Kisah ini lanjutan dari kisah ku yang berjudul TRANSMIGRASI WANITA LICIK KE TUBUH MENANTU TAK DIINGINKAN versi kisah cinta Leon.
Dimana ada seorang gadis cantik sangat menyukai pria yang penuh tantangan. Dan akhirnya ia bertemu dengan Leon. Membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Penasaran?!
Ayo langsung mampir saja dan baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCTL~08
...🔥🔥🔥...
"Sudah sayang, jangan menangis lagi," bujuk Nyonya Silvia penuh perhatian.
...Leticia mengangguk pelan mengusap air matanya dengan cepat, kemudian menatap Nyonya Silvia....
"Jadi Nyonya menyetujui kalau aku akan mengejar putra sulung Nyonya?" tanya Leticia pelan malu-malu kucing.
"Oh... tentu saja sayang. Namanya Leon, kamu panggil saja dia Leon." Nyonya Silvia tertawa bahagia akhirnya putra sulungnya itu laku, dan gadis yang menginginkannya pun tak kalah cantik.
"Jadi namanya Leon? Nama yang bagus, aku suka," batin Leticia bahagia tak karuan, sampai-sampai kedu pipinya pun ikut merona.
"Ehem," dehem Tuan Antonio menyela."Sayang, tapi kamu tau kan, bagaimana Leon?" ucap Tuan Antonio ragu, ia takut nanti gadis sepolos Leticia di sakiti oleh Leon yang sangat kasar dan arogan.
"Apa kau mau dia jomblo sampai mati?" tekan Nyonya Silvia sambil melotot ke arah Tuan Antonio.
"I-iya... tentu tidak."
*
*
*
...Di sisi lain, tepatnya di markas. Terlihat seorang pria memakai setelan jas berwarna abu dalam keadaan tubuh teringat di sebuah tian besi dan kepalanya terbungkus dengan sebuah kain yang sudah dipenuhi oleh bercak darah akibat di hajar oleh asisten sekaligus orang kepercayaan Leon....
...Di hadapan pria malang itu, terdapat Leon tengah duduk santai di single sofa sambil menikmati pria itu di hajar habis-habisan oleh asistennya itu sambil menghisap rokok....
(Visual Leon)
"Tolong... tolong habisi saja aku... uhuk, uhuk, a-aku sudah tidak kuat lagi," pinta Pria itu pasrah, ia sudah tak sanggup lagi menerima siksaan yang bagaikan neraka itu.
"Kau tau dimana letak kesalahanmu?" tanya Leon dingin.
Pria itu pun mengangguk lemah."Iya... Tuan."
"Dan..." Leon bangkit dari duduknya, kemudian berjalan mendekati pria itu, berdiri tegap di hadapannya sambil menatapnya dengan tatapan membunuh."Kau masih berani mengunakan sekolah itu untuk keperluan pribadimu. Apa aku ini terlihat seperti lelucon di matamu?"
"Bukan begitu Tuan, aku terpaksa Tuan. Waktu itu istriku sakit dan aku memiliki banyak hutang dimana-mana, jadi aku terpaksa melakukan hal itu," jelas pria itu sembari menangis pilu, berharap ucapannya dapat meluluhkan hati Leon.
"Bagaimana Roger?" tanya Leon kepada asistennya itu.
"Ini Tuan." Asisten Leon menyerahkan sebuah berkas hasil penyelidikannya kepada Leon.
...Leon meraih berkas itu, lalu membukanya dan membacanya secara teliti, beberapa saat kemudian setelah membaca, Leon meremas kuat-kuat kertas hasil penyelidikan itu dengan nafas memburu marah menatap ke arah pria itu....
...Bagaimana tidak? Pria itu bukan hanya melakukan penipuan berubah uang, akan tetapi ia juga mengunakan posisinya sebagai direktur sekolah melakukan p3l3cehan dan pemerkaosan terhadap anak-anak di bawa umur....
"Roger, ambilkan semua alat penyiksaan untukku," perintah Leon.
...Roger mengangguk paham berbalik melangkah pergi menuju tempat dimana alat-alat penyiksaan disimpang. Pria itu terus berteriak histeris memohon meminta ampun kepada Leon, akan tetapi Leon tidak menghiraukannya dan langsung melakukan eksekusi. Dimana kuku jari tangan dan kakinya di cabut dalam keadaan sadar hingga tuntas, lidahnya di potong, dan alat tempur miliknya pun tak lolos dari Leon....
"Tuan, sepertinya di sudah mati," ucap Roger menatap pria itu yang tak lagi bergerak.
"Hah..." Leon menghela nafas berat membuang tang yang ia gunakan untuk melakukan penyiksaan ke sembarang tempat."Bersihkan semua ini, lalu kita kembali ke perusahaan," perintahnya sambil berjalan pergi menuju ruangan kerjanya.
...Di dalam ruang kerja, Leon melepaskan semua setelan kerjanya yang dipenuhi bercak darah satu persatu hingga polos, kemudian ia pun melangkah masuk ke dalam kamar mandi membersihkan diri, sambil membayangkan nasibnya yang kini sangat susah untuk jatuh cinta kembali dan menikah....
...Pengkhianatan di masa lalu bagaikan tersambar petir dengan tekanan tinggi menghantam dada Leon, sehingga sampai saat ini pengkhianatan itu masih terasa begitu nyata saat ia memejamkan mata dan mengingat kembali semuanya....
"Hah..." Leon menghela nafas berat mengusap wajahnya dengan kasar menatap nanar dinding kamar mandi."Aku butuh minum," gumamnya.
*
*
*
...(Di perusahaan keluarga Amores)...
"Kalau begitu saya pamit Nyonya," ujar Leticia tersenyum, lalu bangkit dari duduknya.
"Hati-hati di jalan sayang, dan jangan panggil aku Nyonya, panggil saja Mama, dan ini." Nyonya Silvia mengeluarkan ponselnya, lalu menyodorkannya ke arah Leticia."Simpan nomor Mama, agar nanti kamu butuh bantuan untuk mendekati Leon, telfon saja Mama."
"Siap Nyonya, eh, maksudku Mama." Leticia buru-buru mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, lalu menyimpan nomor ponsel Nyonya Silvia."Kalau begitu saya pamit dulu, Ma, Pa, bye."
"Bye sayang, hati-hati dijalan," balas Nyonya Silvia tersenyum hangat.
...Leticia segera pergi meninggalkan ruangan itu dengan hati bahagia tak karuan, kini ia sudah mendapatkan dukungan langsung dari ibu sambung Leon, dan itu artinya, Leon tidak memiliki kesempatan lagi untuk menolak dirinya....
...Sambil tersenyum bahagia, Leticia berjalan menelusuri lorong perusahaan menuju pintu, dan......
"Yey!" seru Leticia tanpa sadar melompat kegirangan, membuat para karyawan yang sedang ketakutan menatapnya dengan tatapan aneh."Maaf." gumam Leticia tersadar dan menunduk malu.
(Bersambung)
