Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.
Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.
~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa
~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.
Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Frans mahendra
Hari berlalu seperti biasa bagi Denisa. Resto yang ramai sedikit membantunya untuk melupakan sejenak luka hatinya. Gadis itu bahkan tertawa lepas kala waktu istirahat dia habiskan bersama dengan dua rekannya dengan saling bercanda.
Rivan, supervisor di tempatnya bekerja sampai menggelengkan kepala melihat bagaimana gadis itu tersenyum. Rasa kagum dan tertarik tentu saja terlihat jelas dari kedua sorot matanya. Namun lagi dan lagi kenyataan menamparnya, kali ini dirinya bahkan tak bisa berbuat apapun selain melihat dari jauh gadis yang mengusik hatinya sejak pertama kali gadis itu masuk menjadi karyawan baru disana.
Rivan yang tak ingin menutupi rasa tertariknya dengan jelas tanpa ragu menyatakannya pada Denisa pada siang itu. Keadaan sepi dan hanya ada beberapa tamu membuat Rivan leluasa meminta waktu untuk sekedar berbicara dengan Denisa.
Dengan penuh sopan, Denisa yang awalnya mengira dirinya dipanggil karena urusan pekerjaan sedikit mengernyitkan dahi ketika Rivan malah mendekat dan memilih duduk didekatnya. Sontak saja Denisa segera bergeser untuk menciptakan jarak diantara mereka berdua.
Belum hilang rasa terkejutnya, supervisor muda idaman para pegawai wanita disana itu malah meraih jemarinya untuk digenggam. Kontan Denisa menarik tangannya dengan kasar dan segera berdiri menghindar. Rivan yang merasa kepalang tanggung segera mengatakan rasa tertariknya pada Denisa kaka itu.
"Maaf Pak, saya menghormati bapak sebagai pimpinan saya disini. Saya mohon dengan sangat jangan pernah mencampurkan urusan perasaan dengan pekerjaan karena semua akan tak lagi nyaman jika keduanya dicampur aduk. Saya berada disini hanya ingin bekerja meski sebenarnya tanpa bekerja pun saya tak kekurangan karena suami saya bisa mencukupi semua apa yang saya butuhkan. Tapi, saya disini untuk mengurangi rasa bosan seharian menunggunya pulang tanpa adanya kegiatan. Saya mohon maaf karena tak bisa dan tak akan pernah bisa membalas perasaan bapak pada saya. Karena saya wanita yang sudah bersuami, saya harap bapak bisa mengerti dan terimakasih."
Denisa berbicara dengan menunjukkan cincin nikah yang melingkar indah dijari manisnya. Setelah mengungkapkan semuanya Denisa menunduk dan memilih keluar dari ruangan Rivan.
Sementara Rivan hanya bisa termangu dalam diamnya. Dia tak pernah berpikir bahwa Denisa telah menikah, bahkan cincin yang melingkari jemari gadis itu luput dari pengamatannya. Diusapnya wajahnya dengan kasar, salahnya sendiri mengungkapkan perasaan tanpa menyelidiki dulu dengan jelas gadis incarannya.
Rivan tersenyum kecut mengingat kejadian siang itu. Meski tak ada yang berubah diantara keduanya, namun rasa canggung terkadang hinggap dikepalanya. Tak jarang dia memilih menghindar kala melihat Denisa berada di tempat yang sebenarnya ingin dia tuju.
*
*
*
Di lain tempat, Raka terlihat keluar dari mobilnya. Langkahnya pasti memasuki sebuah kantor yang berada di luar kota. Perlu waktu 3 jam perjalanan hingga dirinya sampai disini. Namun semua itu dianggapnya sepadan dengan apa yang dia harapkan nantinya.
Tujuannya kali ini sangat jelas dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Tak seperti dugaan Denisa pagi tadi yang mengira bahwa sang suami akan menghabiskan harinya bersama sang kekasih. Pada kenyataannya disinilah lelaki tampan tersebut berada.
"Silakan masuk tuan, anda sudah ditunggu di dalam."
Salah seorang security mempersilakan Raka masuk. Beberapa kali mendatangi tempat ini membuat wajahnya semakin dikenali oleh para penjaga disana.
Kantor tersebut tak begitu besar dan lebih bisa disebut dengan rumah singgah ketimbang kantor. Namun orang-orang didalamnya sangat kompeten dalam melakukan tugasnya dan itu terbukti sangat akurat. Tak hanya langsung turun ke lapangan namun mereka juga menggunakan jalur lain yang bahkan melibatkan beberapa hacker untuk mempermudah kinerja mereka jika memang hal itu sangat diperlukan.
Raka mengetuk salah satu pintu yang berada di sudut rumah tersebut. Setelah beberapa saat barulah benda segi empat dengan cat berwarna coklat itu terbuka menampilkan senyum seseorang menyambutnya dengan hangat.
"Tumben datang sendiri, biasanya hanya menunggu kabar saja. Ada hal penting lainnya?"
Frans adalah teman kuliah Raka selama di LA, Frans yang satu tingkat di atasnya membuat pemuda tersebut lebih cepat menyelesaikan studinya dan bergabung dengan sang kakak mengembangkan bisnis mereka.
Berawal dari sekedar curhatan pada Frans yang kala itu tak sengaja bertemu di sebuah tempat setelah dirinya menyelesaikan meeting dengan kliennya. Raka yang menceritakan masalah keluarganya pun sedikit terbuka. Frans yang merasa kasihan mengulurkan tangannya untuk membantu, pemuda dengan kacamata di wajahnya tersebut bahkan dengan mudah mencari tahu asal usul Laras dan bagaimana hubungan ibu gadis yang dicintainya itu dengan sang ayah hingga lelaki yang dihormatinya itu tega menghianati mamanya.
Fakta mengejutkan pun Raka dapatkan, tak seperti yang diungkapkan Laras dan ibunya. Semua berbanding terbalik meski apa yang diungkapkan sang ayah adalah benar adanya. Lelaki itu tak lagi bisa berkutik ketika rasa tanggungjawab lah yang dituntutkan padanya kala itu. Bahkan ibu Laras mengaku sedang mengandung anak ayah Raka yang membuat lelaki tersebut tak bisa menolak.
Bahkan Frans juga membongkar beberapa bukti baru tentang hubungan Laras dengan beberapa pria di belakang Raka. Meski tak percaya namun Raka mencoba untuk menerima semuanya. Tak cukup di Frans, karena nyatanya Raka menyewa seorang detektif untuk memantau Laras dan hasilnya benar-benar membuat Raka frustasi. Apa yang Frans beberkan dan apa yang sang mama juga kedua adiknya pernah katakan memiliki kesamaan dengan apa yang di laporkan oleh detektif yang disewanya. Menguatkan dugaan bahwa apa yang mereka katakan adalah hal yang sebenarnya bukan seperti yang Laras ucapkan.
Sejak saat itulah Raka meminta Frans untuk membantunya terutama mengenai Laras. Sedangkan dirinya sendiri mencoba untuk berdamai dengan keadaan seperti yang sahabatnya itu sampaikan.
Sedikit susah namun juga tak begitu sulit karena pada kenyataannya dia mempunyai seorang istri yang penurut. Denisa tak banyak menuntut bahkan tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri meski tak pernah dia anggap sejak mereka menikah. Namun perubahan besar sangat dia rasakan, ketenangan dalam hati. Rasa yang entah kapan itu dirasakannya karena rasanya sudah terlalu lama dirinya merasa tak tenang dengan hidupnya.
Raka tersenyum tipis, dia meletakkan sebuah map coklat diatas meja yang langsung diterima oleh Frans. Pemuda itu sedikit tersenyum dengan apa yang dilihatnya disana.
"Ada seseorang yang mengirimkan itu padaku. Ini adalah paket ke 5 semenjak sebulan yang lalu. Aku mengumpulkan semuanya. Aku hanya heran dan sedikit penasaran dengan siapa dan tujuannya apa melakukan hal ini padaku. Aku rasa semua ini bukan perbuatan keluargaku."
"Tapi semua ini sedikit sama dengan apa yang diperoleh orang-orang ku. Aku rasa dia berniat membantumu untuk segera sadar." Frans tersenyum ke arah Raka yang segera melayangkan bantal sofa ke arahnya.
"Kau pikir aku kurang waras?" cetusnya kesal.
"Menurutmu? kalau aku sih ditanya demikian pasti akan langsung menjawabnya dengan lantang dan jelas... Iya!! karena memang terbukti semuanya jika kewarasanmu tak lagi berfungsi normal." Frans kembali betulah membuat Raka menghembuskan nafasnya kasar.
Meski apa yang dikatakan oleh Frans tak salah namun dirinya merasa tak nyaman sendiri dengan hal itu.
*
*
*
"Jika aku sendiri merasa tak enak dikatakan demikian, lalu bagaimana dengan Denisa yang jelas jelas sudah ku sakiti hati nya bahkan dengan sengaja."
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
gass yok
ibu telat 🤭🤭
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit