NovelToon NovelToon
Kacang Ijo

Kacang Ijo

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:340.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Dipertemukan lewat salah paham. Dinikahkan karena perintah. Bertahan karena luka. Jatuh cinta tanpa rencana.

Moza Reffilia Abraham tak pernah membayangkan hidupnya akan terikat pada seorang prajurit dingin bernama Abrizam Putra Bimantara—lelaki yang bahkan membenci pernikahan itu sejak awal. Bagi Abri, Moza adalah simbol keterpaksaan dan kehancuran hidupnya. Bagi Moza, Abri adalah badai yang terus melukai, tapi juga tempat yang entah kenapa ingin ia pulangi.

Dari rumah dinas yang dingin, meja makan yang sunyi, hingga pelukan yang tak disengaja, kisah mereka tumbuh perlahan. Dipenuhi gengsi, trauma masa lalu, luka yang belum sembuh, dan perasaan yang enggan diakui.

Ini bukan kisah cinta biasa. Ini tentang dua orang asing yang belajar saling memahami, bertahan, dan menyembuhkan tanpa tahu apakah pada akhirnya mereka akan benar-benar saling memiliki… atau saling melepaskan.

Lanjut baca langsung disini ya👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu naksir saya?

Kepala Abri baru saja akan menggeleng ketika tiba-tiba Moza berkata cepat,

"Itu pacar saya, Pak."

Mata Abri otomatis membelalak. Gadis ini benar-benar sinting, pikirnya. Sebulan lalu dia datang dengan gaya meyakinkan, mengaku Abri sebagai pria yang dijodohkan dengan temannya. Sekarang? Langsung naik level, jadi pacar!

Rumah sakit jiwa mana rumah sakit jiwa? Ini pasiennya tolong dong di kurungi. Meresahkan sekali.

Mungkin pria lain akan tersanjung jika seorang gadis secantik Moza mengaku sebagai pacarnya. Tapi... sayangnya ini Abri. Pria yang paling kapok urusan perempuan.

"Eh... Gak—" Abri hendak membantah, tapi—

"Yang, tolongin aku dong," Lagi Moza memotong ucapan Abri yang sudah akan membongkar kebohongan Moza. Gadis itu melirik dua pria yang mengejarnya tadi dengan was-was, berdoa dalam hati sekencang-kencangnya agar dua pria mencurigakan itu tak lagi mengganggunya.

Abri mengerjap. Otaknya ngelag sejenak. Baru saja dibikin bingung, sekarang si perempuan ini malah memanggilnya “Yang”.

"Haduh masnya gimana sih? Pacarnya cantik begini kok malah di biarin naik sepeda sendiri. Mana mulus banget lagi. Kan sayang tu jadi lecet begitu." Belum sempat Abri berkata apa apa salah satu pria disana sudah menghakimi Abri.

"Bener itu bang. Haduh, cantik... Punya pacar kok gak bisa jagain begini sih? Mending sini neng sama Abang aja, jangan kan luka, lecet pun gak akan Abang biarin."

Wajah Abri langsung berubah. Dari manis jadi mengancam.

Abri langsung berkacak pinggang dan membalik tubuhnya menghampiri pria yang baru saja berbicara. Dagu terangkat, wajahnya dingin, matanya tajam, seolah ingin menantang pria songong di hadapannya ini.

Meremehkan sekali cacing pita satu ini. Abri paling tidak suka kalau ada yang meremehkannya. Belum tau saja dia bahwa harga dirinya pun Abri yang jaga setengah mati.

Si pria sok tahu yang barusan bicara mendongak... lalu pucat. Tingginya hanya sebahu Abri. Atau lebih tepatnya sebatas ketiak pria bertubuh seperti gapura kabupaten itu.

Kalau seperti ini, kok ya di tendang di sentil Abri juga tu laki langsung mental.

"Hehehe... Maaf bang! Peace, damai, damai." Pria itu ciut seketika setelah melihat ukuran Abri yang bisa di bilang jauh... Sekali darinya. Jangankan tinggi, postur dan tampang saja dia sudah kalah telak.

"Pergi. Biar saya yang urus," ujar Abri dingin.

Dalam sekejap, kerumunan bubar. Termasuk dua pria mencurigakan yang tadi membuntuti Moza. Moza menghela napas panjang, lega, sangat lega.

Lalu Moza mendongak menatap Abri yang ternyata sudah menatapnya, tatapan keduanya beradu. Tidak lama, hanya beberapa detik saja karena Abri lebih dulu memutuskan tatapan mereka, takut jatuh kedalam pesona Moza yang ternyata tak main-main.

Abri menarik napas, mendekat, lalu berjongkok di hadapan Moza. Aura tenang tapi tajamnya membuat Moza meneguk ludah.

"Kemarin kamu ngaku-ngaku nolak perjodohan atas nama temen," ucap Abri pelan tapi tegas.

"Sekarang ngaku-ngaku pacar saya. Terus... tadi kamu manggil saya apa? Yang?" Dia menyipit.

"Kamu naksir saya?"

Oho! Gantian mata Moza yang mau keluar, tapi itu kemungkinan yang memang benar adanya sih. Sejak awal bertemu, Moza sudah jatuh hati pada pria satu ini. Tapi memang cara Meraka bertemu saja di luar prediksi BMKG membuat Moza jadi seperti gadis birahi. Alhasil Moza tak berani menjawab ia hanya bersuara bagai semut kejepit pintu sangat kecil "...Maaf."

Syukur telinga Abri sudah terlatih dengar kode radio, ledakan, bahkan bisikan semut pun bisa dia tangkap. Ia tersenyum kecil.

Mengganti topik, Abri menatap sepeda Moza.

"Sepedamu waktu beli memang gak dikasih rem, atau kamu gak tau gimana cara menggunakan rem?" sindirnya tak habis pikir ketika mengingat bagaimana cara gadis ini mengendarai sepedanya dengan ugal-ugalan.

Masih naik sepeda loh itu, tapi Moza sudah seugal-ugalan itu, bagaimana jika naik mobil atau motor. Apa hampir sama dengan adiknya—Argan yang menganggap jalanan itu lurus, tak ada belokannya?

Moza cemberut "Saya panik, Mas. Dikejar orang, makannya naik sepedanya seugal-ugalan itu," Jelas Moza, dia juga kalau gak di kejer orang tidak akan sampai segitunya.

Abri mengangkat sebelah alisnya "Di kejar? Kamu maling?" Tuduh Abri.

Mata Moza kembali mendelik "Weh! Enak aja! Mana ada maling secantik saya!" sergah Moza tak terima. Enak aja sencatik ini di Katai maling.

Abri memindai tubuh Moza yang masih lesehan di atas trotoar sambil meniup luka yang ada di lutut dan tangannya secara bergantian. Dengan seksama ia meneliti gadis itu. Rupanya tak pernah Abri lihat dari wajah gadis mana pun. Kecantikannya seperti kecantikan yang berasal dari dunia lain. Nggak manusiawi soalnya.

"Cantik," batinnya mengakui.

Wajahnya perpaduan boneka Barbie dan karakter anime. Kulitnya seputih susu, matanya bulat. Bahkan saat lecet dan kusut, tetap saja memesona. Tapi yang bikin Abri buru-buru mengalihkan pandangan adalah... posisi duduk Moza yang membuat bagian pahanya terlalu terekspos.

Seketika otak Abri mulai mengada-ada dan jakunnya naik turun menelan Saliva, Otot rahangnya menegang. Mau di gimanakan pun Abri ini pria Normal nan perkasa melihat gadis cantik bak bidadari berpakaian seperti ini pasti membuat sisi lelaki Abri bangkit.

Segera Abri menepis pikiran pikiran sialan yang ada di otaknya. Fokus, Abri. Fokus. Kau tentara, bukan remaja puber!

Ia berdiri cepat-cepat. "Siapa tau, kan. Kamuflasemu sama seperti bunglon."sindirnya ketus, menatap lurus ke jalan.

"Heh! Mulutnya, Mas!" Moza geram, lalu mencoba berdiri. Tapi begitu lututnya digerakkan—

"Awssh!! PAPI!!!" pekiknya nyaring. Air matanya langsung tumpah. Tak ketinggalan memanggil super Hero andalannya.

Moza menangis sejadi-jadinya karena merasakan kakinya yang sakit luar biasa.

Abri meringis tak tega mendengar rintihan dan tangisan gadis itu. Abri menghela nafas, lalu kembali jongkok.

Ia menarik kaki Moza pelan, lalu membuka sepatunya dengan hati-hati.

"Eh! Mas ngapain?"

"Mau ngitung jari kaki kamu. Ya ngurusin lah!" balas Abri.

Tangannya menyentuh pergelangan kaki Moza.

"Ini yang sakit?"

"Eh, itu di- awh! Awh! Sakit mas itu aduh, PAPI...!!" Rintihnya ketika Abri memegang tepat di pergelangan kaki kirinya yang sakit, ia kembali menangis

"Sudah, cup cup diam. Kaki kamu ini terkilir. Saya pijat pelan-pelan, ya?" ujar Abri menenangkan Moza seperti anak TK bahkan suaranya juga di buat selembut mungkin.

Moza terdiam.

Bukan karena pijatan Abri, tapi karena... pria ini. Wajahnya. Jarak mereka terlalu dekat.

Dan Subhanallah... di jarak sedekat ini pun tak memperlihatkan cela buruk di wajah pria ini. Wajah Abri tetap menakjubkan. Hidungnya mancung, rahangnya tegas, lesung pipinya terlihat walau ia diam sekalipun menambah daya tarik tersendiri pada pria itu. Otot-otot yang begitu menonjol di setiap lengannya dan Moza dapat meyakini di balik kaos tanpa lengan yang pria itu kenakan tersembunyi surga dunia yang paling di kagumi para wanita. Warna kulitnya maskulin, sedikit kecokelatan. Semua perempuan pasti jatuh kalau lihat ini.

"Gawat," batin Moza.

"Aku bisa-bisa naksir beneran."

1
💗 AR Althafunisa 💗
masyaAllah si bocil gemesin jadelnya 🥰🥰🥰
💗 AR Althafunisa 💗
oh... Bagusnya namanya 😍😍😍
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Beta itu antara Ambon atau Kupang NTT. Kalo pake Trada itu Ternate Deng Papua, Sayangeeeee... Kalo Ambon pake Seng. Kupang pake Sonde. JD ini tra jelas bahasa su ta campur ancor.
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Haduuuuh... Bahasa su campur2 nie. Mau Ambon ka Papua...??? Trada nie Papua deng Ternate. Ale nie Ambon. Timor pica nyooooong...
syora
gmna nggak elit gen dan ras tertinggi pasukan elit🤣🤣
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Dooiih... Lagu Bale Pulang dong main KK niiiiieeeee. Bet laju putar jua. 🤣🤣🤣
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸: Siap KK. Org Timur merapat doloooeeee...
Chika cha: ada orang timur masuk🤣
total 2 replies
Taro
👍👍👍👍👍
Taro
lanjutkan jalur langit thor
Widayati
keren, akhir yang bahagia, makasih banyak2 untuk ceritanya, d tunggu arga dulu atau indomilk 😁
Chika cha: Indomilk kak
total 1 replies
Tysa Nuarista
uluh uluuuhhh sayang kak Chika banyak banyak deh hihihihi iii....



duh rayden gemes banget aku.... gimana jadinya kala Rayden bersatu sama Sean pasti GK bisa diem ngakak trus smpai guling" pasti ...
iniRila
klo yg ini end,cerita yg lain harus up lagi thor
'Nchie
🤣🤣🤣🤣ih lucu banget Ray...nunggu gede nya Ray seru nih😂makasih banyak bonusnya ..thor ..sehat2 selalu 😊
Bun cie
trims boncap nya kak..
duh junior nya bang abri dan moza luar biasa bikin bahagia😍
Shanty
ditunggu kisah rayden nya ya kakak cantik 😁
Novie Achadini
lanjut abri samoe jendral besar dong thor
dewi_nie
makasih Thor bonchap level 1nya..
lanjut cerita saudara abri ya Thor..cayo semangat2,,,💪💪💪🔥
Chusnul Chotimah
makasih Thor bonchap nya,,ku tunggu lanjutan dari bang Argan atau Aidan pun boleh thorr..semua karyamu keren thorrr👍👍👍👍
Peni Sayekti
bisa aja komandan Lay. gak kebayang cempaknya papa abri jadi parasut Tiger /Grin/
syora
siap thorrrrrr
syora
semangattttt untuk karya karyanya thorrr😍😍😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!