NovelToon NovelToon
Aku Dan Dunia Luminaria

Aku Dan Dunia Luminaria

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Misteri / Anime / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Taiga あいさか x hmd

Seorang pria yang tak sengaja di dunia lain, kereta api, lalu pria itu harus berfikir keras dan menghadapi masalah yang berada di dunia di tempati sekarang.

Sambil ditemani oleh rekan rekannya menjelajahi dunia Baru, pria itu mendapatkan banyak teror yang mengerikan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taiga あいさか x hmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dejavu

Seperti biasa, aku bangun di pagi hari yang sangat indah. Sendiri di rumah yang megah dan mewah membuatku merasa menjadi raja.

Aku sangat senang karena berhasil menembak hati Kalla.

Aku bersiap-siap mengenakan pakaian yang sangat berwibawa untuk dipuji oleh Kalla.

Setelah selesai bersiap, aku menuju kota yang kemarin kulalui.

"Hoiii!" Suara wanita dari kejauhan mendekatiku.

"Eh, Verla, ketemu lagi kita."

"Apakah kita pernah bertemu?"

"Apakah kau melupakan kejadian kemarin?"

"Kemarin?" tanya Verla.

"Hoi, dari mana kau tau namaku?"

"Ha, jelas-jelas kemarin kita ketemuan, dan juga sudah berkenalan."

"Perasaan kemarin aku masih sibuk sekolah dan menggelar acara di sana."

"Lah, kok?"

"Ah, pria aneh kau ini."

"Eh, ngomong-ngomong, apakah kau bangsawan?"

"Kok dialognya mengulang?" (kata hatiku).

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oii, apakah kau bangsawan? Kok kau diam saja?"

"Ah, maaf, aku sedikit lelah tadi, makanya diam sebentar."

"Lelah di hari yang cerah ini? Sungguh sangat aneh."

"Ah, aku tahu itu."

"Hei, apakah kau ingin latihan pedang denganku?"

"Ah, boleh-boleh."

Verla mengajakku ke lapangan latihan, tempat latihan di universitasnya.

Kaget, "Lah, kok dia mengajakku ke tempat ini lagi?"

"Ahh, perkenalkan, ini temp—"

"Ini universitasmu kan? Universitas yang mendidik ksatria hebat dan para prajurit."

"Nampaknya kamu sudah tau ya."

"Hei— ah!"

"Ayo, lawan aku!"

Aku melawannya. Teknik serangan yang dia pakai persis seperti kemarin. Aku berusaha menghindari serangannya, tapi hanya beberapa yang terhindar. Masih lebih baik daripada kemarin.

"Ohhoo, kau sepertinya tau gerakanku ya."

"Hei, apakah kau punya mata batin?" tanya Verla.

"Tidak, tidak."

"Apakah kau tinggal di villa bintang 5? Villa yang mewah itu, dari luar tampak besar, tapi kalau di dalamnya seperti kos-kosan."

"Huhh? Mengapa kau bisa tau identitasku? Kau penguntit ya?"

"Ahh, tidak, aku bukan penguntit."

"Lantas dari mana kau tau itu?"

"Aku tau dari— ah, iya, dari murid di universitas ini."

"Oh, pantas saja."

"Ah, sudah, aku pulang dulu ya."

"Pasti ingin makan, habis itu tidur," kataku.

"Benar-benar di luar dugaan. Apakah kau peramal?" tanya Verla.

"Ah, aku asal nebak."

"Ya ya, sampai jumpa. Aku ingin pergi juga."

Setelah mengobrol dengan Verla, aku pun pergi ke taman, tempat pujaan hatiku melamun di sana.

"Ah, ternyata dia masih tetap di sini."

"Hallo, Kalla."

"Hemmm?" Dia menengok.

"Siapa kau?"

"A- a— apaaa??!!"

"Aku serius, kau itu siapa?"

Dalam hati, "Ah, lebih baik aku berbohong saja."

"Aku temanmu dulu."

"Siapa?" tanya Kalla.

"Zafkiel. Aku Zafkiel."

"Apakah kau ingat?"

"Zafikil?" tanya Kalla.

"Zafi kile?"

"Ah, iya."

"Aku tak pernah mendengar nama itu sebelumnya."

"Ah, mungkin kamu lupa. Aku ini temanmu dari SMP."

"Kamu ini keluarga bangsawan kan?"

"Oh, kalau kamu tau silsilah keluargaku, berarti memang benar kau temanku."

"Tapi aku tak pernah mendengar nama itu."

"Itu mungkin saja karena kamu lupa."

"Oh, iya, maaf ya."

"Kalla, apakah kau bertengkar dengan keluargamu?"

"Hmm, kau benar."

Dia menunjukkan foto masa kecilnya dan melakukan pembicaraan seperti kemarin, sangat persis dan terulang-ulang.

Setelah mengobrol, aku mengajaknya keluar kota untuk pergi ke desa di seberang, sama seperti perjalananku kemarin bersamanya. Patung dan suasana desa ini masih sama persis.

Saat aku ingin mencari makanan di desa—

"Oii, anak muda, apakah kau ingin mencoba ini?"

"Heii, paman penjual makanan!"

"Kau masih mengingatku kan?"

"Hah? Kau siapa?"

"Aku kemarin membeli makananmu, dan kau menjelaskan makanan ini dari daging domba negeri ini. Rasanya sangat khas di wilayah ini."

"Itu benar, tapi maaf saja, aku benar-benar belum bertemu denganmu."

"Apa-apaan ini?"

"Tuan Zafi, kau masalah apa?" tanya Kalla.

"Ah, tidak, Kalla. Ayo, kita makan berdua dulu di sini."

Setelah selesai makan, Kalla mengajakku ke pelabuhan seperti kemarin.

Di pelabuhan, kami menaiki perahu bebek—ya, sama persis dengan perjalananku bersama Kalla kemarin.

Di perahu, kami saling bercerita dan berbagi momen yang sangat indah.

Setelah selesai, kami pergi ke pasar malam tengah kota.

Aku membeli barang-barang yang sangat disukainya.

"Kalla."

"Apakah kamu menginginkan ini?" tanyaku.

"Bagaimana kamu bisa tau?"

"Itukan kalung yang paling kuinginkan dari kemarin."

"Aku hanya asal menebak."

"Ngomong-ngomong—"

"Apakah kau mau menjadi pacarku?"

"Pa-pacar?"

"Aku sudah lama suka denganmu."

"Tapi—"

"Ah, aku sudah tau. Kalimat itu adalah pembohongan. Kamu pernah mengalaminya kan? Dan kamu pernah ditinggalkan 3x oleh pasanganmu," kataku.

"Iya."

"Tapi aku tak seperti itu, Kalla. Percayalah."

"Aku sangat mencintaimu, dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam, sedalam inti bumi."

"Ahhh, baiklah." Kalla malu.

"Ahh, terima kasih banyak!" Aku memeluk Kalla dengan ceria.

Setelah berhasil menembak hati Kalla, aku menemaninya pulang dengan selamat.

Setelah menemaninya, aku pulang dan tidur seperti biasa.

**Hari Berikutnya**

Aku keluar rumah Selfia untuk bertemu dengan Kalla lagi.

Di perjalanan, aku bertemu Verla yang mengajakku bertarung pedang.

Dia mengajakku ke universitasnya, tempat berlatih, untuk sekian kalinya lagi. Topik yang dia lontarkan sama persis dengan yang kemarin.

Aku pucat, "Hei, Verla, apakah kamu tidak ingat aku pernah bertarung melawanmu?"

"Kita saja baru bertemu kan? Mana mungkin bisa bertemu."

"Ah, sudah lah. Sudah jam segini juga. Aku juga ingin pulang."

"Oh iya, teknikmu sangat keren loh, bisa membaca gerakanku."

"Ya sudah, sampai jumpa, Zafkiel."

Aku dalam kebingungan, "Ini sebenarnya kenapa?"

"Aku ke taman untuk menemui Kalla."

Di saat aku menemui Kalla dan mencoba memanggilnya "sayang," dia tidak mengenaliku.

Dan lagi-lagi, aku mengajaknya curhat dan mengajaknya pergi ke desa.

Suasana di desa masih sama seperti kemarin. Hatiku sangat gelisah melihat momen ini untuk ketiga kalinya.

Setelah melewati hal-hal yang menyenangkan, aku menembak Kalla sekali lagi, lalu mengajaknya pulang.

**Sampai di Rumah**

"Sial! Sebenarnya ada apa sih?"

"Mengapa mereka selalu melupakanku?"

"Ah, sudahlah. Aku tidur aja," dengan nada kesal.

1
Sia A
kayaknya beberapa kata2 yang di sensor ya , thor
Sia A: oalah.. tapi ada dibagian percakapan itu juga
Aisaka: kertasnya robek
total 2 replies
Aisaka
napa jadi miring semua gini dh🗿
Sia A
Lanjut, Thor /Angry/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
kenapa harus di bilang burung /Cry//Cry//Cry/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
apa Zafkieludah terkena sihir? /Shy//Shy//Shy/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
perasaanku aja atau episode ini lebih sedikit daripada yg sebelumnya
Aisaka: ada yg dibawah 1k kata/Smile/
total 1 replies
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
kutukannya meresahkan, itu pasti susah di basmi /Sweat/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
mulai di curigai tu, takutnya di jadikan persembahan /Hey/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
dipikir ngerti rupanya di pelajari lagi /Facepalm/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
pandai banget ngeles nya /CoolGuy/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
ini mirip sihir kegelapan kayaknya /Slight/
Sia A
Hai, aku mampir, Thor. Semangat update nya ya/Smile//Angry/
Sia A: yuhuuuu
Aisaka: widih🥰
total 2 replies
UMP 45 (leva)
boleh polow polowan kali😺
Marshanda maulia Putri
mampir kak, semangat nulis
Frozen Heart
kasian terabaikan
Verhexte
gimana kalau jadi gini : Tiba-tiba, segalanya berubah. Dalam sekejap mata, aku sudah berada di tempat yang sama sekali asing—seolah terlempar jauh ke masa lalu. Suasana di sekitarku terasa seperti berasal dari abad ke-7 Masehi, bangunan dari batu besar, aroma kayu terbakar, dan orang-orang berpakaian seperti dalam kisah sejarah kuno. jadi diceritain pas udah sampai di perkotaan.
Verhexte
maaf 7 nya mending pake kata-kaya hehe jadi tujuh. enak dibaca aja
Verhexte
di luar negeri gak sebebas itu nyatanya /Sob/
Sia A
Hai, Thor. aku mampir lagi nih. /Angry/
Sia A: Semangat up nya Thor/Sneer/
Aisaka: /Smirk/
total 2 replies
Frozen Heart
jadi sihir tingkat kayak level di game, ada tingkat 1-∞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!