{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuh
Setelah ia memakai baju yang kering ia bercermin untuk melihat penampilan nya sekarang, matanya melotot setelah itu ia tersenyum bahagia.
" Aaa kecantikan ku kembali seperti dulu, bahkan lebih cantik sekarang, kulitku mulus tanpa cacat dan putih bak persolen rambutku halus dan lurus panjang, wah bibirku pink alami.tak perlu lagi aku berdandan kalau seperti ini," Gumam Leanor sambil berputar-putar di depan cermin.
" Sahabat laknat itu mungkin tambah iri melihatku secantik ini, tapi aku bukan Putri yang lemah seperti dulu, aku adalah Leanor." Leanor bergumam sendiri sambil bercermin dengan senyumannya yang indah.
" Tapi sayang wajahku masih kurus juga tubuhku juga kurus, aku harus mengisi kembali tubuhku dengan makan makanan yang mengandung nutrisi untuk menggemukkan tubuhku." Leanor kembali bersemangat lalu ia kembali dalam ruang dimensi nya untuk berlatih beladiri yang ia ingat, tubuhnya harus segera lentur kembali.
Beberapa jam kemudian Lea menyelesaikan latihannya, perutnya terasa lapar ia di ruang dimensinya tidak ada apapun untuk dimakan, Lea kembali mandi di dalam ruang dimensinya karena badannya sudah berkeringat kembali.
Setelah mandi leanor kembali kedalam kamarnya, setelah itu ia pergi ke dapur untuk masak sesuatu, ternyata makanan di dapur hanya tersisa sedikit mungkin untuk makan malam nanti pikir leanor jadi ia jadi memasak ia kembali ke kamarnya.
Saat sampai di kamarnya terdengar suara sistem di pikirannya, ia tersenyum sistemnya kembali jadi ia tidak repot lagi mencari makanan.
Ding!
{Selamat siang nona, aku kembali.}
"Ana akhirnya kamu kembali, kamu adalah penyelamat ku!, aku kelaparan dari tadi tolong belikan aku makanan di sistem?" Ucap Leanor dengan gembira.
{ Baiklah nona, aku memberikan kamu makan bakpao isi daging sapi yang empuk lima buah. }
Setelah makanan roti bakpao muncul di atas ranjang yang berada bungkusnya yang berjumlah lima buah, ukuran roti bakpao tersebut sangatlah besar.
"Wau besar sekali kalau sebesar ini cukup dua buah saja aku sudah kenyang." Ucap Leanor langsung makan bakpao putih tersebut yang terasa lembut dan juga enak.
Beberapa menit kemudian Leanor menghabiskan roti bakpao nya tiga buah, perut nya sudah kekenyangan dan padat, ia berjalan-jalan keluar untuk mencerna makanannya sambil mencari adiknya ia akan memberikan sisa roti kepada adiknya itu.
" Bastian, kamu ada di mana?" Panggil leanor saat ia sampai di luar ia tidak melihat adiknya di luar. Tidak lama setelah itu Bastian datang dari arah rumah tetangga.
"Kakak kamu memanggilku apa ada sesuatu." Ucap Bastian sambil terengah-engah karena berlari saat mendengarkan suara kakak nya memanggilnya.
" Aku hanya memberikan ini padamu, makanlah aku sudah memakan nya rasanya enak kamu pasti kelaparan." Ucap Lea sambil memberikan kantong plastik yang berisi dua roti bakpao ke tangan adiknya.
"Apakah ini roti besar sekali baunya juga harum dati mana kamu mendapatkannya, kak!" Ucap Bastian.
"Jangan tanya dari mana aku mendapatkannya, yang penting itu bisa di makan dan tidak beracun, apa kamu percaya padaku, hm." Ucap Leanor kepada adiknya itu.
"Baiklah aku percaya padamu, ini besar sekali satu saja buat ku sudah cukup satu lagi untukmu saja kak." Ucap Bastian mengambil satu buah roti lalu memberikan satu lagi kepada kakak nya.
"Tidak buat mu saja, aku sudah kenyang soalnya aku sudah menghabiskan tiga buah roti, makanlah!" Kata Lea sambil memberikan roti itu kembali kepada adiknya.
" Baiklah, terimakasih kak." Ucap Bastian ia memakan roti tersebut tak lama setelah itu ia menghabiskan kedua roti itu dengan cepat.
"Apa kamu masih lapar?" Leanor bertanya padanya karena melihat Bastian masih menjilati bibirnya.
" Aku sudah kenyang, tadi hanya ada yang menempel di bibirku rotinya enak kak, apa masih ada lagi." Ucap Bastian ia ketagihan dengan rasa bakpao tersebut.
"Ada, asalkan kamu janji sesuatu kamu pasti akan mendapatkan makanan enak setiap hari!." Ucap Lea ia cukup memberitahukan kepada adiknya bahwa ia bisa mendapatkan makanan.
" Ya kak aku janji." Ucap Bastian cepat, siapa yang tidak mau di berikan makanan enak setiap hari.
" Setelah janji kamu tidak boleh ingkari, karena ini adalah rahasia kita berdua, jika kamu ingkar dan mengatakannya kepada orang termasuk kedua orang tua kita, kakak akan menghilang di dunia ini, apa kamu setuju!" Ucap Lea kepada Bastian.
" Aku akan merahasiakannya kak, aku tidak mau kehilanganmu kak, aku janji dan bersumpah kak." Ucap Bastian sungguh-sungguh, Leanor tersenyum sambil mengusap-usap kepala adiknya dengan lembut.
"Bagus aku pegang janjimu, ini baru adikku yang pintar, jika kamu sesuatu minta saja padaku." Ucap Leanor sambil tersenyum, Bastian melihat kakaknya yang tersenyum ia terkejut dari tadi ia tidak sadar ternyata kakaknya sangatlah cantik.
" Kak kamu cantik sekali aku baru sadar" ucap Bastian, Leanor hanya tersenyum sambil mengusap rambut kepala Bastian.
"Tentu saja aku cantik,mengapa kamu baru sadar." Ucap Leanor
" Beneran kak, kamu tidak pucat lagi apa kamu sudah sembuh." Ucap Bastian karena melihat wajah kakaknya sangat cerah dan cantik.
" Iya, aku sudah sembuh besok aku mulai sekolah lagi, kita sama-sama saja ke sekolah besok" ucap Leanor lagi.
" Kamu sudah mulai sekolah, aku takut kamu akan di sakiti lagi oleh kak Vita" ucap Bastian cemas.
"Kamu tau sesuatu, Tian!" Ucap Leanor terkejut karena dari ingatannya dia tidak pernah mengatakannya kepada siapapun kenapa ia bisa jatuh ke dalam sungai.
"Iya kak, aku mengikuti mu saat kamu menemuinya seminggu sesudah kamu tenggelam, mengapa dia jahat sekali kak!" Ucap Bastian matanya memerah, Lea menenangkannya adiknya itu sambil mengelus kepalanya.
",kamu laki-laki tidak boleh menangis kamu harus kuat supaya bisa membantuku saat kamu besar nanti." Ucap Lea sambil tersenyum " mulai sekarang dia tidak bisa lagi menindasku, karena aku sudah kuat, kamu percaya padaku kan." Ucap Lea kepada adiknya itu.
"Iya kak aku percaya." Jawab Bastian " mainlah aku tidak apa-apa bila di rumah sendirian tapi kamu harus pulang sebelum ayah dan ibu kembali.
Setelah itu hanya Leanor sendiri yang berada di rumah, kembali terasa sepi. Leanor mengelilingi rumah tersebut untuk melihat keadaan rumahnya, dan ia juga melihat seluruh isi rumah tersebut, memang patut di ganti dengan rumah baru, bisa saja ia mengeluarkan uang dari sistem, tapi dia belum tahu memberikan alasan yang pas kepada orang tuanya.
Tidak lama setelah itu sore pun tiba, Leanor bersiap-siap untuk memasak didapur sebelum kedua orang tuanya pulang, ia mengeluarkan seluruh bumbu masak dan sayuran yang sama dengan yang ada di dapur keluarga.
cerita nya tidak bertele2 , FL nya jga gak menye2 pokoknya recommended dah.
untuk author nya semangat terus dalam berkarya.
dan kalau bisa terus crazy up ya author.