Ras! Gapapa! Lagian, nyenengin Suami pahala! Lu mau Om Bima digondok Ani-Ani gara-gara service kurang puas!"
"Astaga Nara! Gue gak nyangka Lo kenapa paham banget urusan begitu! Curiga Gue!"
"Lo jangan salah sangka dulu keles! Gue lihat ditoktok Ras! Makanya Lo beli deh! Pake depan Om Bima dijamin, beuh!"
"Gak! Sesat Lo! Dah yuk!"
"Sumpah ni anak dikasih tahu! Demi keharmonisan rumah tangga Ras! Si Alex aja baru pacaran bisa selengki! Lo gak takut kalau Om Bima digaet modelan gayung lope!"
"Bawel! Ntar Gue beli online aja! Malu ah milihnya kalo disini!"
"Serah Lo dah!"
*
Di Kantor, Bima bari saja rapat dengan pegawai dikejutkan dengan kesatangan Alex yang kini memasang wajah tak bersahabat.
Bima berjalan melewati sofa yang sedang Alex duduki sambil menatap nyalang kepadanya.
"Tumben Kamu datang ke kantor? Bolos kuliah?"
"Papa beliin Laras mobil keluaran terbaru maksud nya apa Pa?"
"Laras Istri Papa, sah-sah saja Papa belikan dia mobil. Ada masalah?"
"Aku gak kenal sama Papa! Aku minta ganti mobil tapi Papa gak turutin! Tapi Laras baru sehari jadi Istri Papa langsung dapat mobil baru! Wow! Segitu nikmatnya Pa service yang Laras kasih buat Papa!"
BRAK!
"Keluar dari ruangan Papa Alex!" Bima tak bisa lagi menahan amarahnya. Sikap Alex luar biasa menguji kesabarannya.
"Ternyata, Papa sama aja sama Aku! Cuma bedanya, Aku masih muda dan Papa sudah tua!"
"Oh ya Pa, Laras itu cinta banget sama Aku, Aku yakin Laras mau nikah sama Papa karena ingin balas dendam aja sama Aku, jadi Papa juga pasti bakal ditinggalin sama Laras!"
Alex tertawa sebelum Ia keluar ruangan Bima, sedangkan Bima menahan emosinya. Bagaimanapun ini di kantor. Ia tak mau pertengkarannya dengan Alex menjadi konsumsi pegawainya.
"Sepertinya Aku harus segera meresmikan pernikahanku dengan Laras." Bima menelpon seseorang dan membicarakan hal tersebut.
tokoh utamanya karakternya tegas.
kebaikan bima dibalas dngn kehadiran laras yg msh fresh dan suci.
cinta bs dtng dngn sendirinya asalkan ketulusan sllu menyertainya.